26 Desember 2025
Beranda blog Halaman 42242

Libatkan TNI Tertibkan PKL Monas, KontraS: Ahok Berlebihan

Jakarta, Aktual.co —Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menilai Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berlebihan dengan rencana melibatkan personel TNI untuk menertibkan kawasan Monas dari PKL dan parkir liar. 
Wakil Koordinator Kontras, Chris Biantoro mengaku menyayangkan dengan dilibatkannya TNI dalam urusan seperti itu.
“Urusan PKL atau parkir liar kan tidak masuk kategori ancaman ke negara. Masalah kaya gini kan kita juga tahu adalah masalah sosial di mana ada orang-orang miskin yang mencari uang di Monas. Masa harus dihadapi menggunakan TNI sih? ya maksimal polisi kan bisa diminta bantuannya. Ini berlebihan,” ujar Chris saat dihubungi Aktual.co, Selasa (28/10).
Bahkan menurutnya tindakan Ahok itu melanggar Undang-Undang No 34 tahun 2004 tentang TNI, yang menyebutkan bahwa yang bisa menggerakan TNI hanyalah Presiden dengan aturan-aturan tertentu. 
Dan bukan seorang kepala daerah seperti Ahok. Cara-cara seperti yang ditunjukan Ahok itu menurutnya justru akan merusak tatanan aturan. 
Diberitakan sebelumnya, Senin lalu (27/10), Ahok mengadakan pertemuan tertutup dengan Pangkostrad Letjen TNI Mulyono di Mabes Kostrad, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat. 
Mereka membahas beberapa topik di mana salah satunya mengenai pengamanan kawasan Monas. 
Ahok mengatakan, Mulyono siap untuk membantu pengamanan kawasan tersebut dari beberapa masalah, seperti PKL dan parkir liar.
“Saya cerita soal Monas, sudah beres, sudah oke sekarang. (Pak Mulyono) dukung penuh untuk bantu amankan, termasuk dari PKL semua,” ujar Ahok. 

Artikel ini ditulis oleh:

Disebut Diperjual-belikan, BPK Perketat Penerapan Pemberian WTP

Jakarta, Aktual.co —  Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Harry Azhar Azis mengatakan pihaknya akan memperketat penerapan pemberian opini laporan keuangan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), karena kerap timbul dugaan adanya oknum-oknum yang kerap memperjual-belikan opini tersebut.

“Misalkan seharusnya ada pemerintah daerah sudah WTP tapi kok belum WTP, nah itu diperiksa prosedurnya dan dia (Kepala Daerah) bisa mengadu ke kita, apakah ini permainan anggota atau auditor lapangan, itu akan ketahuan dan itu akan masuk majelis etik,” kata Harry di Jakarta, Selasa (28/10).

Ia mengakui bahwa selama ini timbul banyak sorotan bernada negatif mengenai implementasi pemberian opini WTP. Pasalnya, selain dugaan opini jual beli WTP, berbagai pihak kerap mempertanyakan mengapa entitas pengelola keuangan negara yang telah diberikan opini WTP, tetap terlibat dugaan tindak pidana korupsi.

“Nah itu saya mau coba reklasifikasi sedemikian rupa tentang pemberian WTP itu,” ungkapnya.

Ia mencontohkan, laporan keuangan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Agama memperoleh opini WTP. Namun di dalamnya diduga terjadi tindak pidana korupsi yang melibatkan Menteri terkait dan kini tengah disidik di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Saya merasa tidak nyaman, mesti ada metode untuk itu. Nah itu akan saya coba, saya akan coba temukan metodenya,” ujarnya.

Namun dirinya mengaku masih perlu mengkaji ulang jika ingin mengubah indikator pemberian opini WTP.

“Dalam waktu dekat yang akan diperketat adalah pengawasan dalam mplementasi pemberian opini tersebut. Barangkali implementasinya perlu diperketat,” tutup.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Ketauan Nyabu, Tessy Srimulat Sempat Tenggak Pembersih Lantai

Jakarta, Aktual.co — Pelawak senior Kabul Basuki alias Tessy ditangkap jajaran Direktorat Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Mabes Polri, lantaran kedapatan tengah mengkonsumsi narkoba jenis sabu seberat 1,6 gram di rumah temannya sekira Pukul 22.00 WIB, pada Kamis (23/10) lalu.
“Ditangkapnya hari Kamis di Bekasi Utara, pukul 22.00 rumah temannya bersama tiga orang teman lainnya. Barang bukti ditemukan diduga sabu lebih dari 1,6 gram,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Agus Riyanto saat dikonfirmasi, Jakarta, Selasa (28/10) malam.
Setelah diamankan ke kantor polisi setempat, Agus menjelaskan, komedian kondang grup lawak srimulat itu kemudian menenggak cairan pembersih lantai atau kloset kamar mandi. Kini, lanjut dia, Tessi dirawat di RS Soekamto, Kramat Jati, Jakarta Timur untuk dilakukan perawatan.
“Tessy, pada saat mau dibawa ke kantor polisi. Dia ijin ke kamar mandi, mau buang air. Ternyata disitu minum cairan pembersih lantai atau kloset. Kemudian setelah selesai dia mengeluhkan sakit dan muntah-muntah, dibawa ke RS (Soekamto),” terang Agus.
Saat diringkus, Tessy tengah mengkonsumsi sabu bersama temannya. Dari hasil penangkapan, selain ditemukan narkoba jenis sabu. Polisi juga menemukan alat hisap sabu atau bong, buku rekening dan telepon genggam. “Penangkapan ini yang jelas proses tindakan dilakukan berdasarkan penyelidikan,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Jokowi Memang Bukan Affandi atau Sudjojono, Jangan Hanya Berselancar

Jakarta, Aktual.co — Dalam suatu diskusi membahas pameran lukisan karya seorangmaestro, Affandi atau Sudjojono, seorang hadirin dengan gaya keakademisan membahascampuran warna di sebuah lukisan. Berbagai teori seni dikutipnya untukmenjelaskan campuran warna jingga, yang dia nilai kurangpas. Dia gugat pula makna dari campuran warna itu dari berbagai aspek. Bahasankritikus ini sangat canggih, keren, dan memukau untuk dituliskan menjadi sebuahartikel seni  yang berbobot.

Setelah tanggapan panjanghadirin itu, moderator pun bertanya pada si pelukis. “Bagaimana jawaban bapakterhadap tanggapan dan uraian penanggap tadi?”  Sang pelukis pun tersenyum, lalu: “Oooh,begini. Waktu saya melukis saat itu, tanpa sengaja tangan saya menekan terlalukeras tube cat warna jingga, sehingga muncrat ke kanvas. Nah, daripada lukisanyang sudah hampir jadi itu dibuang gara-gara kecipratan cat, maka catnya yasaya padukan saja ke lukisan!”

Cuplikan jokes itu diunggah olehsenior dalam status FB-nya pada Senin (27/10) pukul 17.27 bertajuk BAHAYAJADI ANALIS/KOMENTATOR  AKADEMIS YANGTERLALU PINTAR.  Satrio Arismunandar, jurnalis itu menyatakan yang munculternyata, “sebuah jawaban yang sederhana saja.”  Maka sekarang setiap membaca analisis politik yangcanggih-canggih dan rumit terhadap politik Indonesia, seperti  melibatkan konspirasi Cina, Amerika, Inggris,Jepang, Mossad, KGB, CIA, asing, aseng, ali baba, dan sebagainya, dia  sering teringat pada cerita di atas.

Orang pintar bisa keliru justrukarena “keasyikan” dengan kepinterannya sendiri. “Kalau Orang itu sangatpintar dan jenius,  dia bisa membuathubungan yang seolah match dannyambung antara pilihan Jokowi terhadap menteri A, B, C, dengan perubahan cuacadi kawasan Depok tempat saya tinggal ini,” kata jurnalis itu. .

Ya, Jokowi memang bukan Affandiatau Sudjojono. Presiden yang mantan tukang kayu ini bukan pelukis. Kalau puningin diibaratkan, Jokowi mirip peselancar yang harus lihay mengendalikan papanselancarnya dalam menunggangi gelombang demi gelombang yang bergulung ke pantai.Sebagai presiden yang terpilih hasil dukungan suara mayoritas tipis rakyat,berkat uapaya koalisi partai yang bukan mayoritas parlemen, dan dukunganberbagai elemen relawan, Jokowi niscaya dilesaki berbagai titipan amanat dananeka kepentingan.

Langkah Jokowi  melibatkan KPK (Komisi Pembrantasan Korupsi) untukmenentukan calon menteri dalam kabinetnya, dinilai Buya AhmadSyafiiMaarif sebagai cerdik. Paling tidak, sedikitbanyak langkah itu bisa agak mengurangi beban Jokowi ketika harus mencoretsejumlah nama calon. Tetapi apakah Jokowi cukup mampu berselancar lincah ketikaada dua atau lebih arus yang berbenturan menciptakan  gelombang yang berlung tidak beraturan? Itumungkin pertanyaan khalayak sepekan ini.

Wajar, jika kemudian munculpertanyaan kritis, seperti mengapa etnis Batak, khususnya yang Kristiani untukpertama kali dalam sejarah kabinet di Republik Indonesia ini, tidak terwakili?Atau apa alasan utama yang memberanikan Jokowi menempuh langkah kontroversialmengangkat menteri yang putus sekolah lanjutan atas? Atau, benarkah Jokowi batalmengangkat purnawira pasukan khusus, karena ada isu menghormati permintaan darimantan  pesaingnya?

Tidak ada seorangpun yang hariini bisa menjawab dengan pas berbagai pertanyaan spekulatif tersebut.  Namun apapun kepentingan rakyat yang harusdiutamakan.

Untuk itu Jokowi harus ingat, bahwa seperti apa yang pernah dikatakanoleh pujangga Jerman, Johann Wolfgang von Goethe bahwa “ To rule is easy, to governdifficult.”  Berkuasa itu mudah,tetapi memerintah itu sulit. Lagi pula menjadi presiden sebuah negara yang heterogendan pluralis dengan jumlah penduduk terbesarkeempat di dunia , bukan sekedar kelihaian berselancar di arus pesisir perairanyang itu-itu juga. 

Jangan terpukau di pantai, tapiterjanglah ombak ke depan menyeberangi  perairanyang bergelora ini. Selamat berjuang Kabinet Kerja, Rakyat akan menagih semua janjimu.  

Artikel ini ditulis oleh:

Tingkatkan Kapasitas Kilang 1,6 Juta Bph, Pertamina Investasi Rp200 Triliun

Jakarta, Aktual.co — PT Pertamina akan meningkatkan kapasitas kilang pengolahan dari saat ini 1,05 juta menjadi 1,6 juta barel per hari (Bph)dengan perkiraan investasi Rp200 triliun dalam enam tahun ke depan atau 2020.

Direktur Niaga dan Pemasaran Pertamina Hanung Budya mengatakan, program yang disebut “refinery development master plan” (RDMP) itu merupakan upaya Pertamina meningkatkan ketahanan energi Indonesia.

“Dengan peningkatan kapasitas kilang ini, maka akan mengurangi ketergantungan impor BBM,” tuturnya di Jakarta, Selasa (28/10).

Menurut dia, peningkatan kapasitas kilang menjadi 1,6 juta barel minyak mentah per hari tersebut akan menaikkan produk BBM jenis premium hingga tiga kali lipat dan solar dua kali lipat.

Ia mengatakan, anggaran RDMP memang lebih tinggi dibandingkan bangun kilang baru berkapasitas 300.000 ribu barel per hari dengan perkiraan 12 miliar dolar AS.

Namun, lanjutnya, peningkatan kapasitas kilang dengan skema RDMP bisa lebih dari dua kali dibandingkan kilang baru. Saat ini, Indonesia masih mengimpor 70 persen kebutuhan nasional dan solar mencapai 30 persen. Total impor kedua produk tersebut mencapai 13 juta kiloliter per tahun. Kebutuhan impor tersebut bakal terus meningkat mengingat pertumbuhan pemakaian BBM mencapai 8-9 per tahun.

Hanung menambahkan, selain RDMP, Pertamina juga akan membangun kilang baru bersama mitra. Kebutuhan kilang baru untuk mencapai swasembada BBM adalah tiga unit dengan masing-masing kapasitas 300.000 barel atau totalnya 900.000 barel per hari.

“Kalau RDMP dan pembangunan tiga kilang baru ini selesai dalam delapan tahun, maka Indonesia bisa mandiri BBM pada 2022,” ujarnya.

Sementara itu, Manajer Humas Pertamina Adiatma Sardjito menambahkan, selain RDMP, Pertamina masih meneruskan kerja sama pembangunan kilang baru bersama Saudi Aramco Asia (SAA).

Pertamina bersama SAA berencana membangun kilang berkapasitas 300.000 barel per hari.

Kemitraan dengan SAA merupakan upaya berbagi risiko karena pembangunan kilang baru selain membutuhkan investasi besar dengan “return” yang rendah, juga perlu kepastian “crude”.

Namun, pembangunan kilang dengan SAA tersebut masih menunggu persetujuan insentif fiskal dari pemerintah agar memenuhi keekonomiannya.

“Dengan demikian, kini ada dua inisiatif Pertamina meningkatkan kapasitas kilang yakni RDMP dan bangun kilang baru bersama mitra,” ujarnya.

Adiatma juga mengatakan, program RDMP merupakan pilihan logis karena selain kebutuhan insentif fiskal, kilang baru juga memerlukan lahan hingga 1.000 ha dan dermaga dengan laut yang dalam.

Di luar Pertamina, pemerintah juga merencanakan pembangunan kilang dengan skema kemitraan pemerintah dan swasta (KPS).

“Untuk skema KPS, kami siap memberikan dukungan teknis,” ucap Adiatma.

Saat ini, Pertamina mengoperasikan enam kilang di seluruh Indonesia dengan total kaapasitas 1,047 juta barel minyak mentah per hari. Keenam kilang tersebut adalah Dumai, Riau 170.000 barel per hari, Plaju, Sumsel 133.700 barel, Cilacap, Jateng 348.000, Balikpapan, Kaltim 260.000 barel, Balongan, Jabar 125.000 barel, dan Kasim, Papua 10.000 barel.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Bahrullah Akbar Sukses Jalankan Tugas BPK

Jakarta, Aktual.co — Pasca dilantiknya lima anggota BPK yang baru masa jabatan 2014-2019, yaitu Moermahadi Soerja Djanegara, Harry Azhar Azis, Rizal Djalil, Achsanul Qosasi, dan Eddy Mulyadi Supardi, BPK kemudian melakukan pemilihan ketua dan wakil ketua serta menyusun pembagian tugas.

Menandai perubahan pembagian tugas ini, BPK RI kemudian melaksanakan acara serah terima jabatan. Dalam kesempatan tersebut, Bahrullah Akbar, menyatakan serah terima tersebut di dalamnya terdapat pemeriksaan anggota BPK sebelumnya.

“Serah terima jabatan ini termasuk serah terima tugas pemeriksaan dari masing-masing Anggota sebelumnya,” ujar Bahrullah Akbar di Jakarta ditulis (28/10).

Untuk diketahui, audit yang sedang berjalan di Auditorat Keuangan Negara (AKN) VII saat Bahrullah Akbar menjadi Anggota BPK, antara lain seperti audit pada PT Pertamina (Persero) dan SKK Migas. Hal itu ditujukan untuk memberikan rekomendasi-rekomendasi yang konstruktif sebagai upaya pembenahan tata kelola minyak dan gas (migas).

“AKN VII juga melakukan pemeriksaan pada PT Telkom (Persero) dalam kapasitasnya sebagai BUMN,” ujarnya.

Dalam tiga tahun kepemimpinan Bahrullah, lanjutnya, dirinya telah melakukan berbagai hal seperti rekomendasi mengenai subsidi, rekomendasi mengenai tata kelola hubungan BUMN. Bahrullah Akbar juga telah menyiapkan Manual Audit Kinerja Sektor Perbankan dengan mengukur indikator kualitatif dan kuantitatif.

“Saya berharap BPK RI terus mengawal pengelolaan keuangan negara agar benar-benar dilaksanakan secara transparan dan akuntabel dan menjaga marwah atau kode etik kelembagaan yaitu independensi, integritas, dan profesionalisme,” pungkasnya.

Independen, integritas dan profesionalisme dilakukan agar keuangan negara seperti BUMN, BUMD, BLU, dapat terlibat secara intensif dalam menyejahterakan rakyat.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Berita Lain