25 Desember 2025
Beranda blog Halaman 41645

Naikkan Harga BBM, Jokowi Dianggap Terburu-buru

Jakarta, Aktual.co — Peneliti Indonesian Public Institute Karyono Wibowo mengatakan pemerintah terlalu terburu-buru dalam menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tanpa kajian yang mendalam dan komprehensif terlebih dahulu.
“Sejak awal sudah banyak yang mengingatkan agar kenaikan harga BBM ditunda. Perlu ada kajian yang mendalam dan komprehensif agar tidak menimbulkan dampak negatif yang lebih luas baik secara sosial, ekonomi dan politik,” kata Karyono Wibowo dihubungi di Jakarta, Selasa (18/11).
Karyono mengatakan kebijakan menaikkan harga BBM saat ini kurang tepat karena harga minyak mentah dunia sedang turun dan sistem penanggulangan dampak kenaikan harga BBM belum disiapkan secara sistematis.
Menurut Karyono, pengendalian terhadap gejolak ekonomi dan sosial sebelum kenaikan harga BBM, misalnya pengendalian inflasi, juga masih lemah. Harga kebutuhan pokok yang melambung terlebih dahulu sebelum kenaikan harga BBM, belum bisa diatasi.
“Belum lagi masalah mafia migas serta penimbunan BBM dan bahan-bahan kebutuhan pokok masih terjadi di mana-mana,” tutur Ketua Tim Kajian Lingkar Studi Trisakti itu.
Karyono mengatakan kenaikan harga BBM pada akhir tahun juga tidak tepat karena menjelang Natal dan tahun baru pada akhir Desember juga bisa menyebabkan inflasi ganda.
Pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp2.000 per liter sehingga harga premium yang semula Rp6.500 menjadi Rp8.500 dan solar dari Rp5.500 menjadi Rp7.500.
Pengumuman dilakukan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Senin malam. Kenaikan harga tersebut mulai berlaku Selasa, 18 November 2014 pukul 00.00 WIB, serentak di seluruh wilayah Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

Protes Harga BBM Naik, Mahasiswa Segel SPBU di Malang

Malang, Aktual.co — Mahasiswa HMI Malang menduduki SPBU di Jalan Veteran Kota Malang. Aksi ini merupakan bentuk protes terkait kenaikan harga BBM yang diumumkan pemerintah. 
Ratusan mahasiswa tak hanya menyegel SPBU, tetapi juga merusak beberapa fasilitas SPBU.
Dalam orasinya, salah seorang orator menyebut Jokowi adalah penipu ulung yang mampu mengelabuhi rakyat karena menaikkan harga BBM.
“Jokowi seperti Mussolini, kejam, belum 100 hari sudah naikkan harga BBM,” kata orator, Selasa (18/11) dini hari.
Sebelumnya, pemerintah memutuskan menaikkan harga BBM jenis premium dan solar, Senin (17/11) malam. Premium yang sebelumnya Rp6.500 per liter menjadi Rp.8.500 per liter, sementara solar dari yang sebelumnya Rp5.500 per liter menjadi Rp7.500 per liter.

Artikel ini ditulis oleh:

Gerindra Nilai Kenaikkan BBM Merupakan Kebijakan Liberal

Jakarta, Aktual.co — Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon mengatakan sikap pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi merupakan kebijakan yang liberal dan bertentangan dengan UUD 1945. Dimana, dalam kebijakan pemerintah ingin mendekati harga pasar.
“Jangan sampai kebijakan yang liberal seperti ini yang mau mendekati harga pasar yang jelas-jelas bertentangan dengan UUD 1945. Yang justru memuluskan industri hilir seperti koorporasi asing untuk berbisnis di Indonesia,” ucap Fadli kepada wartawa, di komplek parlemen senayan, Jakarta, Selasa (18/11).
Lebih lanjut, sambung dia, apakah dengan sikap pemerintah ini fraksi Partai Gerindra menggunakan hak konstitusinya sebagai anggota dewan?  Fadli Zon mengatakan bahwa hal itu akan ditanyakan terlebih dahulu kepada fraksi-fraksi yang ada.
“Itu nanti akan kita tanyakan ke anggota setiap fraksi. Kalau dari fraksi Gerindra pasti akan menggunakan hak konstitusi kita. Apa itu hak interpelasi?, Nanti itu di fraksi lah ya,” tandas Wakil Ketua Umum Gerindra itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Ahok Minta Sistem Radio Pengawas Pompa Air Waduk Terintegrasi

Jakarta, Aktual.co —Untuk pengawasan persiapan DKI Jakarta menghadapi banjir di musim penghujan, Plt Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meminta semua sistem radio pengawas bisa terintegrasi dengan Dinas Komunikasi dan Informatika DKI.
Hal itu dia sampaikan saat mengecek ruang cctv di Pompa Waduk Setiabudi. Dia meminta petugas untuk rutin memantau kondisi pompa air, sehingga jika banjir tiba dapat segera dikoordinasikan dengan Pemprov DKI.
Dia juga meminta di sana disediakan genset, untuk mengantisipasi matinya listrik saat datang banjir. 
Sedangkan saat menyambangi Pintu Air Manggarai, Ahok meminta agar pintu air selalu dibuka sebagai antisipasi jika kiriman air datang dari arah Bogor. Ia juga meminta Lurah dan Camat setempat untuk mengimbau warganya agar tidak membuang sampah ke sungai.
“Kami sudah ketemu formulanya, ini sampah-sampah rumah tangga. Camat harus bisa kendaliin warga. Kalau masih buang sampah sembarangan, kasih saja nanti sanksi warga pas dia urus administrasi,” ujarnya, Selasa (18/11).
Diketahui, hari ini Ahok beserta jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) melakukan pengecekan di sejumlah tempat terkait kesiapan banjir menghadapi datangnya musim hujan. 
Didampingi Sekda DKI Saefullah, dan Kepala Dinas Kesehatan , Kepala Dinas Sosial, Dinas Pemadam dan Kebakaran, Kasatpol PP, Kepala Dinas PU, serta Kepala BPBD, Ahok mendatangi Stasiun Pompa Waduk Setiabudi, Pintu Air Manggarai, Sodetan Ciliwung di Bukit Duri, Petogogan, Pondok Pinang dan Cideng.

Artikel ini ditulis oleh:

BPPT: Tak Seperti Diucapkan Mendagri, Server KTP-el ada di Indonesia

Jakarta, Aktual.co — Peneliti senior Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Marzan Aziz Iskandar mengatakan server data kependudukan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) berada di Indonesia, bukan di luar negeri seperti yang diungkapkan Mendagri Tjahjo Kumolo.
“Setahu saya, server pusat data yang utama di Kemendagri lalu recovery-nya ada di Batam di bawah otoritas pemerintah sana. Jadi, secara logika tidak mungkin kalau data-data elektronik kependudukan kita bisa diakses oleh asing,” kata Marzan di Jakarta, Selasa (18/11).
Proyek KTP-el melibatkan sejumlah lembaga Negara yang dapat menjamin dan mempertanggungjawabkan kerahasiaan data tersebut, sehingga kecurigaan Mendagri bahwa KTP-el diintervensi perlu ditelusuri lebih lanjut.
Selain Kementerian Dalam Negeri, tim khusus yang menangani proyek KTP-el ada BPPT dan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg).
“Proyek ini kan lintas lembaga, sehingga sistem itu bisa diakses oleh orang yang berwenang di Kemendagri, BPPT dan Lemsaneg. Tim tersebut juga pasti sangat mempertimbangkan aspek-aspek kedaulatan dan keamanan Negara terhadap data-data kita,” jelas mantan Kepala BPPT tersebut.
Sementara itu, Mendagri Tjahjo menduga server data kependudukan yang digunakan untuk proyek KTP-el berada di luar negeri dan bisa diakses oleh negara asing. Hal itu, lanjut dia, yang menyebabkan proyek KTP-el harus dihentikan sementara untuk evaluasi secara menyeluruh.
“Penghentian itu diperpanjang sampai Januari (2015),” katanya singkat di Gedung Kemendagri Jakarta, Senin (17/11).
Tjahjo juga mengaku pihaknya telah menemukan adanya KTP-el palsu yang beredar di masyarakat. Dia mengatakan KTP-el palsu tersebut buatan Tiongkok dan Perancis, namun tidak merinci lebih lanjut dugaan KTP-el palsu tersebut seperti apa.
“Padahal hologramnya sah, buatan di luar, dari Tiongkok dan Perancis. Soal modus dan jumlah total e-KTP palsu tersebut sepenuhnya kewenangan kepolisian. (Jumlah) total nanti urusan kepolisian,” katanya. 

Artikel ini ditulis oleh:

Relawan: Jokowi Tak Secerdas yang Dibayangkan

Medan, Aktual.co — Penolakan terhadap kenaikan harga BBM tidak saja mengalir dari kalangan mahasiswa. Relawan Aliansi Masyarakat Sipil Untuk Indonesia Hebat (Almisbat) Medan, juga menolak kebijakan tersebut.
Kordinator Almisbat, Sahat Simatupang mengaku selama ini sudah salah menilai Jokowi. Jokowi dinilai tak secerdas yang dibayangkan selama ini.
“Soal APBN? Kami pilih Jokowi karena kami (awalnya) yakin dia punya banyak jalan keluar untuk mengoptimalkan defisit APBN. Karena kenaikan BBM akan mengganggu semuanya,” 
“Jokowi tidak secerdas yang kami bayangkan. Dulu kami percaya dia berani menaikkan pajak bagi orang kaya. Bukan berarti subsidi dicabut, kita sepakat, tapi jangan naikkan BBM,” kata Sahat kepada Aktual.co, Selasa (18/11).
Menurut Sahat, seharusnya yang dilakukan Jokowi adalah bagaimana subsidi BBM itu tepat sasaran, dan masyarakat berharap harga BBM diturunkan kembali.
“Sekarang kan bagaimana subsidi itu tepat sasaran. Sebenarnya kalau bisa diturunkan, tapi bagi mobil 1500 cc ya dinaikkan,” kata dia.
Pihaknya memprotes keras keputusan Jokowi dengan menaikkan harga BBM. Ditengarai dibalik kenaikan BBM, ada konglomerasi yang telah mengintervensi kebijakan pemerintah.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain