Wakil Presiden RI Jusuf Kalla memberikan sambutan dalam acara Syukuran dan Silaturahmi Nasional Partai Golkar di Jakarta, Minggu (1/11). Silaturahmi nasional itu diharapkan menjadi awal bersatunya Partai Golkar sekaligus dalam rangka persiapan menghadapi pilkada serentak. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc/15.

Jakarta, Aktual.com — Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Rahmat Bagja meyakini Partai Golkar tidak akan masuk dalam jajaran pemerintahan Jokowi-JK.

“Golkar akan menahan diri untuk masuk ke pemerintahan, Golkar justru saat ini sedang memperkuat politiknya di Pilkada. Dan kedepan Golkar masih tergolong sulit masuk, karena beberapa faksi di Golkar masih tetap ingin stay di KMP lantaran dualisme dimenangkan ARB (Aburizal Bakrie),” ucap Bagja usai melakukan pertemuan dengan Ketua DPR RI Setya Novanto, di Gedung DPR RI, Senayan, Selasa (3/11).

Menurut dia, saat ini justru yang masuk (pemerintahan) adalah PAN. Namun demikian, partai beringin itu lebih besar porsinya dalam mengatur ritme permainan meski berada diluar pemerintahan.

“PAN mungkin (bergabung), karena sulit bermain di KMP. Kalau Golkar, masih stay karena ritme lebih banyak diatur oleh Golkar, baik di KMP maupun KIH,” pungkas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Novrizal Sikumbang