Presiden menghadiri Peresmian Pembukaan Muktamar XII Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah (JATMAN) dan Halaqoh II Ulama Thoriqoh Luar Negeri, yang digelar di Pendopo Kajen, Desa Nyamok, Kecamatan Kajen. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Pengamat intelijen Ridlwan Habib mengatakan pihak intelijen asing tidak suka dengan pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Persaudaraan Alumni 212 yang menciptakan suasana bangsa menjadi sejuk.

“Yang paling tidak suka dengan pertemuan itu adalah intelijen asing. Mereka tidak suka Indonesia rukun dan damai,” kata Ridlwan Habib di Jakarta, Jumat (27/4).

Sebelumnya Presiden Jokowi bertemu dengan Persaudaraan Alumni 212 untuk mendengarkan saran dari para tokoh ulama tersebut, sekaligus menciptakan suasana sejuk menjelang Pilkada, Pileg dan Pilpres.

Menurut Ridlwan, ada indikasi operasi intelijen asing yang berusaha membuat Pilpres keruh dan penuh pertikaian. “Pak Jokowi akrab dengan ulama 212, suasana jadi sejuk, tapi ada pihak-pihak yang tidak suka dengan Indonesia yang damai,” kata dia.

Ridlwan menyebut operasi intelijen itu sebagai “foreign black propaganda operation”, yang menginginkan situasi Pilpres yang kacau sehingga rezim Jokowi kalah.

“Salah satu sebabnya karena selama Jokowi menjabat, kepentingan asing yang melakukan operasi hitam ini sangat dirugikan,” kata Ridlwan.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid