Prestasi lain yang dicapai Sulsel di masa Syarul adalah,  provinsi ini  sukses menjadi wilayah dengan  koneksitas Nasional terbesar, baik udara maupun laut. Bandara  di Sulsel adalah yang terbaik di Indonesia  setelah Cengkareng dimana  melayani lebih dari 274 penerbangan setiap harinya. Pelabuhan lautnya, juga bagus fasilitas dan layananannya. 

Dalam masa kepemimpinannya, baik di level provisi dan kabupaten/kota, Sulsel sukses meraih  lebih dari 200 penghargaan. Capaian itu diharapkan akan menjadi perangsang jajaran birokrasi dan masyarakat di Sulsel untuk  terus berinovasi dan bekerja lebih maksimal.

Sementara itu untuk Pakde Karwo, sebagai gubernur Jawa Timur juga pernah memporoleh  penghargaan Parasamya Purna Karya Nugraha selama tiga kali berturut-turut.

“Tidak ada gubernur di Indonesia seperti Pakde Karwo, yang membuktikan bahwa keberhasilan pembangunan daerah juga harus diikuti oleh pertumbuhan masyarakat,” kata Menteri Dakan Negari Tjahjo Kumolo dalam sebuah kesempatan.  

Dalam pandangan  Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof Dr Gunawan Sumodiningrat,  sosok Soekarwo adalah sosok yang  sangat berpengalaman, dan  tidak diragukan memimpin dalam skala nasional.

Sedangkan  Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi,  sedikit demi sedikit mengubah NTB ke arah lebih baik. Menurut penelitian  ACI Lee Kwan Yew School of Publicity (Singapura), tingkat daya saing NTB naik drastis dari peringkat 26 pada 2015 menjadi 19 pada 2016. TGB  juga sukses mengangkat NTB dari predikat sebagaåi provinsi tertinggal. 

Data statistik menunjukkan, dalam  jangka waktu 2014-2016, laju pertumbuhan ekonomi NTB berada di level  9,9 persen. Dengan prestasi itu,  NTB mendapat  predikat sebagai daerah dengan pertumbuhan ekonomi terbaik,  melampaui nasional yang hanya sebesar 4,9 persen. Angka  pengangguran di NTB ditekan hingga 3,32 persen. Prestasinya itu membuat  NTB sebagai provinsi ke-6 dengan angka pengangguran terendah.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Abdul Hamid