Prayers in al-Aqsa mosque were attacked by Israeli forces. (file photo)

Jakarta, Aktual.com – Paraguay mengonfirmasi untuk memindahkan kedutaan besarnya (Kedubes) di Israel, dari Tel Aviv ke Yerusalem, Palestina. Keputusan ini diambil mengikuti langkah Amerika Serikat.

Dikutip dari Reuters di Jakairta, Selasa (8/5), Paraguay yang merupakan negara bagian Amerika Latin itu, berencana untuk memindahkan Kedubesnya ke Yerusalem pada akhir Mei ini.

Keputusan Paraguay memindahkan Kedubesnya ke Yerusalem ini dikonfirmasi seorang juru bicara pemerintahan Paraguay dan pihak Kementerian Luar Negeri Israel.

“Presiden Paraguay Horacio Cartes berencana untuk mengunjungi Israel pada akhir bulan, untuk membuka sebuah kedutaan di Yerusalem,” sebut juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Emmanuel Nahshon, dalam pernyataannya.

Dalam pernyataan terpisah, juru bicara pemerintah Paraguay menyatakan Presiden Cartes dijadwalkan untuk berkunjung ke Israel untuk menghadiri pemindahan kedutaan pada 21 Mei atau 22 Mei.

Pengumuman dari Paraguay ini diungkapkan seminggu sebelum AS membuka kedutaannya yang baru di Yerusalem pada 14 Mei mendatang. AS memindahkan kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem setelah Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, Desember 2017. Keputusan AS itu membuat senang Israel dan memicu kritikan global, terutama dari Palestina.

Pada Maret lalu, Presiden Guatemala Jimmy Morales mengumumkan bahwa negaranya juga akan memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem. Rencananya, kedutaan Guatemala di Yerusalem akan dibuka 16 Mei, dua hari usai AS membuka kedutaan yang baru di Yerusalem.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada April lalu menyebut ‘sedikitnya separuh dari selusin’ negara sekarang ‘membahas secara serius’ untuk mengikuti langkah AS. Saat itu Netanyahu tidak menyebut negara mana saja yang dibahasnya.

Selain AS, Guatemala dan Paraguay, Rumania sebelumnya juga mengumumkan rencana memindahkan kedutaan ke Yerusalem. Rumania menjadi negara anggota Uni Eropa pertama yang mengikuti langkah AS. Namun pengumuman yang dikonfirmasi Perdana Menteri Viorica Dancila ini ditentang oleh Presiden Rumania, Klaus Iohannis, yang menyebut rencana itu sebagai ‘kesalahan’.

Artikel ini ditulis oleh: