Washington DC, Aktual.com – Kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menaikkan tarif resiprokal plus tarif impor atau tarif bea masuk kepada 180 negara mendapat perlawanan dari berbagai negara. Salah satunya China yang juga menerapkan tarif impor yang sama terhadap semua produk AS yang masuk ke China.
Namun rupanya, perlawanan China ini juga kembali dilawan AS, dimana Trump mengancam akan menaikkan tarif tambahan sebesar 50 persen pada setiap barang yang diimpor ke AS, jika negara itu tidak mencabut tarif balasan sebesar 34 persen.
Jika Trump menindaklanjuti ancamannya, perusahaan-perusahaan AS bisa menghadapi tarif total 104 persen terhadap seluruh produk impor China, yang merupakan tambahan atas tarif 20 persen yang telah diberlakukan pada bulan Maret, dan 34 persen yang diumumkan minggu lalu.
Dilansir dari BBC, Beijing melakukan tindakan balasan pada hari Minggu (6/4). Namun balasan Trump yang akan menaikkan tarif sebesar 50 persen disampaikan Trump di media sosialnya, pada Senin (7/4), yang memberi waktu kepada China waktu hingga hari Selasa (8/4) untuk membatalkan tindakan balasannya atau menghadapi pajak sebesar 50 persen.
Ada kekhawatiran bahwa hal ini dapat memperdalam perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia dan para pesaing global. Sedangkan Kementerian Perdagangan China menyebut pungutan tambahan tersebut sebagai ”kesalahan di atas kesalahan”, dan mengatakan bahwa China tidak akan pernah menerima ”sifat pemerasan” dari AS.
Dalam unggahannya di Truth Social, Trump juga memperingatkan bahwa ”semua pembicaraan dengan China terkait permintaan pertemuan dengan kami [mengenai tarif] akan dihentikan!”
Pada hari Senin (7/4) itu juga, Trump mengatakan ia tidak mempertimbangkan penghentian tarif impor global untuk memungkinkan negosiasi dengan negara lain. ”Kami tidak memperhatikan hal itu. Ada banyak sekali negara yang akan berunding dengan kami, dan akan ada kesepakatan yang adil,” katanya.
Trump mengatakan Tiongkok telah memperkenalkan tindakan balasannya. ”Meskipun saya sudah memperingatkan bahwa negara mana pun yang melakukan tindakan balasan terhadap AS dengan menerapkan tarif tambahan, akan segera dikenai tarif baru yang jauh lebih tinggi,” tegas Trump.
Beijing membalas dengan mengatakan bahwa memberi tekanan atau mengancam Tiongkok bukanlah cara yang tepat untuk terlibat. ”Langkah hegemonik AS atas nama timbal balik melayani kepentingan egoisnya sendiri dengan mengorbankan kepentingan sah negara lain, dan mengutamakan Amerika di atas aturan internasional,” kata juru bicara kedutaan besar China Liu Pengyu dalam sebuah pernyataan.
”Ini adalah langkah khas unilateralisme, proteksionisme, dan intimidasi ekonomi,” lanjut Pengyu.
Berbicara dari Gedung Putih, Trump mengatakan mungkin ada tarif permanen dan negosiasi. ”Kita punya utang sebesar 36 triliun dolar karena suatu alasan,” kata Trump. Ia menambahkan bahwa AS akan berunding dengan Tiongkok dan negara-negara lain untuk membuat ”kesepakatan yang adil dan baik”.
Untuk diketahui, kenaikan tarif tersebut akan menjadi pukulan besar bagi produsen China, yang menjadikan AS sebagai pasar utama ekspor. Ekspor utama China ke AS meliputi produk listrik dan mesin lainnya, komputer, furnitur, mainan, kendaraan, dan peralatan. Sedangkan ekspor utama AS ke China adalah minyak sayur dan biji-bijian, juga pesawat terbang, mesin, dan farmasi.
(Indra Bonaparte)
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain






















