27 Desember 2025
Beranda blog Halaman 42247

Wasit Pertandingan PSS Sleman vs PSIS Semarang Mengaku Tidak Tau Apa-apa

Jakarta, Aktual.co — Wasit kepala yang memimpin pertandingan antara PSS Sleman melawan PSIS Semarang pada Minggu (26/10), Hulman Simangunsong, mengaku bahwa dirinya tidak tahu apakah lima gol bunuh diri yang terjadi pada laga tersebut merupakan rekayasa atau tidak.

Seperti diketahui, laga babak delapan besar Divisi Utama (DU) Liga Indonesia, yang mempertemukan PSS Sleman kontra PSIS Semarang, yang diselenggarakan di Stadion Sasana Krida Akademi Angkatan Udara, meninggalkan bekas yang memalukan.

Bagaimana tidak, kemenangan 3-2 untuk PSS Sleman, akibat tiga gol bunuh diri pemain PSIS. Begitu juga dengan dua gol milik klub kebanggaan rakyat Semarang.

“Saya tidak bisa menghentikan pertandingan, karena sudah sesuai peraturan dan tidak ada kejadian yang force majuer,” ujar Hulman ketika di temui di sekretariat PSSI, Senayan, Jakarta, Selasa (28/10).

“Soal gol bunuh diri atau proses terjadinya gol, itu masing-masing tim yang melakukan, saya menjalankan pertandingan sesuai peraturan,” ungkapnya.

Alhasil, kejadian janggal itu, mengharuskan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI memanggil semua pihak yang terkait, termasuk Hulman sebagai pengadil lapangan.

Sementara itu, Hulman juga sebenarnya tidak mengira hasil pertandingan bisa seperti itu. Dari menit pertama ‘kick off’ Hulman merasa jalannya laga akan baik-baik saja, mengingat kedua tim sudah memastikan lolos ke babak berikutnya.

“Babak pertama tak ada masalah pertandingan berjalan santai mngkin karena kedua tim sudah dipastikan lolos. Hingga babak kedua hingga menit 78 tetap aman,” jelas Hulman.

Artikel ini ditulis oleh:

CEO PSIS Semarang Berdalih Tidak Atur Pertandingan Lawan PSS Sleman

Semarang, Aktual.co — CEO PSIS Semarang, AS Sukawijaya, berdalih jika gol bunuh diri yang dilakukan pemainnya, karena terprovokasi dari pemain PSS Sleman, yang lebih dulu melakukan gol bunuh diri.

“Mereka (PSS Sleman) melakukan bunuh diri, suporter mereka justru senang. Itu yang membuat pemain kami tersulut emosi,” kata dia dihubungi dari Semarang, Selasa (28/10).

Selain itu, Yoyok, panggilan akrab Sukawijaya, menuding pihak PSS Sleman lah yang melakukan pengaturan pertandingan dengan gol bunuh diri.

“PSS Sleman tiba-tiba melakukan aksi bunuh diri sebanyak dua kali. Padahal timnya justru bermain seperti biasa di babak pertama,” tegasnya.

Seperti diketahui, dalam pertandingan babak delapan besar Divisi Utama, antara PSS Sleman kontra PSIS Semarang, yang berakhir dengan skor 3-2, di Stadion Sasana Krida Akademi Angkatan Udara, Minggu (26/10), dihujani dengan gol-gol bunuh diri dari masing-masing pemain.

Dan hal itu, dianggap mencederai azas fair play olahraga, khususnya sepakbola.

Ditegaskan Yoyok, jika pihaknya telah mengatur pertandingan untuk tidak menang, lebih baik pihaknya tidak berangkat ke Stadion Sasana Krida Akademi Angkatan Udara.

“Lho, kalau PSIS ingin hindari Borneo FC, kan mending kita tidak berangkat.  Kami tidak peduli mau lawan siapa saja,” tegas dia.

Kendati demikian, hasil akhir di pertandingan ini tak mempengaruhi peringkat di klasemen akhir. Karena kedua tim telah lolos ke semi final babak delapan besar Divisi Utama.

Artikel ini ditulis oleh:

PLO Kecam Keinginan Israel Bangun Pemukiman Yahudi di Tepi Barat

Jakarta, Aktual.co — Seorang pejabat senior Palestina pada Senin (27/10) mengutuk keinginan pemerintah Israel untuk membangun sebanyak 2.000 rumah di beberapa permukiman terbesar di Tepi Barat Sungai Jordan.
Saeb Erekat, pemimpin Departemen Perundingan di Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), mengatakan,  pengumuman Israel dikeluarkan “untuk memperlihatkan bahwa Pemerintah Israel adalah pemerintah penjahat internasional”.
Ia menuduh Pemerintah Israel berkeras untuk merusak pilihan penyelesaian dua-negara dengan melanjutkan pembangunan permukiman di Tepi Barat dan di Jerusalem.
“Prilaku semacam itu kembali menyampaikan keabsahan sikap Palestina untuk pergi ke Dewan Keamanan PBB guna menuntut jadwal bagi diakhirinya pendudukan Israel dan mendirikan Negara Palestina,” kata Erekat, sebagaimana dilaporkan Xinhua, Selasa (28/10).
Ia menambahkan kegiatan permukiman yang berlangsung “kembali memperlihatkan perlunya untuk bergabung dengan kesepakatan dan lembaga internasional, terutama Mahkamah Anti-Kejahatan Internasional”.
“Kegiatan permukiman di Jerusalem Timur dan di Tepi Barat adalah kejahatan perang yang harus dipertanyakan dan menuntut pertanggung-jawaban dari mereka yang melakukan kejahatan ini,” kata Erekat.
Pada Ahad malam (26/10), Radio Israel melaporkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sepakat dengan Menteri Ekonominya Naftali Benet untuk membiayai proyek pembangunan 2.000 unit rumah di beberapa permukiman besar di Tepi Barat.

Artikel ini ditulis oleh:

Anggito Klaim Tak Tahu Biro Haji Milik Melani

Jakarta, Aktual.co — Bekas Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama, Anggito Abimanyu mengaku tak tahu soal biro haji milik mantan Wakil Ketua MPR Melani Leimena, Al Amin Universal yang ikut digeledah atas kasus haji.
“Saya tak tahu, (Al Amin) saya juga tidak dikonfirmasi soal Al Amin, saya hanya membacakan dokumen, hanya proses yang perlu dilklarifikasi lebih lanjut,” kata Anggito usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi untuk Suryadharma Ali itu di Gedung KPK, Selasa (28/10).
Dia mengaku, materi pemeriksaan penyidik hari ini, hanya membicarakan soal kuota haji. Namun, lagi-lagi dia membantah, tahu soal kuota haji tahun 2012. Dia mengklaim, ketika proses tersebut selesai, dirinya baru masuk sebagai dirjen kemenang.
Anggito kerap mondar-mandir diperiksa KPK. Namun, dia mengklaim, dirinya bukan saksi utama dalam kasus ini. “Saya bukan saksi utama, masih ada saksi-saksi lain,” kata dia.
Dalam kasus ini bekas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali ditetapkan tersangka pada tanggal 22 Mei 2014. SDA diduga melakukan korupsi dalam biaya penyelenggaraan , pengadaan barang dan jasa serta fasilitas yang disediakan untuk peserta haji.
Total duit yang disalahgunakan SDA diperkirakan mencapai Rp 1 triliun. Dana tersebut berasal dari APBN dan setoran calon jamaah haji melalui tabungan haji. Dalam hal ini SDA dijerat dengan pasal 2 ayat 1 pasal 3 Undang-undang pemberantasan korupsi junto pasal 55 ayat 5 ke 1 dengan pasal 65 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara. 

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu
Nebby

Berkelit Korupsi Haji, Anggito: Saya Belum Menjadi Dirjen

Jakarta, Aktual.co — Bekas Direktur Jeneral Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Anggito Abimanyu mengaku, tak tahu soal pengadaan barang dan jasa dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun anggaran 2012-2013.
“Itu dimintai kerterangan kan 2012-2013, nah 2012 itu memang saya dijadikan dirjen setelah proses pengadaan selesai, jadi saya kurang bisa menjawab pertanyaan apabila itu menyangkut dengan barang dan jasa di Arab Saudi tahun 2012,” kata dia usai diperiksa sebagai saksi untuk Suryadharma Ali, Selasa (28/10).
Dia pun mengaku, tak bisa menjawab apabali ditanya perihal pengadaan itu. Karena dia lagi-lagi mengklaim, ketika proses pengadaan berjalan selesai, dirinya masuk sebagai dirjen. “Kalau ditanya pak SDA di tahun 2012, saya tidak bisa menjawab,” kata dia.
Dia pun kembali berkelit, ketika ditanya soal penunjukan katering dan pemondokan ditentukan sebelum ada persetujuan DPR. “Itu 2012 ya saya tidak bisa menjawab. jadi seluruh proses 2012 itu ada anomali ya, saya tidak tahu. saya tidak bisa menjawab karena itu proses sebelum saya menjadi dirjen,” kata dia.
Dalam kasus ini bekas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali ditetapkan tersangka pada tanggal 22 Mei 2014. SDA diduga melakukan korupsi dalam biaya penyelenggaraan , pengadaan barang dan jasa serta fasilitas yang disediakan untuk peserta haji.
Total duit yang disalahgunakan SDA diperkirakan mencapai Rp 1 triliun. Dana tersebut berasal dari APBN dan setoran calon jamaah haji melalui tabungan haji. Dalam hal ini SDA dijerat dengan pasal 2 ayat 1 pasal 3 Undang-undang pemberantasan korupsi junto pasal 55 ayat 5 ke 1 dengan pasal 65 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu
Nebby

Amnesti Internasional Tuduh Ethiopia Siksa Etnis Oposisi

Jakarta, Aktual.co — Ethiopia dengan sengaja memburu dan menyiksa kelompok etnik terbesar di negara tersebut karena dianggap melawan pemerintah, demikian laporan Amnesti Internasional yang disiarkan pada Selasa (28/10).
Ribuan anggota etnik Oromo “secara rutin mengalami penangkapan tanpa surat perintah, penahanan dalam waktu lama tanpa tuduhan, penculikan, penyiksaan berulang-ulang, dan pembunuhan di luar hukum,” tulis laporan yang didasarkan atas wawancara terhadap lebih dari 200 orang tersebut.
“Puluhan orang yang dianggap membangkang telah terbunuh,” tulis Amnesti Internasional.
Sejak 2011 lalu pemerintah Ethiopia setidaknya telah menangkap 5.000 anggota etnik Oromo dengan alasan pembangkangan, kata Amnesti Internasional.
Sebagian besar di antara mereka dituduh terlibat dalam gerakan gerilya dari kelompok Oromo Liberation Front (OLF).
Amnesti Internasional mewawancarai para tahanan yang melarikan diri ke negara-negara tetangga seperti Kenya, Somalia dan Uganda. Mereka mengaku telah mengalami penyiksaan berupa “pemukulan, sengatan listrik, baja yang dipanaskan, tetesan plastik terbakar, dan pemerkosaan beramai-ramai,” kata laporan tersebut.
Seorang remaja putri mengatakan bahwa bara panas pernah dilempar ke perutnya karena dituduh sebagai anak pendukung OLF. Koban lain, seorang guru ditusuk dengan bayonet di bagian mata karena menolak mengajarkan “propaganda mengenai partai yang kini tengah berkuasa.” Sampai saat ini pemerintah Ethiopia belum berkomentar. Sebelumnya pihak tersebut selalu membantah laporan serupa mengenai penyiksaan dan penangkapan.
“Pemburuan terhadap terduga pembangkag Oromo oleh pemerintah ini adalah kebijakan berskala besar dan brutalitasnya sangat memprihatinkan,” kata peneliti Amnesti Internasional, Claire Beston.
“Kebijakan ini ditujukan untuk mengontrol semua bentuk “ketidak-patuhan politik” di negara tersebut,” kata Beston sambil menambahkan bahwa semua korban dari Ethiopia yang diwawancara mempunyai bekas penyiksaan mencakup luka bakar dan hilangnya anggota tubuh seperti jari, telinga, serta gigi.
Dengan jumlah populasi total sekitar 27 juta orang, Orama adalah kelompok etnis terbesar di Ethiopia dengan bahasa yang berbeda dengan bahasa resmi Ethiopia.
Beberapa korban yang diwawancarai Amnesti Internasional mengatakan bahwa banyak orang yang ditangkap karena membentuk organisasi kebudayaan untuk mahasiswa. Sebagian lainnya mengatakan ditangkap karena membantu kelahiran anak seorang terduga anggota OLF.
“Sering penangkapan tersebut terjadi karena mereka menolak bergabung dengan partai penguasa,” kata Bestin yang mengkhawatirkan eskalasi penangkapan menjelang pemilihan umum Mei 2015.
Sebelumnya pada April dan Mei lalu, pasukan keamanan menemak mati sejumlah mahasiswa pengunjuk rasa dari Oromia.
Pada saat ini, pemerintah mengatakan bahwa jumlah total korban adalah delapan sementara kelompok Human Rights Watch meyakini angka tersebut jauh lebih besar.
Amnesti sendiri mengatakan bahwa puluhan orang tewas dalam unjuk rasa itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain