1 Januari 2026
Beranda blog Halaman 41046

Normalisasi Kali Sunter, Pemkot Jaktim Tertibkan 500 Rumah Warga

Jakarta, Aktual.co —Sekitar 500 rumah warga di bantaran Kali Sunter di Jalan Inspeksi RW 1 dan RW 3 Kelurahan Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (8/12) ditertibkan. Penggusuran tersebut melibatkan aparat gabungan dari TNI, Polda, Brimob, dan Satuan Polisi Pamong Praja.
“Ini sebagai tindak lanjut dari sebelumnya, kami juga sudah memperingatkan warga,” ujar Camat Pulogadung Teguh Hendarwan di Jakarta, Senin (8/12).
Teguh membeberkan, bahwa pihaknya mengerahkan dua alat berat guna merobohkan bangunan yang terbentangsepanjang 1,2 kilometer.
“Kita gunakan 2 alat berat, Coba bayangkan, bisa sampai segitu,”imbuhnya.
Untuk di ketahui, rencananya pembongkaran tersebut adalah rangkaian normalisasi kali yang akan di fungsikan sebagai jalan dan saluran kali Sunter.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Incar Turis, Pulau Nusa Lembongan Tawarkan Resort Menawan

Jakarta, Aktual.co — Nusa Lembongan hanyalah sebuah pulau kecil yang terletak di sebelah tenggara Pulau Bali, yang secara administratif pemerintahan masuk wilayah Kabupaten Klungkung bersama dua pulau kecil lainnya, Nusa Ceningan dan Nusa Penida.

Pulau tandus dengan struktur pantai karang berpasir putih itu, dihuni sekitar 4.000 jiwa. Mata pencaharian utama penduduk setempat adalah petani rumput laut dan pariwisata. Perkembangan pariwisata di pulau dengan panjang 4,6 kilometer dan lebar 1-1,5 km itu sangat menjanjikan.

Wisatawan mancanegara terus mengalir ke pulau itu jika sudah jenuh menikmati eksotik wisata di Pulau Bali. Pulau yang letaknya sekitar 11 kilometer tenggara Bali itu, dapat dicapai dengan perahu cepat hanya dalam tempo 30 menit setelah “berperang” melawan ganasnya Selat Badung.

Sekitar 30 wartawan dari Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur sempat merasakan derasnya arus dan gempuran ombak di Selat Badung dari Pantai Sanur menuju Nusa Lembongan untuk mengikuti pelatihan wartawan yang diselenggarakan Bank Indonesia dari 5 – 7 Desember 2014.

Saat mendarat di pantai Nusa Lembongan, kisah pertama yang muncul dari para wartawan adalah soal ketangguhan kapal cepat menerjang dan menghantam alunan gelombang dalam kecepatan tinggi saat melintasi Selat Badung yang memisahkan Pulau Bali, Pulau Lembongan, Nusa Penida dan Nusa Ceningan.

Ada yang tertawa kegirangan, ada pula yang senyum memelas yang hanya menunjukkan bahwa semua rombongan tiba pulau tujuan dengan selamat. “Saya hampir mabuk laut sehingga memilih tidur meski hanya sekadar dengan menutup mata,” kata Aloysius Tani dari RRI Kupang, mengisahkan perjalanan laut selama 30 menit itu.

Ketika semua rombongan melangkah perlahan menuju “Batu Karang Resort” untuk beristirahat sambil menunggu acara pembukaan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III Bali Nusara Bali Benny Siswanto, sejumlah rombongan wartawan dari NTT memilih untuk berdiskusi tentang sosok Nusa Lembongan.

Sosok pantai Nusa Lembongan, tidak jauh beda dengan struktur pantai karang di Kota Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mereka sedikit tertegun ketika melihat sebuah resort indah dan menawan yang bernama “Batu Karang Resort” itu dibangun di atas ongokan batu karang.

Gugusan karang yang tidak berbentuk itu, seakan disulap oleh seorang investor dari Australia untuk membangun resort tersebut. Situasi inilah yang kemudian mendorong para wartawan dari NTT itu untuk berdiskusi sejenak mengenai sosok Nusa Lembongan.

“Mengapa pemerintahan kita (Kota Kupang) tidak sanggup menghadirkan para investor untuk mengelola pantai karang yang ada menjadi daerah tujuan wisata,” ujar Apolonia Mathilde Dhiu, wartawati dari Harian Pos Kupang.

“Pemerintah Kota Kupang perlu melakukan studi banding di Nusa Lembongan dalam hal penataan pariwisata, bagaimana memanfaatkan potensi yang ada menjadi daerah tujuan wisata yang menarik,” tambah Agus Baja dari sebuah radio swasta di Kupang dalam diskusi tersebut.

Dalam pandangan Nia, demikian Apolonia Mathilde Dhiu disapa, kehebatan pengelolaan pariwisata di Nusa Lembongan itu, karena adanya inovasi dan kreativitas dari pemerintah setempat dalam menata kawasan pantai untuk menjadikannya sebagai destinasi wisata yang menggoda setiap wisatawan.

Kupang yang tidak memiliki objek wisata dan hanya dijadikan sebagai tempat transit bagi wisatawan mancanegara untuk mengunjungi berbagai objek wisata yang ada di Pulau Flores, Sumba, Rote dan Alor, bisa memanfaatkan potensi pantai karang yang ada menjadi sebuah kawasan wisata.

“Mungkin dengan cara itu, wisatawan lebih lama bertahan di Kupang sebelum menikmati objek wisata lainnya yang tersebar di berbagai wilayah provinsi kepulauan ini,” ujar Ferdinan Talok dari Harian Timor Express Kupang.

Nusa Lembongan hanya terdiri dari dua desa yakni Desa Lembongan dan Desa Jungubatu. Desa Lembongan membawahi enam dusun dan 12 banjar adat, yang wilayahnya berada di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Keenam dusun yang menyokong Desa Lembongan tersebut adalah Dusun Kawan, Kaja, Kelod, Kangin, Ceningan Kawan dan Ceningan Kangin.

Desa Lembongan memiliki sejumlah objek wisata yang menarik wisatawan seperti pantai berpasir putih, goa alam dan buatan yang unik, tebing laut yang menantang, serta rawa-rawa yang penuh misteri.

Sejumlah pantai yang menggoda selera wisatawan di Desa Lembongan antara lain Pantai Tanjung Sanghyang, Dream Beach, Selagimpak, Selambung, Sunset Beach, Pemalikan, dan Lebaoh (pantai pusat rumput laut).

Objek wisata lainnya adalah Rumah Bawah Tanah (Underground House) Gala-gala, Goa Sarang Walet Batu Melawang, Art Shop Center Buanyaran, Rawa-rawa Pegadungan, dan lokasi romantis Kolong Pandan Sunset Park.

Bali memang dikenal sebagai salah satu pulau wisata terbaik di dunia sehingga wisatawan dunia menyebutnya “The Best Exotic Destination”. Karena itu berbagai tempat yang indah di Bali dikembangkan menjadi tempat wisata.

Salah satu area wisata baru yang kini mulai banyak dikenal adalah pesona keindahan Nusa Lembongan. Meski hanya sebuah pulau kecil, Nusa Lembongan mampu menyuguhkan berbagai macam fasilitas rekreasi. Di pulau yang hampir berhimpitan dengan Nusa Penida dan Nusa Ceningan itu, memiliki laut nan jernih sehingga menjadi arena mainan wisatawan.

Pulau itu sangat dikenal luas oleh para peselancar (surfer) dunia serta para penyelam, karena memiliki beraneka terumbu karang yang eksotik serta arena diving yang memikat.

Nusa Lembongan tidak hanya memiliki “Batu Karang Resort”, tetapi ada juga Lembongan Beach Club and Resort, Lembongan Sunset Coin, NusaBay By Lembongan, Lembongan Cliff Villas, Lembongan Island Beach Villas, Poh Manis Lembongan, Nunuks Lembongan Bongalows dan The Well House Lembongan Island.

Semua resort dan bungalow tersebut dibangun di atas onggokan karang yang merayap di sepanjang pantai pulau itu. Para investor yang bergerak di sektor pariwisata menjadi sangat tertarik untuk mengembangkan pulau tersebut sebagai salah satu alternatif untuk menampung wisatawan yang jenuh menikmati eksostik wisata di Pulau Bali.

“Seandainya onggokan-onggokan karang di sepanjang pantai Kota Kupang ini dikelola dengan baik, maka bukan tidak mungkin Kupang menjadi salah satu pilihan wisatawan untuk menikmati objek wisata pantai. Kini tinggal inovasi dan daya kreasi pemerintah daerah, bagaimana upaya untuk memajukan pariwisata di daerah ini,” ujar Nia dalam nada lembut saat hendak meninggalkan Nusa Lembongan menuju Sanur, Bali.

Artikel ini ditulis oleh:

Incar Turis, Pulau Nusa Lembongan Tawarkan Resort Menawan

Jakarta, Aktual.co — Nusa Lembongan hanyalah sebuah pulau kecil yang terletak di sebelah tenggara Pulau Bali, yang secara administratif pemerintahan masuk wilayah Kabupaten Klungkung bersama dua pulau kecil lainnya, Nusa Ceningan dan Nusa Penida.

Pulau tandus dengan struktur pantai karang berpasir putih itu, dihuni sekitar 4.000 jiwa. Mata pencaharian utama penduduk setempat adalah petani rumput laut dan pariwisata. Perkembangan pariwisata di pulau dengan panjang 4,6 kilometer dan lebar 1-1,5 km itu sangat menjanjikan.

Wisatawan mancanegara terus mengalir ke pulau itu jika sudah jenuh menikmati eksotik wisata di Pulau Bali. Pulau yang letaknya sekitar 11 kilometer tenggara Bali itu, dapat dicapai dengan perahu cepat hanya dalam tempo 30 menit setelah “berperang” melawan ganasnya Selat Badung.

Sekitar 30 wartawan dari Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur sempat merasakan derasnya arus dan gempuran ombak di Selat Badung dari Pantai Sanur menuju Nusa Lembongan untuk mengikuti pelatihan wartawan yang diselenggarakan Bank Indonesia dari 5 – 7 Desember 2014.

Saat mendarat di pantai Nusa Lembongan, kisah pertama yang muncul dari para wartawan adalah soal ketangguhan kapal cepat menerjang dan menghantam alunan gelombang dalam kecepatan tinggi saat melintasi Selat Badung yang memisahkan Pulau Bali, Pulau Lembongan, Nusa Penida dan Nusa Ceningan.

Ada yang tertawa kegirangan, ada pula yang senyum memelas yang hanya menunjukkan bahwa semua rombongan tiba pulau tujuan dengan selamat. “Saya hampir mabuk laut sehingga memilih tidur meski hanya sekadar dengan menutup mata,” kata Aloysius Tani dari RRI Kupang, mengisahkan perjalanan laut selama 30 menit itu.

Ketika semua rombongan melangkah perlahan menuju “Batu Karang Resort” untuk beristirahat sambil menunggu acara pembukaan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III Bali Nusara Bali Benny Siswanto, sejumlah rombongan wartawan dari NTT memilih untuk berdiskusi tentang sosok Nusa Lembongan.

Sosok pantai Nusa Lembongan, tidak jauh beda dengan struktur pantai karang di Kota Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mereka sedikit tertegun ketika melihat sebuah resort indah dan menawan yang bernama “Batu Karang Resort” itu dibangun di atas ongokan batu karang.

Gugusan karang yang tidak berbentuk itu, seakan disulap oleh seorang investor dari Australia untuk membangun resort tersebut. Situasi inilah yang kemudian mendorong para wartawan dari NTT itu untuk berdiskusi sejenak mengenai sosok Nusa Lembongan.

“Mengapa pemerintahan kita (Kota Kupang) tidak sanggup menghadirkan para investor untuk mengelola pantai karang yang ada menjadi daerah tujuan wisata,” ujar Apolonia Mathilde Dhiu, wartawati dari Harian Pos Kupang.

“Pemerintah Kota Kupang perlu melakukan studi banding di Nusa Lembongan dalam hal penataan pariwisata, bagaimana memanfaatkan potensi yang ada menjadi daerah tujuan wisata yang menarik,” tambah Agus Baja dari sebuah radio swasta di Kupang dalam diskusi tersebut.

Dalam pandangan Nia, demikian Apolonia Mathilde Dhiu disapa, kehebatan pengelolaan pariwisata di Nusa Lembongan itu, karena adanya inovasi dan kreativitas dari pemerintah setempat dalam menata kawasan pantai untuk menjadikannya sebagai destinasi wisata yang menggoda setiap wisatawan.

Kupang yang tidak memiliki objek wisata dan hanya dijadikan sebagai tempat transit bagi wisatawan mancanegara untuk mengunjungi berbagai objek wisata yang ada di Pulau Flores, Sumba, Rote dan Alor, bisa memanfaatkan potensi pantai karang yang ada menjadi sebuah kawasan wisata.

“Mungkin dengan cara itu, wisatawan lebih lama bertahan di Kupang sebelum menikmati objek wisata lainnya yang tersebar di berbagai wilayah provinsi kepulauan ini,” ujar Ferdinan Talok dari Harian Timor Express Kupang.

Nusa Lembongan hanya terdiri dari dua desa yakni Desa Lembongan dan Desa Jungubatu. Desa Lembongan membawahi enam dusun dan 12 banjar adat, yang wilayahnya berada di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Keenam dusun yang menyokong Desa Lembongan tersebut adalah Dusun Kawan, Kaja, Kelod, Kangin, Ceningan Kawan dan Ceningan Kangin.

Desa Lembongan memiliki sejumlah objek wisata yang menarik wisatawan seperti pantai berpasir putih, goa alam dan buatan yang unik, tebing laut yang menantang, serta rawa-rawa yang penuh misteri.

Sejumlah pantai yang menggoda selera wisatawan di Desa Lembongan antara lain Pantai Tanjung Sanghyang, Dream Beach, Selagimpak, Selambung, Sunset Beach, Pemalikan, dan Lebaoh (pantai pusat rumput laut).

Objek wisata lainnya adalah Rumah Bawah Tanah (Underground House) Gala-gala, Goa Sarang Walet Batu Melawang, Art Shop Center Buanyaran, Rawa-rawa Pegadungan, dan lokasi romantis Kolong Pandan Sunset Park.

Bali memang dikenal sebagai salah satu pulau wisata terbaik di dunia sehingga wisatawan dunia menyebutnya “The Best Exotic Destination”. Karena itu berbagai tempat yang indah di Bali dikembangkan menjadi tempat wisata.

Salah satu area wisata baru yang kini mulai banyak dikenal adalah pesona keindahan Nusa Lembongan. Meski hanya sebuah pulau kecil, Nusa Lembongan mampu menyuguhkan berbagai macam fasilitas rekreasi. Di pulau yang hampir berhimpitan dengan Nusa Penida dan Nusa Ceningan itu, memiliki laut nan jernih sehingga menjadi arena mainan wisatawan.

Pulau itu sangat dikenal luas oleh para peselancar (surfer) dunia serta para penyelam, karena memiliki beraneka terumbu karang yang eksotik serta arena diving yang memikat.

Nusa Lembongan tidak hanya memiliki “Batu Karang Resort”, tetapi ada juga Lembongan Beach Club and Resort, Lembongan Sunset Coin, NusaBay By Lembongan, Lembongan Cliff Villas, Lembongan Island Beach Villas, Poh Manis Lembongan, Nunuks Lembongan Bongalows dan The Well House Lembongan Island.

Semua resort dan bungalow tersebut dibangun di atas onggokan karang yang merayap di sepanjang pantai pulau itu. Para investor yang bergerak di sektor pariwisata menjadi sangat tertarik untuk mengembangkan pulau tersebut sebagai salah satu alternatif untuk menampung wisatawan yang jenuh menikmati eksostik wisata di Pulau Bali.

“Seandainya onggokan-onggokan karang di sepanjang pantai Kota Kupang ini dikelola dengan baik, maka bukan tidak mungkin Kupang menjadi salah satu pilihan wisatawan untuk menikmati objek wisata pantai. Kini tinggal inovasi dan daya kreasi pemerintah daerah, bagaimana upaya untuk memajukan pariwisata di daerah ini,” ujar Nia dalam nada lembut saat hendak meninggalkan Nusa Lembongan menuju Sanur, Bali.

Artikel ini ditulis oleh:

Wapres Wacanakan Pencekalan Penunggak Pajak

Jakarta, Aktual.co — Wakil Presiden Jusuf Kalla mewacanakan tindakan pencekalan terhadap para penunggak pajak sebagaimana telah diterapkan kepada sejumlah pihak yang diduga terlibat tindak pidana korupsi.
“Kalau para koruptor kita cekal, maka pembayar pajak yang melebihi waktu juga akan kita cekal,” katanya saat memberikan sambutan dalam Rapimnas Kadin Indonesia di Jakarta, Senin (8/12).
Menurut Jusuf Kalla, pengusaha yang tidak membayar pajak, bila dia “plesiran” ke luar negeri, uang yang digunakan untuk bepergian itu adalah uang rakyat.
Untuk itu, Wapres juga menegaskan agar para pengusaha di berbagai sektor untuk dapat menaati kewajiban pajak sesuai dengan aturan pemerintah agar ke depannya tidak sampai dicekal.
Sementara itu, Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengemukakan apresiasinya terhadap pemerintahan yang menargetkan peningkatan “tax ratio” dari 12 persen menjadi 16 persen.
Suryo Bambang Sulisto mengutarakan pendapatnya agar target peningkatan sektor pajak itu lebih diarahkan kepada ekstensifikasi wajib pajak daripada penambahan jumlah pajak baru.
Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo mengajak Komisi Pemberantasan Korupsi ikut mengawasi kebocoran pendapatan negara dari sektor pajak.
“Masih ada permasalahan di sektor pajak, kita ingin ke depan menggandeng KPK untuk upaya penerimaan perpajakan ini. Untuk jangka pendek kita ingin semacam ada tim gabungan dirjen keuangan, pajak. KPK untuk melihat kira-kira ke depan seperti apa,” kata Mardiasmo di gedung KPK Jakarta, Senin (1/12).
Mardiasmo yang saat ini juga menjadi pelaksana tugas Dirjen Pajak mengaku bahwa target penerimaan negara dari sektor pajak pada 2015 mencapai Rp600 triliun.
Salah satu bentuk kerja sama lain adalah dengan kajian terkait usulan KPK untuk menggabungkan pengadilan pajak dengan pengadilan tindak pidana korupsi. Selanjutnya adalah pembentukan tim gabungan Dirjen Pajak dan penegak hukum terkait perusahaan pengemplang pajak.
“Kalau disinyalir betul-betul ada harus kita atasi. Kita libas, kalau ada mafia pajak. Seperti yang IUP (izin usaha pertambangan) kemarin dari beberapa persen yang tidak punya NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), kita kejar,” tegas Mardiasmo.
Berdasarkan data KPK, dari 3.826 pemegang Izin Usaha Pertambangan, hampir 25 persen atau 724 pengusaha tidak punya NPWP bahkan pemegang IUP yang statusnya “clean and clear” tidak punya NPWP.

Artikel ini ditulis oleh:

Wapres Wacanakan Pencekalan Penunggak Pajak

Jakarta, Aktual.co — Wakil Presiden Jusuf Kalla mewacanakan tindakan pencekalan terhadap para penunggak pajak sebagaimana telah diterapkan kepada sejumlah pihak yang diduga terlibat tindak pidana korupsi.
“Kalau para koruptor kita cekal, maka pembayar pajak yang melebihi waktu juga akan kita cekal,” katanya saat memberikan sambutan dalam Rapimnas Kadin Indonesia di Jakarta, Senin (8/12).
Menurut Jusuf Kalla, pengusaha yang tidak membayar pajak, bila dia “plesiran” ke luar negeri, uang yang digunakan untuk bepergian itu adalah uang rakyat.
Untuk itu, Wapres juga menegaskan agar para pengusaha di berbagai sektor untuk dapat menaati kewajiban pajak sesuai dengan aturan pemerintah agar ke depannya tidak sampai dicekal.
Sementara itu, Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengemukakan apresiasinya terhadap pemerintahan yang menargetkan peningkatan “tax ratio” dari 12 persen menjadi 16 persen.
Suryo Bambang Sulisto mengutarakan pendapatnya agar target peningkatan sektor pajak itu lebih diarahkan kepada ekstensifikasi wajib pajak daripada penambahan jumlah pajak baru.
Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo mengajak Komisi Pemberantasan Korupsi ikut mengawasi kebocoran pendapatan negara dari sektor pajak.
“Masih ada permasalahan di sektor pajak, kita ingin ke depan menggandeng KPK untuk upaya penerimaan perpajakan ini. Untuk jangka pendek kita ingin semacam ada tim gabungan dirjen keuangan, pajak. KPK untuk melihat kira-kira ke depan seperti apa,” kata Mardiasmo di gedung KPK Jakarta, Senin (1/12).
Mardiasmo yang saat ini juga menjadi pelaksana tugas Dirjen Pajak mengaku bahwa target penerimaan negara dari sektor pajak pada 2015 mencapai Rp600 triliun.
Salah satu bentuk kerja sama lain adalah dengan kajian terkait usulan KPK untuk menggabungkan pengadilan pajak dengan pengadilan tindak pidana korupsi. Selanjutnya adalah pembentukan tim gabungan Dirjen Pajak dan penegak hukum terkait perusahaan pengemplang pajak.
“Kalau disinyalir betul-betul ada harus kita atasi. Kita libas, kalau ada mafia pajak. Seperti yang IUP (izin usaha pertambangan) kemarin dari beberapa persen yang tidak punya NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), kita kejar,” tegas Mardiasmo.
Berdasarkan data KPK, dari 3.826 pemegang Izin Usaha Pertambangan, hampir 25 persen atau 724 pengusaha tidak punya NPWP bahkan pemegang IUP yang statusnya “clean and clear” tidak punya NPWP.

Artikel ini ditulis oleh:

DPU DKI Alokasikan Rp 100 Milyar Untuk Jalan Rusak

Jakarta, Aktual.co —Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pemprov DKI terus melakukan perbaikan jalan rusak di Ibu Kota. Bahkan, sepanjang bulan Januari sampai Desember 2014 sisa jalan rusak hanya tersisa 289 titik dari 1.588 di lima wilayah DKI Jakarta.
Ketua Bidang Pemeliharaan Jalan dan Jembatan DPU DKI Juani Yusuf mengatakan, jalan rusak yang diperbaiki menggunakan beton yang dilapisi dengan aspal. Menurut dia, langkah pembetonan diambil karena tidak mudah rusak dan kuat.
’’Sepertinya anggaran perbaikan jalan akan terserap semua,’’ katanya saat dihubungi wartawan, Senin (8/12)
Terkait dengan berapa anggaran yang dipergunakan DPU untuk melakukan perbaikan jalan rusak, diungkapkan, Juani pihaknya mengalokasikan anggaran dari APBD 2014 sebesar Rp 100 miliar. Selain itu, Juani juga menjelaskan, sesuai kontrak kerja dengan pemenang tender, apabila belum lama diperbaiki namun jalan-jalan kembali mengalami kerusakan maka itu masih menjadi menjadi tanggungjawab kontraktor.
 ’’Ini sudah sesuai dengan perjanjian,’’ jelasnya.
Kontraktor juga bekerja selama 24 jam. Sebab, menurut dia, biasanya perbaikan jalan dilakukan saat malam hari, cara itu untuk menghindari terjadinya kemacetan parah.
’’Oleh karena itu, DPU meminta maaf kepada warga DKI yang merasa terganggu,’’ jelasnya dia.
Ketika ditanya kenapa jalan di Jakarta mudah rusak? Apakah aspalnya kualitasnya buruk? Menurut dia, penyebab bukan lantaran aspalnya kurang bagus atau jelek. Tapi, dikarenakan genangan air dan volume kendaraan dengan tonase berat yang melebihi muatan.
’’Makanya saya berharap, kendaraan yang tonasenya besar dibatasi,’’ Pungkasnya

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Berita Lain