Para pelaku usaha dari Indonesia, yang datang dan berpartisipasi di pameran perdagangan internasional di Baghdad untuk mencari pasar di negara seperti Irak, patut mendapat apresiasi yang tinggi.

Demikian diungkapkan Koordinator Fungsi Politik dan Ekonomi, merangkap Kepala Kanselerai KBRI Baghdad, S. Ari Wardhana, sebagaimana dilaporkan wartawan Aktual.com, Satrio Arismunandar, dari Baghdad, Kamis (5/10). Ari bertugas memimpin pelaksanaan kehadiran perwakilan pengusaha Indonesia di pameran perdagangan Baghdad International Fair ke-42 di Irak. Pameran itu dijadwalkan berlangsung sampai 10 November.

“Saya pribadi sangat salut. Sangat apresiatif pada teman-teman pelaku usaha ini, yang dari segi kapital dan kapasitas produksi biasa-biasa saja, tetapi punya semangat yang luar biasa untuk menghadirkan Merah-Putih dalam berbagai produknya di Irak ini. Mereka patut mendapat apresiasi atas kemauannya datang ke Irak,” tegas Ari.

Menurut Ari, untuk pasar-pasar yang dinamis, tetapi memiliki kendala keamanan yang muncul setiap hari seperti Irak, pihak KBRI Baghdad perlu membangun kepercayaan agar para pelaku usaha mau berpartisipasi di pameran. Untuk mewujudkan keinginan KBRI itu membutuhkan suatu perjuangan tersendiri di lapangan.

“Sementara mereka para pelaku usaha itu setiap hari membaca berita tentang adanya bom, maka kita harus membangun kepercayaan. Ketika mereka memutuskan datang ke Baghdad, ya berarti kepercayaan itu sudah terbentuk, sebagai hasil dari kalkulasi mereka sendiri,” tutur Ari, yang pernah bertugas di Canberra, Aljazair, dan Jordania.

Pihak Kementerian Luar Negeri RI memang sudah mengklasifikasikan tempat penugasan yang dianggap rawan dan berbahaya, dan Irak termasuk salah satu perwakilan yang ditetapkan paling berbahaya.

“Sangat mudah untuk mengundang pelaku usaha, jika kita bertugas di negara-negara Eropa atau Amerika. Jalinan hubungan usaha antara negara itu dan Indonesia sudah terbangun. Tetapi dengan Irak kan baru satu pelaku usaha di sini, satu lagi di sana, seperti PT. Voksel Electric yang sudah mendapat order sebelumnya. Sifatnya baru sporadis, spontan, tidak berkesinambungan. Tetapi kita kan ingin yang sifatnya berkelanjutan,” tutur Ari. ***

Artikel ini ditulis oleh: