Bandarlampung, Aktual.com – Presiden RI Joko Widodo, jangan hanya mengikuti selera pasar dalam melakukan perombakan Kabinet Kerja jilid II, kata pengamat politik yang juga dosen FISIP Universitas Lampung Arizka Warganegara, M.A.

“Namun hendaknya menggunakan indikator target dan evaluasi yang jelas dan terukur,” kata pengamat politik dari Unila yang sedang menempuh studi untuk meraih gelar doktor (S-3) di Jurusan Migration and Ethnic Politics di University of Leeds Inggris, melalui pesan elektroniknya, Sabtu (2/1).

Ia menyarankan agar Presiden Jokowi tidak mempertimbangkan selera politik atau selera pasar atau “political and market taste” dalam reshuffle jilid II kali ini.

Satu sisi, kata dia, memang penguatan komposisi eksekutif versus legislatif jadi pertimbangan, artinya wajar jika secara politik, Presiden Jokowi berusaha didukung 50 persen plus satu suara parlemen.

Akan tetapi, kata lulusan S-2 dari Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) itu pula, bukan berarti mesti melakukan political atau market taste di atas kepentingan negara.

Menurut dia, harus ada indikator target dan evaluasi yang jelas dan terukur dalam reshuffle yang mesti terkuantifikasi.

Artikel ini ditulis oleh: