1 Januari 2026
Beranda blog Halaman 42361

Arema Bebas dari Sanksi Komdis PSSI, Asal …

Jakarta, Aktual.co — Arema Cronus Indonesia, akhirnya bebas dari jerat sanksi Komisi Displin (Komdis) PSSI laga tanpa penonton, ketika menjamu Persela Lamongan di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Jawa Timur, Sabtu (25/10), dengan syarat memenuhi 15 item persyaratan.

“Hasil sidang Komisi Disiplin (Komdis) PSSI di Jakarta Kamis (23/10) diputuskan bahwa Arema boleh menggelar pertandingan yang disaksikan langsung oleh suporter kedua tim, namun Arema harus memenuhi sejumlah persyaratan yang ditetapkan,” tegas Media Officer Arema, Sudarmaji, di Malang, Jatim, Jumat (24/10).

Beberapa persyaratan yang wajib dipenuhi Arema agar laga menjamu Persela tersebut bisa disaksikan penonton atau suporter dari kedua tim, di antaranya adalah manajemen harus memasang spanduk antiflare dan rasisme sebanyak 30 buah yang dipasang di seluruh wilayah Malang raya, menyebarkan selebaran antiflare sebanyak 5000 buah di Stadion Kanjuruhan saat laga kandang (home) Arema dan memasang spanduk serta “giant flag” di dalam stadion saat digelar pertandingan.

Selain itu, lanjutnya, manajemen harus melakukan sosialisasi dan dialog di media radio maupun televisi lokal serta bertatap muka dengan Aremania secara regular di Kantor Arema, minimal satu bulan sekali, memasang iklan sosialisasi dan pernyataan sikap melawan flare dan rasisme di media cetak lokal, sosialisasi secara masif di berbagai media yang dikelola klub seperti Aremagazine, Aremafc.com,dan media sosial yang dikelola Arema.

Persyaratan lainnya adalah pemain Arema akan menggunakan kaos antiflare dan rasisme saat sebelum kick off pada pertandingan resmi Arema, membentuk petugas steward berjumlah 15 orang yang ditugaskan di setiap pertandingan untuk meredam gerak gerik dan perilaku suporter jika akan melakukan nyanyian rasis dengan melakukan pendekatan secara persuasif.

Menurut Sudarmaji, persyaratan lainnya adalah melarang keras suporter menggunakan kaos atau atribut yang bertuliskan atau menggambarkan obyek yang identik rasis dan petugas akan memaksa mencopotnya, melakukan pemeriksaan secara ketat kepada setiap penonton yang masuk, termasuk bawaan makanan dan minuman yang di bawa ke stadion serta melakukan penyisiran tribun, termasuk penggeledahan stik bendera dan spanduk yang dipasang di sentelban sebelum pertandingan, sebab terindikasi adanya modus menyembunyikan flare di dalam stik bendera atau kain spanduk.

“Kami akan taati dan penuhi semua persyaratan yang diputuskan dalam sidang Komdis PSSI kemarin (Kamis, 23/10). Dan, pertandingan besok suporter ARema (Aremania) maupun suporter Persela bisa menyaksikan langsung peratndingan tersebut di stadion,” ujarnya.

Komdis PSSI menjatuhkan sanksi pada Arema berupa pertandingan tanpa penonton saat melawan Persela, akibat adanya flare yang menyala di Stadion Kanjuruhan ketika menghadapi Persipura Jayapura, Minggu (12/10).

Artikel ini ditulis oleh:

Sering Terjadi Bentrok Suporter, PT LI Dinilai Kurang Perhatian

Jakarta, Aktual.co — Sepanjang digelarnya babak delapan besar kompetisi profesional di Indonesia, baik Indonesia Super League (ISL) maupun Divisi Utama (DU), banyak sekali terjadi kerusuhan antar suporter fanatik dari masing-masing klub yang bertanding.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum The Jakmania, Lariko Ranggamone, mengatakan bahwa banyak kejadian tersebut disinyalir karena kurangnya perhatian dari PT Liga Indonesia (PT LI), sebagai operator kompetisi sepakbola di Indonesia.

Dikatakan Lariko, The Jakmania berharap PT LI memberikan wadah untuk para suporter agar dapat bertemu satu dengan lainnya, dengan didampingi oleh PT LI, Komisi Disiplin (Komdis) PSSI dan pihak kepolisian.

Pertemuan ini, kata Lariko, guna membicarakan kemajuan sepakbola Indonesia yang lebih baik tanpa ada perbedaaan dan perselisihan.

“Menurut saya PT. LI harus memberikan ruang bagi suporter baik dari klub ISL maupun DU. Setidaknya ada waktu tersendiri untuk bertemu dengan pihak-pihak terkait sepakbola di Indonesia. Tidak usah berbicara aib atau kesalahan-kesalahan, kita berbicara ke depan untuk kemajuan sepakbola Indonesia,” harap Lariko ketika dihubungi Aktual.co, Jumat (24/10).

Diungkapkan Lariko, paguyuban antar suporter sebenarnya sempat dibangun pada 2007 lalu, namun kendala pendanaan menjadikan perkumpulan tersebut vakum sampai sekarang.

“Dulu kita sering ngumpul dengan rekan-rekan suporter lain. Kita tidak bisa jalan sendiri, karena kendala mendasar, jadi tidak berjalan lagi. Oleh karena itu, kami meminta PT LI untuk mengakomodasinya. Banyak hal positif jika PT LI yang mengadakan pertemuan tersebut,” ungkapnya.

Seperti diketahui, salah satu yang harus benar-benar diperhatikan PT LI dan PSSI, dalam hal ini Komdis PSSI adalah, aksi brutal suporter PSS Sleman beberapa waktu lalu yang sampai memakan korban jiwa.

Kejadian-kejadian seperti itu makin marak terjadi dikancah pesepakbolaan di negeri kita ini.

Artikel ini ditulis oleh:

WHO Kirim Ahli Ebola ke Mali

Jakarta, Aktual.co — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat mengirimkan lebih banyak tenaga ahli untuk membantu Mali memerangi Ebola, sehari setelah kasus pertama penyakit itu dikonfirmasikan di negara tersebut.
Otoritas Mali mengatakan, Kamis, seorang gadis cilik umur dua tahun yang telah berkunjung ke negara tetangga Guinea terinfeksi Ebola, sehingga menjadikan Mali negara keenam di Afrika Barat yang terkena wabah demam hemoragik paling buruk dalam sejarah dan telah menewaskan hampir 4.900 orang itu.
Tim WHO yang terdiri atas tiga pakar sudah berada di Mali mengevaluasi kesiapannya, dan setidaknya empat tenaga ahli lagi akan tiba di negara itu dalam beberapa hari ke depan, kata jurubicara WHO Fadela Chaib.
“Tim ini dibentuk pagi tadi dan akan menuju Mali secepat mungkin,” kata Chaib.
“Otoritas Mali memantau 43 orang yang sudah melakukan kontak dengan gadis tersebut, termasuk 10 orang pekerja kesehatan,” katanya.
“Ia bepergian dengan neneknya di Guinea dan kembali ke Mali. Kami tidak mempunyai seluruh rincian mengenai perjalanan mereka ini,” imbuh Chaib.
Anak perempuan yang jatuh sakit di kota Kayes, Mali barat pada 20 Oktober itu pergi ke dokter dan dibawa ke rumah sakit hari berikutnya serta dirawat disana, kata Chaib.
“Ia bertemu seorang pekerja kesehatan pada 20 Oktober saat ia mengalami demam hingga 39 derajat celsius, darah pada kotorannya, batuk dan mimisan. Mereka menduga ia terkena malaria atau tifoid dan dirujuk ke rumah sakit pada 21 Oktober,” katanya.
Beberapa jam sebelum otoritas Mali menginformasikan kepada WHO mengenai kasus ini, Asisten Direktur Jendral WHO Keiji Fukuda mengatakan badan tersebut memiliki “keyakinan yang beralasan” bahwa Ebola tidak menyebar ke negara-negara di sekitar Guinea, Liberia dan Sierra Leone yang paling parah terkena wabah itu.

Artikel ini ditulis oleh:

The Jakmania Sesalkan Lambannya Pembangunan Stadion BMW

Jakarta, Aktual.co — Kelompok suporter fanatik klub Persija Jakarta, The Jakmania, sesalkan lambannya pembangunan Stadion BMW (Bersih, Manusiawi, dan Wibawa), yang terletak di Sunter, Jakarta Utara.

Dikatakan Ketua Umum The Jakmania, Lariko Ranggamone, hingga saat ini perkembangan pembangunan Stadion yang katanya akan berstandar internasional itu, belum signifikan. Rencananya, Stadion BMW juga akan dijadikan sekretariat The Jakmania.

“Seminggu lalu saya ke sana (Stdion BMW), belum ada bangunan sedikit pun. Sangat disayangkan, padahal rakyat Jakarta ingin sekali menikmati tempat olahraga milik sendiri,” kata Lariko saat dihubungi Aktual.co, Jumat (24/10).

Lariko berharap, Staion Lebak Bulus, yang akan digantikan dengan Stasiun Mass Rapid Transit (MRT), sebelum di ratakan dengan tanah, Pemerintah Provinsi bisa menyediakan tempat terlebih dahulu bagi sekretariat The Jakmania.

“Jika sudah waktunya dirobohkan (stadion Lebak Bulus) iya silahkan, kami tetap mengikuti kebijakan pemerintah DKI. Tapi satu permintaan kami, sebelum dirobohkan sediakan dulu sekretariat sementara untuk The Jak,” pintanya.

Seperti diketahui, saat ini Pemprov DKI Jakarta, kembali akan menjalankan pembangunan Stadion BMW.

Artikel ini ditulis oleh:

Polri Serahkan Calon Ajudan ke Jokowi, Ini Nama-namanya

Jakarta, Aktual.co — Kepolisian sudah menyetor empat nama perwira Polri sebagai calon ajudan Presiden Joko Widodo.
Keempatnya adalah AKBP Bakharuddin Muhammad Syah selaku Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya. Adapun Kombes Listyo Sigit Prabowo, bekas Kapolres Solo 2011-2012 dan saat ini menjabat Direktur Kriminal Umum Polda Sulteng.

Kemudian, Kombes Teddy Minahasa Putra, yang saat ini menjabat di Paminal Polri, serta Kombes Agus Wijayanto, Direktur Lalulintas Polda Sulteng.

Kapolri Jenderal Sutarman saat dikonfirmasi siapa yang akan dipilih Jokowi sebagai ajudannya, ia mengaku belum ada kabar dari Istana, soal siapa perwira yang akan ditunjuk.

“Belum, sampai sekarang saya belum mendapatkan jawaban soal itu,” kata Sutarman usai Salat Jumat di Mabes Polri kepada wartawan, Jakarta (24/10).

Bahkan, ketika ditanyakan apakah Teddy Minahasa sudah positif untuk menjadi ajudan Wakil Presiden Jusuf Kalla, lagi-lagi Sutarman mengaku belum tahu soal itu. “Sampai sekarang belum ada pemberitahuan resmi kepada kita (Polri),” ujarnya.

Karenanya, Kapolri meminta masyarakat untuk menunggu siapa yang akan dipilih oleh Presiden nantinya. “Kita tunggu saja,” tegasnya.

Sebelumnya, Kapolri memastikan bahwa nama-nama calon ajudan yang disetor itu merupakan putra-putra terbaik Polri. Ada beberapa aspek yang dipertimbangkan dalam mengirim calon ajudan itu, seperti angkatan dan lainnya. Namun semua kembali kepada user yang menggunakan.

Karena itu, Sutarman menambahkan, dari aspek intelektual, integritas, komunikasi harus sangat baik. Nah, yang memutuskan dan menilai itu semua nanti adalah Presiden sebagai user.

“Karena sehari-hari harus bertemu dengan presiden. Itu yang tahu persis adalah presiden. Jadi kami siapkan, beliau yang menilai,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Tertekan Tentukan Kabinet, Ini Saran Gerindra untuk Presiden Jokowi

Jakarta, Aktual.co — Ketua DPP Partai Gerindra FX Arief Poyuono menilai, berlarut-larutnya pembentukan kabinet pemerintahan Jokowi-JK akibat tekanan partai pendukung saat Pilpres 2014, kini sudah mulai terbukti.
“Hal ini akibat assessment KPK yang memberikan catatan merah dan kuning yang terindikasi korupsi. Selain partai pendukung yang keberatan akibat calon-calon menterinya yang tidak lolos oleh jaring KPK,” kata Arief, Jumat (24/10).
“Tekanan besar juga dilakukan oleh sejumlah timses dan tim fundraising saat pilpres yang juga calon-calonnya banyak di tolak akibat terindikasi kasus korupsi.”
Jika hal itu yang terjadi, maka sebaiknya Jokowi mengambil langkah tegas karena hak memilih dan mengangkat menteri adalah hak prerogratif presiden.
“Kalau awalnya saja Joko Widodo tidak tegas dalam menggunakan hak preogratif maka harapan pemerintahan yang kuat untuk mengaplikasikan program-program kerakyatan yang dijanjikan Jokowi saat kampanye, bisa jadi akan berantakan, dan kepercayaan pasar juga akan menurun terhadap pemeritahan Jokowi-JK ,” kata dia.
Menurut Arief, Jokowi-JK tidak perlu takut pada partai pendukunng dan timsesnya selama langkah yang diambil adalah untuk kemajuan bangsa.
“Saya rasa Gerindra dan koalisinya (KMP) juga bisa dijadikan partner Jokowi untuk menjalankan pemerintahannya agar terbentuk pemerntahan yang kuat,” kata dia.
Dia juga membuka pintu selebar lebarnya bagi Joko Widodo untuk bergabung dengan Koalisi Merah Putih (KMP) karena dari sisi kekuatan politik, KMP lebih kuat di parlemen yang mendukung pemerintahan Jokowi-JK.
“Apalagi platform Trisakti yang diusung Jokowi mirip dengan platform KMP. Sudah terbukti selama Jokowi jadi gubernur DKI Jakarta, Gerindra tidak pernah cawe-cawe dalam pemerintahan Jokowi selama jadi gubernur.”

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain