26 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40908

Menko Sofyan Djalil Kaji Proyek Giant Sea Wall

Jakarta, Aktual.co — Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan pemerintah akan membentuk tim untuk mengkaji kembali proyek infrastruktur tanggul laut raksasa (giant sea wall) yang berlokasi di pantai utara Jakarta.

“‘Giant Sea Wall’ bukan harga mati, nanti kita libatkan ahli yang mengerti betul, bahwa proyek yang dibangun akan ‘sustainable’. Jangan baik hanya untuk 20 tahun, tapi tidak untuk seterusnya,” katanya di Jakarta, ditulis Rabu (10/12).

Menurutnya, proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) ini masih merupakan rencana yang mentah dan hanya fokus pada pembangunan di kawasan hilir, serta belum menyentuh permasalahan di sektor hulu.

Untuk itu, hal yang penting diupayakan adalah melakukan pembenahan di sektor hulu yaitu dengan membangun daerah resapan air berkapasitas besar, menghijaukan kawasan perbukitan, membenahi daerah aliran sungai dan membangun tanggul penyangga.

“‘Giant Sea Wall’ itu penyelesaian hilir, tapi hulu tengah kanan dan kiri, kan belum. Kami akan membentuk tim untuk melakukan review, agar bisa dilaporkan kepada Presiden dalam waktu dua bulan. Review tidak lama, yang penting tim bekerja menyiapkan kajian,” kata Sofyan.

Menteri Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi M Nasir juga mengungkapkan adanya pembentukan tim untuk mengkaji kelanjutan proyek ini, terutama agar terjadi pembangunan tanggul laut raksasa yang terintegrasi mulai dari kawasan hulu hingga hilir.

Kementerian maupun instansi yang dilibatkan dalam tim antara lain Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Keuangan, Bappenas, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Provinsi Banten.

“Dalam kaitannya melanjutkan, proyek ini ada kajiannya, tim mulai mengurusi dari masalah daerah aliran sungai, pelabuhan, sampai ke bagaimana masalah ‘giant sea wall’ ini bisa ditangani secara lebih terintegrasi,” ujar M Nasir.

Ia mengatakan untuk menangani masalah banjir di DKI Jakarta, solusinya tidak hanya membangun tanggul raksasa, namun segala aspek teknis dan non teknis harus diperhatikan, meskipun dana yang dibutuhkan mencapai Rp340 triliun.

Rapat tersebut ikut dihadiri oleh Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi M Nasir, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heriyawan dan Plt Gubernur Banten Rano Karno.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Menko Sofyan Djalil Kaji Proyek Giant Sea Wall

Jakarta, Aktual.co — Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan pemerintah akan membentuk tim untuk mengkaji kembali proyek infrastruktur tanggul laut raksasa (giant sea wall) yang berlokasi di pantai utara Jakarta.

“‘Giant Sea Wall’ bukan harga mati, nanti kita libatkan ahli yang mengerti betul, bahwa proyek yang dibangun akan ‘sustainable’. Jangan baik hanya untuk 20 tahun, tapi tidak untuk seterusnya,” katanya di Jakarta, ditulis Rabu (10/12).

Menurutnya, proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) ini masih merupakan rencana yang mentah dan hanya fokus pada pembangunan di kawasan hilir, serta belum menyentuh permasalahan di sektor hulu.

Untuk itu, hal yang penting diupayakan adalah melakukan pembenahan di sektor hulu yaitu dengan membangun daerah resapan air berkapasitas besar, menghijaukan kawasan perbukitan, membenahi daerah aliran sungai dan membangun tanggul penyangga.

“‘Giant Sea Wall’ itu penyelesaian hilir, tapi hulu tengah kanan dan kiri, kan belum. Kami akan membentuk tim untuk melakukan review, agar bisa dilaporkan kepada Presiden dalam waktu dua bulan. Review tidak lama, yang penting tim bekerja menyiapkan kajian,” kata Sofyan.

Menteri Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi M Nasir juga mengungkapkan adanya pembentukan tim untuk mengkaji kelanjutan proyek ini, terutama agar terjadi pembangunan tanggul laut raksasa yang terintegrasi mulai dari kawasan hulu hingga hilir.

Kementerian maupun instansi yang dilibatkan dalam tim antara lain Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Keuangan, Bappenas, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Provinsi Banten.

“Dalam kaitannya melanjutkan, proyek ini ada kajiannya, tim mulai mengurusi dari masalah daerah aliran sungai, pelabuhan, sampai ke bagaimana masalah ‘giant sea wall’ ini bisa ditangani secara lebih terintegrasi,” ujar M Nasir.

Ia mengatakan untuk menangani masalah banjir di DKI Jakarta, solusinya tidak hanya membangun tanggul raksasa, namun segala aspek teknis dan non teknis harus diperhatikan, meskipun dana yang dibutuhkan mencapai Rp340 triliun.

Rapat tersebut ikut dihadiri oleh Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi M Nasir, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heriyawan dan Plt Gubernur Banten Rano Karno.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Kebut Bahas RAPBD, KMP-KIH di DPRD DKI ‘Berdamai’

Jakarta, Aktual.co — Wakil Ketua DPRD DKI, M Taufik mengatakan, DPRD DKI Jakarta akan kebut pembahasan APBD 2015 yang saat ini tengah digodok di Badan Musyawarah.
Menurutnya adanya libur bersama menjelang Natal pada 24-27 Desember dan reses, mempengaruhi lambannya pembahasan RAPBD 2015. Namun, dia memastikan, pembahasan rampung pada 29 Desember.
Agar pembahasan APBD DKI 2015 tidak semakin terlambat, Taufik memastikan fraksi-fraksi Koalisi Merah Putih (KMP) DKI dan fraksi-fraksi Koalisi Indonesia Hebat (KIH) di DPRD DKI akan berdamai. 
Dia mencontohkan dengan rapat Bamus yang  berlangsung hari ini, di mana masing-masing kubu fokus membahas KUA-PPAS.
“Selama untuk kepentingan masyarakat, ya saya kira, kita mesti bersatu,kan Bamus juga anggotanya dari KIH dan KMP,” ujarnya, di DPRD DKI, Selasa (9/12).
Sementara kepastian pengesahan RAPBD, ketua DPD Gerindra Jakarta ini enggan mempersoalkannya, lantaran cuma masalah teknis. 
“Nanti eksekutif nyusun kode rekening. Tapi, kegiatan DPRD selesai pembahasannya selesai,” kata Taufik usai memimpin rapat pertama Bamus bersama eksekutif, di Gedung DPRD,Jakarta Pusat,Selasa (9/12)
Taufik menegaskan, DPRD memperketat jadwal sidang agar RAPBD segera selesai bukan karena beredarnya Surat Edaran (SE) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) No. 903/6865/SJ tertanggal 24 November lalu mengenai percepatan penyelesaian rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang APBD 2015. 
“Bukan karena itu, tapi memang karena waktunya, karena memang harus segera kita selesaikan. Makanya, kerjanya memang marathon sampai malam, waktu reses itu 12-19 Desember. Jadi pada tanggal itu, tidak boleh kerja sampai malam, karena waktu itu waktu reses, dewan kerja di luar kantor. Selebihnya, kerjanya bisa sampai malam,” papar ketua presidium KMP ini.
Dalam surat edaran tersebut disebutkan, DPRD dan kepala daerah harus menyetujui bersama Raperda tentang APBD sebelum dimulainya taun anggaran (TA) tiap tahun. Jika tidak, dikenakan sanksi administratif, seperti tidak dibayarkan hak-hak keuangan selama enam bulan sebagaimana Pasal 312 ayat (2) UU No. 23/2014.

Artikel ini ditulis oleh:

Kebut Bahas RAPBD, KMP-KIH di DPRD DKI ‘Berdamai’

Jakarta, Aktual.co — Wakil Ketua DPRD DKI, M Taufik mengatakan, DPRD DKI Jakarta akan kebut pembahasan APBD 2015 yang saat ini tengah digodok di Badan Musyawarah.
Menurutnya adanya libur bersama menjelang Natal pada 24-27 Desember dan reses, mempengaruhi lambannya pembahasan RAPBD 2015. Namun, dia memastikan, pembahasan rampung pada 29 Desember.
Agar pembahasan APBD DKI 2015 tidak semakin terlambat, Taufik memastikan fraksi-fraksi Koalisi Merah Putih (KMP) DKI dan fraksi-fraksi Koalisi Indonesia Hebat (KIH) di DPRD DKI akan berdamai. 
Dia mencontohkan dengan rapat Bamus yang  berlangsung hari ini, di mana masing-masing kubu fokus membahas KUA-PPAS.
“Selama untuk kepentingan masyarakat, ya saya kira, kita mesti bersatu,kan Bamus juga anggotanya dari KIH dan KMP,” ujarnya, di DPRD DKI, Selasa (9/12).
Sementara kepastian pengesahan RAPBD, ketua DPD Gerindra Jakarta ini enggan mempersoalkannya, lantaran cuma masalah teknis. 
“Nanti eksekutif nyusun kode rekening. Tapi, kegiatan DPRD selesai pembahasannya selesai,” kata Taufik usai memimpin rapat pertama Bamus bersama eksekutif, di Gedung DPRD,Jakarta Pusat,Selasa (9/12)
Taufik menegaskan, DPRD memperketat jadwal sidang agar RAPBD segera selesai bukan karena beredarnya Surat Edaran (SE) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) No. 903/6865/SJ tertanggal 24 November lalu mengenai percepatan penyelesaian rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang APBD 2015. 
“Bukan karena itu, tapi memang karena waktunya, karena memang harus segera kita selesaikan. Makanya, kerjanya memang marathon sampai malam, waktu reses itu 12-19 Desember. Jadi pada tanggal itu, tidak boleh kerja sampai malam, karena waktu itu waktu reses, dewan kerja di luar kantor. Selebihnya, kerjanya bisa sampai malam,” papar ketua presidium KMP ini.
Dalam surat edaran tersebut disebutkan, DPRD dan kepala daerah harus menyetujui bersama Raperda tentang APBD sebelum dimulainya taun anggaran (TA) tiap tahun. Jika tidak, dikenakan sanksi administratif, seperti tidak dibayarkan hak-hak keuangan selama enam bulan sebagaimana Pasal 312 ayat (2) UU No. 23/2014.

Artikel ini ditulis oleh:

Semalam, Demo Aliansi Mahasiswa UI Sempat Diwarnai Ricuh

Jakarta, Aktual.co —Aksi yang digelar Aliansi Mahasiswa Universitas Indonesia, Selasa malam (9/12) kemarin tepat di hari Anti Korupsi Sedunia, mendapat pengawalan ketat kepolisian. Yakni dari Polsek Jagakarsa, Jakarta Selatan dan Polsek Beji, Depok. 
Dalam aksi yang diikuti 30 puluh mahasiswa itu, mereka menuntut penurunan harga BBM bersubsidi; pemberantasan koruptor dan mafia migas; dan pencopotan Jenderal Sutarman dari jabatannya sebagai Kapolri.
Dimulai pukul 17:15 WIB, aksi sempat akan dibubarkan kepolisian saat para mahasiswa berjaket almamater kuning itu mencoba membakar ban dan memblokade Jalan Raya Lenteng Agung. Suasana sempat ricuh. Namun aksi akhirnya tetap bisa berlanjut hingga pukul 20:00 WIB.
Dalam orasinya, Aliansi Mahasiswa UI menyatakan kebijakan penaikan BBM bersubsidi merupakan bukti bahwa rezim Joko Widodo – Jusuf Kalla telah mendzalimi rakyat. Karena menyebabkan kenaikan harga pangan, biaya transportasi publik dan lain-lain. Menurut mereka, kebijakan itu tidak tepat.
Ketimbang menaikkan BBM bersubsidi, masih banyak solusi lain yang bisa dilakukan pemerintah. Seperti memberantas mafia migas, menangkap koruptor yang menyebabkan kobocoran APBN, menaikkan pajak di sektor industri besar, dan nasionalisasi aset strategis Indonesia. 
Selain itu, penaikan harga BBM di kala turunnya harga minyak dunia adalah bukti bagaimana rezim Jokowi – Jusuf Kala melanggar UU APBN 2014.
Tuntutan Aliansi mahasiswa UI agar Kapolri Sutarman mundur juga dilontarkan terkait tindakan kekerasan yang diperlihatkan aparat kepolisian dalam menghadapi protes kenaikan BBM. Seperti terbunuhnya Muhamad Arif di Makassar dan ditangkapnya 8 orang mahasiswa di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta. 

Artikel ini ditulis oleh:

Semalam, Demo Aliansi Mahasiswa UI Sempat Diwarnai Ricuh

Jakarta, Aktual.co —Aksi yang digelar Aliansi Mahasiswa Universitas Indonesia, Selasa malam (9/12) kemarin tepat di hari Anti Korupsi Sedunia, mendapat pengawalan ketat kepolisian. Yakni dari Polsek Jagakarsa, Jakarta Selatan dan Polsek Beji, Depok. 
Dalam aksi yang diikuti 30 puluh mahasiswa itu, mereka menuntut penurunan harga BBM bersubsidi; pemberantasan koruptor dan mafia migas; dan pencopotan Jenderal Sutarman dari jabatannya sebagai Kapolri.
Dimulai pukul 17:15 WIB, aksi sempat akan dibubarkan kepolisian saat para mahasiswa berjaket almamater kuning itu mencoba membakar ban dan memblokade Jalan Raya Lenteng Agung. Suasana sempat ricuh. Namun aksi akhirnya tetap bisa berlanjut hingga pukul 20:00 WIB.
Dalam orasinya, Aliansi Mahasiswa UI menyatakan kebijakan penaikan BBM bersubsidi merupakan bukti bahwa rezim Joko Widodo – Jusuf Kalla telah mendzalimi rakyat. Karena menyebabkan kenaikan harga pangan, biaya transportasi publik dan lain-lain. Menurut mereka, kebijakan itu tidak tepat.
Ketimbang menaikkan BBM bersubsidi, masih banyak solusi lain yang bisa dilakukan pemerintah. Seperti memberantas mafia migas, menangkap koruptor yang menyebabkan kobocoran APBN, menaikkan pajak di sektor industri besar, dan nasionalisasi aset strategis Indonesia. 
Selain itu, penaikan harga BBM di kala turunnya harga minyak dunia adalah bukti bagaimana rezim Jokowi – Jusuf Kala melanggar UU APBN 2014.
Tuntutan Aliansi mahasiswa UI agar Kapolri Sutarman mundur juga dilontarkan terkait tindakan kekerasan yang diperlihatkan aparat kepolisian dalam menghadapi protes kenaikan BBM. Seperti terbunuhnya Muhamad Arif di Makassar dan ditangkapnya 8 orang mahasiswa di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta. 

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain