25 Desember 2025
Beranda blog Halaman 42357

Massa GMJ Datangi DPRD, Tolak Ahok Jadi Gubernur

Jakarta, Aktual.co —Puluhan massa yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ) geruduk Gedung DPRD DKI Jakarta. 
Aksi unjukrasa yang dimulai pukul 14.33Wib ini masih seputar penolakan pengangkatan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai Gubernur definitif DKI Jakarta.
“Hari ini kita pemanasan demo untuk aksi besar-besaran 10 November, hari ini ada Front Pembela Islam dan Forum Betawi Bersatu (FBB) yang turun dari GMJ. Masih seputar penolakan Ahok, apapun caranya Ahok harus turun,” kata  salah satu staf pengurus GMJ, Fachrudin, di depan Gedung DPRD DKI Jalan Kebon Sirih Jakarta Pusat, Jumat (24/10).
Selain gelar orasi, dalam aksi mereka kali ini juga akan menyebarkan edaran yang berisi dosa-dosa Ahok dan ajakan kepada masyarakat Jakarta untuk hadir dalam acara aksi damai penolakan Ahok tanggal 10 November nanti.
“Kita akan mengajak masyarakat, majelis talim, ormas Islam dan ormas betawi yang akan dilaksanakan 10 November. Masih satu tuntutan yakni menolak Ahok sebagai Gubernur DKI,” ujarnya.
Saat ini puluhan orang yang tergabung dalam GMJ telah berkumpul di depan gerbang Gedung DPRD DKI Jakarta. Semua peserta aksi membawa atribut kebesarannya mulai dai FPI, Gerakan Reformis Islam, dan FBB.
GMJ sendiri diketahui dibentuk oleh sejumlah pimpinan ormas kedaerahan dan ormas Islam se-Jakarta pada 13 Oktober lalu. 
Dalam pertemuan itu mereka sepakat membentuk organ baru, bernama Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ) dan bersepakat akan melengserkan Ahok lewat jalur konstitusi.
Humas Front Betawi Rempug (FBR) Enjun membenarkan kabar itu. Saat dihubungi Aktual.co, dia mengatakan memang ada pertemuan di kediaman salah seorang ulama dan juga merupakan toloh Betawi, KH. Fachrurozi Ishak.
Kata Enjun, dalam pertemuan itu berhasil dirumuskan dua poin. 
“Pertama menolak Ahok sebagai Gubernur DKI, dan kedua mendesak DPRD untuk menggunakan hak-haknya menolak Ahok,” kata H. Enjun, di Jakarta, Rabu (14/10).
Ditambahkan dia, pertemuan itu juga dihadiri dewan-dewan masjid seluruh Jakarta. Rencananya, dalam waktu dekat mereka akan membuka posko-posko menolak Ahok di masjid dan mushola di Jakarta.
“GMJ ini akan buat posko-posko tolak Ahok di setiap Masjid dan Mushola se-Jakarta. juga dikumpulin petisi tolak Ahok yang nantinya akan dibawa ke DPRD DKI Jakarta, kita desak hak angket dan interpelasi untuk tidak angkat Ahok sebagai Gubernur,” tegas Enjun
Selain itu, GMJ juga akan menggelar aksi damai menolak Ahok pada 10 November mendatang yang bertepatan dengan hari Pahlawan. 

Artikel ini ditulis oleh:

Datang ke KPK Mochtar Effendi Urus Mobil yang disita KPK

Tersangka kasus suap mantan Ketua MK Akil Mochtar yang memberikan keterangan palsu, Muchtar Effendi diwawancarai wartawan usai mengurus administrasi pengembalian mobil Toyota Fortuner di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Jumat (24/10/2014). KPK memutuskan untuk mengembalikan mobil sitaan, Toyota Fortuner milik Muchtar Effendi. AKTUAL/JUNAIDI MAHBUB

Dipanggil Presiden, Anies Baswedan: Bahas Menteri yang Dapat Tanda Merah

Jakarta, Aktual.co — Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan mengungkapkan hasil pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo, Jumat (24/10).
Anies mengaku banyak hal yang dia bicarakan dengan presiden Jokowi.
“Ngobrol macam-macam. Pendidikan, pertanian, dan lainnya,” kata Anies, di Istana Negara Jakarta usai bertemu Presiden Jokowi.
Selain itu, Anies mengakui jika Presiden Jokowi juga mendiskusikan nama-nama menteri. Apalagi KPK dan PPATK memberi tanda merah kepada delapan nama calon menteri yang diajukan.
“Inikan proses politik yang panjang, dengan seleksi KPK. Kita ngobrol seputar itu,” kata Anies.
Dia mengklaim kalau Presiden Jokowi ingin susunan menteri yang sempurna dan bebas dari masalah hukum. Itu juga yang menjadi perbincangan dirinya dengan presiden.
“Indonesia akan lebih bersih, jika orang-orang yang bekerja untuk kepentingan publik itu memang clear,” kata Anies.
Saat disinggung apakah dirinya ditawari posisi menteri, Anies mengaku tidak ada. Termasuk apakah menjadi Seskab atau bukan, Anies mengatakan tidak ada. 

Artikel ini ditulis oleh:

Ahok Akui Persiapan Antisipasi Banjir Meleset

Jakarta, Aktual.co —Musim penghujan akan tiba sebentar lagi. Lalu bagaimana kesiapan Pemerintah Provinsi DKI menghadapi ancaman banjir yang rutin ‘bertamu’ di Ibukota Jakarta saat musim hujan? 
Ternyata belum siap. Hal itu diakui Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). 
Ditemui di Balaikota DKI Jakarta, Ahok mengatakan hingga hari ini persiapan yang sudah dilakukan Pemprov DKI dalam menghadapi musim penghujan belum sepenuhnya rampung.
“Ya memang persiapan nggak sesuai target,” ujarnya, Jumat (24/10).
Dituturkannya, dari yang belum rampung itu antara lain tender-tender untuk pembangunan ‘sheet pile’ atau dinding turap sebagai penahan tanah yang masih berlangsung. 
Padahal jika turap belum dipasang, maka upaya pengerukan sungai tidak bisa dilakukan karena akan terjadi penurunan tanah. 
“Kita nggak mungkin keruk sungai kalau belum ada sheet pile, bisa roboh nanti,” ujar Ahok.
Selain persoalan pemasangan turap, Dinas Pekerjaan Umum juga masih berkutat di tender pengadaan crane. 
Padahal demi menghemat waktu, kata Ahok, Dinas PU sebenarnya tidak perlu lagi menggunakan menggunakan tender lagi. Dan bisa beralih ke e-catalogue sehingga pengerjaannya bisa langsung dilakukan. “Ini Dinas PU masih ngotot terus sama saya. Saya katakan dimasukkan e-catalogue saja sheet pilenya. Maunya tender melulu. Ada komisi kali. Itu yang jadi berat. Biarin aja udah. Apa adanya dulu. Ada kelambatan, masalah tender,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Hasto Benarkan Tim 11 Membubarkan Diri

Jakarta, Aktual.co — Wakil Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto membenarkan jika Tim 11 PDI Perjuangan yang dibentuk untuk membantu keperluan Presiden Joko Widodo dalam melakukan aneka kajian, mulai dari isu pertahanan, hukum, sosial budaya, sudah membubarkan diri.
Hal itu disampaikan Hasto saat keluar dari kediaman Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Jumat (24/10).
“Betul, tim 11 sudah menyelesaikan tugasnya dan setelah dilakukan presentasi terakhir tim kecil maka kemudian kami membubarkan diri,” ucap dia.
Mendapat pernyataan seperti itu, ketika awak media menanyakan soal Tim 11 PDIP yang dimaksud? Hasto mengatakan jika tim 11 itu adalah Tim Transisi yang dibentuk oleh Presiden Joko Widodo ketika itu.
“Sudah tidak ada tim 11 lagi, yang ada tim transisi. Tim ini sudah membubarkan diri dan sudah tidak ada lagi,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Inilah Alasan Kenapa Pemilihan Menteri Jokowi Tertutup

Jakarta, Aktual.co — Karena Joko Widodo alias Jokowi bukan ketua umum parpol pemenang pemilu, maka harus mau menerima dan mendengar arahan Ketua Umum PDIP Megawati plus parpol yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat dan pendukung potensial yang lainnya.
“Apabila seleksi dilakukan terbuka kan jadi ketahuan campur tangan dari parpolnya. Publik jadinya kecewa,” ujar pengamat politik Universitas Jayabaya Igor Dirgantara saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (24/10).
Lebih jauh, menurut Igor, pelibatan KPK dan PPATK dalam proses seleksi menteri hanya berupaya menciptakan terobosan baru, meskipun sejatinya sebagai hak prerogatif Presiden tinggal menunjuk para pembantunya.
“Padahal jika nanti bermasalah ya tinggal pecat dan ganti, seperti kebiasaan Jokowi dulu sebagai kepala daerah. Kecuali calon menterinya dilelang, maka agak lama pun tidak apa-apa,” ujar dia.
Dia mengatakan wajar jika ada pihak yang menuding proses seleksi tertutup ini sebagai strategi jitu Jokowi agar politik transaksional atau “dagang sapi” (koalisi bersyarat) tidak ketahuan.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain