29 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40779

Jaktim dan Bekasi Kerap Terjadi Kasus Penodongan

Jakarta, Aktual.co — Kasus kejahatan penjambretan di jalanan tidak kalah mengkhawatirkannya dengan kasus penodongan yang kerap memakan korban di sejumlah wilayah di Jakarta. Dalam hukum pidana, penodongan ini termasuk ke dalam pencurian dengan kekerasan (Pasal 365 KUHP).
Berdasarkan data Polda Metro Jaya sepanjang Januari-November 2014 ini, kasus penodongan yang terjadi mencapai 279 kasus. Dari angka tersebut, berhasil diselesaikan sebanyak 211 kasus.
Untuk kasus penodongan di wilayah Jakarta Timur merupakan lokasi yang paling rawan. Selama 2014 ini, tercatat ada 49 kasus dan dapat diselesaikan 28 kasus di antaranya.
Disusul oleh Kabupaten Bekasi dengan angka 39 kasus dan 24 di antaranya bisa diselesaikan. Di Jakarta Utara, 38 kasus penodongan selama 2014 dan yang terselesaikan 89 kasus, karena digabung dengan kasus tahun sebelumnya.
“Penyelesaian kasus yang lebih tinggi itu adalah yang tertangkap tangan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto, Jumat (12/12).
Tak hanya disitu, selian di wilayah Bekasi dan Jakarta, di kabupaten Tangerang tercatat ada 34 kasus penodongan dan 7 di antaranya sudah diungkap. Di Jakarta Pusat, kasus penodongan mencapai 33 kasus dan 28 kasus di antaranya terselesaikan.
Sementara di wilayah Jakarta Selatan tercatat 29 kasus dan 19 kasus di antaranya diselesaikan. Di Kota Bekasi, ada 20 kasus penodongan dan baru 5 kasus terungkap.
Sementara jenis kasus perampokan tahun 2014 mencapai 82 kasus dan sudah terselesaikan 40 kasus di antaranya. Lokasi yang paling rawan perampokan yakni Kabupaten Tangerang sebanyak 19 kasus.
Kemudian di Jakarta Selatan sebanyak 16 kasus, sedangkan di Jakarta Timur sebanyak 15 kasus. Di Depok, 8 kasus perampokan terjadi sepanjang 2014 ini, sementara di Kabupaten Bekasi hanya selisih satu kasus yakni 7 kasus saja.
Di Jakarta Barat juga sudah tercatat ada 7 kasus perampokan, sementara di Tangerang Kota ada 5 kasus perampokan. Di Kota Bekasi tercatat ada 3 kasus perampokan.
“Sementara untuk kasus jenis pembajakan selama 2014 tidak ada sama sekali,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Busyro: Status Boediono Cuma Satu Langkah Lagi

Jakarta, Aktual.co — Komisi Pemberantasan Korupsi tinggal menunggu satu langka lagi, untuk menetapkan tersangka terhadap mantan Wakil Presiden Boediono dalam kasus Bank Century.
Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas mengatakan, tahap baru penanganan kasus Century tinggal satu langkah lagi. Begitu putusan vonis pengadilan bagi terdakwa Budi Mulya, sudah berkekuatan hukum tetap, KPK segera menelaah berkasnya.
“Cuma satu langkah lagi, tapi sekarang bergatung pada (putusan) pengadilan,” kata Busyro, Kamis (11/12).
Busyro tidak menjawab tegas ketika ditanyakan kemungkinan Boediono menjadi tersangka baru. “Bisa jadi pak Boediono, atau yang lain, jadi memang belum (ada kepastian).”
Kemungkinan itu ada karena KPK akan menelaah semua nama-nama yang muncul di berkas putusan Budi Mulya jika sudah berkekuatan hukum tetap. 
Menurut Busyro, semua nama-nama yang disebut berkaitan dengan kasus Century dalam berkas putusan itu bisa dijerat dengan pasal penyertaan. Maksud dia ialah pelanggaran sebagaimana disebut di pasal 55 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). 
Sebelumnya, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta memperberat hukuman mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia bidang Pengelolaan Moneter dan Devisa, Budi Mulya dari 10 tahun menjadi 12 tahun.
Keputusan itu merupakan vonis atas pengajuan banding Perkara Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) kepada Bank Century dan penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik dengan tersangka Budi Mulya. Vonis itu dibacakan oleh Majelis Hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta pada 3 Desember 2014.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Munafik Diazab Berat, Kiat Terhindar dari ‘Orang Bermuka Dua’ di Kantor

Jakarta, Aktual.co — Anda mungkin pernah bertemu atau berteman dengan ‘orang bermuka dua’ (orang munafik, red)?. Atau lingkungan kerja Anda terdapat karyawan yang memiliki sifat negatif tersebut.  Ya, bermuka dua yang kami maksud disini adalah, orang yang bertutur kata manis di depan Anda, namun menjelek-jelekkan Anda di belakang. Terkadang, mereka (orang bermuka dua) sering bicara aib Anda kepada atasan.  

‘Bermuka dua’ merupakan salah satu sifat buruk yang dibenci oleh Allah SWT dan dimasukkan ke dalam golongan munafik. Sabda Rasulullah SAW, ”Kalian pasti akan bertemu dengan orang-orang yang paling Allah benci, yaitu mereka yang ‘bermuka dua’.” Di satu kesempatan, mereka memperlihatkan satu sisi muka, namun di kala yang lain, mereka memperlihatkan muka yang lain pula,” (HR. Bukhari-Muslim).

Dalam hadis lain, riwayat Imam Abu Dawud dan Muslim, lebih jelas lagi Rasulullah SAW menyatakan, ”Seburuk-buruk manusia adalah yang ‘bermuka dua’. Datang di satu kesempatan dengan ‘satu muka’, dan pada lain kesempatan datang dengan muka yang lain,”

Dua hadis di atas menyampaikan beberapa pesan penting kepada kita. Pertama, kita dilarang menjadi pribadi-pribadi munafik (hipokrit). Pribadi-pribadi yang memperlihatkan ‘satu muka’ di satu kesempatan dan muka yang lain di kesempatan yang berbeda. Artinya, kita dituntut untuk konsisten dalam kebenaran yang sudah diyakini, dengan kesesuaian antara iman dan amal, antara praktek dan perkataan.

Allah SWT berfirman, ”Di antara manusia ada yang mengatakan bahwa mereka beriman, namun sesungguhnya mereka tidak beriman. Mereka mencoba menipu Allah dan orang-orang beriman, tapi sayang, sebetulnya mereka telah menipu diri mereka sendiri,” (QS. al-Baqarah: 8-9).

Orang munafik pada tataran ini memperlihatkan sikap dan sifat yang mendua. Dalam ayat yang lain, Allah SWT membeberkan lagi apa-apa yang telah mereka perbuat, ”Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali,” (QS. an-Nisa’: 142).

Allah SWT sangat membenci orang munafik, karena mereka memperlihatkan sifat dan sikap mendua, antara iman atau tidak. Maka, sudah sewajibnya, seorang beriman dapat menyatukan juga antara iman dan amal, tidak bertolak belakang, apalagi berlawanan arah. Semoga kita tidak menjadi orang-orang yang bermuka dua. Wallahu a’lam.

(Sumber: Islam Pos).

Artikel ini ditulis oleh:

Busyro: Status Boediono Cuma Satu Langkah Lagi

Jakarta, Aktual.co — Komisi Pemberantasan Korupsi tinggal menunggu satu langka lagi, untuk menetapkan tersangka terhadap mantan Wakil Presiden Boediono dalam kasus Bank Century.
Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas mengatakan, tahap baru penanganan kasus Century tinggal satu langkah lagi. Begitu putusan vonis pengadilan bagi terdakwa Budi Mulya, sudah berkekuatan hukum tetap, KPK segera menelaah berkasnya.
“Cuma satu langkah lagi, tapi sekarang bergatung pada (putusan) pengadilan,” kata Busyro, Kamis (11/12).
Busyro tidak menjawab tegas ketika ditanyakan kemungkinan Boediono menjadi tersangka baru. “Bisa jadi pak Boediono, atau yang lain, jadi memang belum (ada kepastian).”
Kemungkinan itu ada karena KPK akan menelaah semua nama-nama yang muncul di berkas putusan Budi Mulya jika sudah berkekuatan hukum tetap. 
Menurut Busyro, semua nama-nama yang disebut berkaitan dengan kasus Century dalam berkas putusan itu bisa dijerat dengan pasal penyertaan. Maksud dia ialah pelanggaran sebagaimana disebut di pasal 55 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). 
Sebelumnya, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta memperberat hukuman mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia bidang Pengelolaan Moneter dan Devisa, Budi Mulya dari 10 tahun menjadi 12 tahun.
Keputusan itu merupakan vonis atas pengajuan banding Perkara Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) kepada Bank Century dan penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik dengan tersangka Budi Mulya. Vonis itu dibacakan oleh Majelis Hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta pada 3 Desember 2014.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Munafik Diazab Berat, Kiat Terhindar dari ‘Orang Bermuka Dua’ di Kantor

Jakarta, Aktual.co — Anda mungkin pernah bertemu atau berteman dengan ‘orang bermuka dua’ (orang munafik, red)?. Atau lingkungan kerja Anda terdapat karyawan yang memiliki sifat negatif tersebut.  Ya, bermuka dua yang kami maksud disini adalah, orang yang bertutur kata manis di depan Anda, namun menjelek-jelekkan Anda di belakang. Terkadang, mereka (orang bermuka dua) sering bicara aib Anda kepada atasan.  

‘Bermuka dua’ merupakan salah satu sifat buruk yang dibenci oleh Allah SWT dan dimasukkan ke dalam golongan munafik. Sabda Rasulullah SAW, ”Kalian pasti akan bertemu dengan orang-orang yang paling Allah benci, yaitu mereka yang ‘bermuka dua’.” Di satu kesempatan, mereka memperlihatkan satu sisi muka, namun di kala yang lain, mereka memperlihatkan muka yang lain pula,” (HR. Bukhari-Muslim).

Dalam hadis lain, riwayat Imam Abu Dawud dan Muslim, lebih jelas lagi Rasulullah SAW menyatakan, ”Seburuk-buruk manusia adalah yang ‘bermuka dua’. Datang di satu kesempatan dengan ‘satu muka’, dan pada lain kesempatan datang dengan muka yang lain,”

Dua hadis di atas menyampaikan beberapa pesan penting kepada kita. Pertama, kita dilarang menjadi pribadi-pribadi munafik (hipokrit). Pribadi-pribadi yang memperlihatkan ‘satu muka’ di satu kesempatan dan muka yang lain di kesempatan yang berbeda. Artinya, kita dituntut untuk konsisten dalam kebenaran yang sudah diyakini, dengan kesesuaian antara iman dan amal, antara praktek dan perkataan.

Allah SWT berfirman, ”Di antara manusia ada yang mengatakan bahwa mereka beriman, namun sesungguhnya mereka tidak beriman. Mereka mencoba menipu Allah dan orang-orang beriman, tapi sayang, sebetulnya mereka telah menipu diri mereka sendiri,” (QS. al-Baqarah: 8-9).

Orang munafik pada tataran ini memperlihatkan sikap dan sifat yang mendua. Dalam ayat yang lain, Allah SWT membeberkan lagi apa-apa yang telah mereka perbuat, ”Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali,” (QS. an-Nisa’: 142).

Allah SWT sangat membenci orang munafik, karena mereka memperlihatkan sifat dan sikap mendua, antara iman atau tidak. Maka, sudah sewajibnya, seorang beriman dapat menyatukan juga antara iman dan amal, tidak bertolak belakang, apalagi berlawanan arah. Semoga kita tidak menjadi orang-orang yang bermuka dua. Wallahu a’lam.

(Sumber: Islam Pos).

Artikel ini ditulis oleh:

Redaktur Senior Aktual Jabat Ketua Organisasi Pers ASEAN

Jakarta, Aktual.co — Mantan Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Eko Maryadi, terpilih menjadi Ketua Southeast Asian Press Alliance (SEAPA) atau organisasi pers Asia Tenggara dalam pemilihan yang berlangsung di Bangkok, Thailand, Rabu (10/12), kemarin.
“SEAPA sebagai jaringan organisasi jurnalis harus siap memenuhi segala tantangan yang muncul karena perubahan di negara ASEAN. Termasuk membangun kapasitas anggota SEAPA dalam menanggapi penerapan komunitas ekonomi ASEAN tahun 2015 mendatang,” kata Eko Item yang juga menjabat redaktur senior Aktual Network ini.
Kata Item, Asia Tenggara menjelma jadi masyarakat ekonomi regional baru pada awal tahun 2015 mendatang. 
Jadi, lanjutnya, integrasi ekonomi akan menumbuhkan isu-isu baru di negara-negara ASEAN yang tentu saja mensyaratkan pula adanya liputan jurnalistik yang kritis dari masing-masing negara tersebut secara keseluruhan.
Selain itu, Eko juga melihat praktik-praktik politik yang terjadi di negara ASEAN, pada tahun ini, seperti kantong campur-aduk antara kemajuan dan kemunduran.
Pascapemilihan umum Indonesia dan kudeta militer Thailand, terjadi perubahan besar dalam lanskap politik ASEAN. 
“Ini memberi kita harapan, bagi beberapa negara, sekaligus keprihatinan yang mendalam bagi negara-negara lainnya,” kata Eko dalam siaran pers yang diterima redaksi, Jum’at (12/12).
Namun, sambungnya, di negara-negara lainnya, arena politik tetap tak berubah, ada atau tidak ada pemilihan umum.
“Kami sungguh-sungguh prihatin dengan apa yang menimpa kawan-kawan kami di Thailand, khususnya,” paparnya mengingat peristiwa 22 Mei dengan adanya pengerahan junta militer.
Nah, dengan demikian kerja SEAPA untuk kebebasan media dan demi mengakhiri impunitas belum juga mengubah apapun.
“Karenanya, kita harus bekerja sangat keras, menggandeng masyarakat ASEAN lainnya untuk mewujud-nyatakan visi ini,” demikian Eko.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain