Kemudian saudara sang raja pun mendengar hal ini, yaitu Abu Abdillah Al Lahyani, dirinya berada di luar kota ini, dan segera bergegas untuk datang kepadanya, dimana dirinya meyakini kewalian imam Syadzuli dan sering kali berkunjung kepadanya. Kemudian dia perkata kepada saudaranya: “apa yang membuatmu seperti ini wahai Ibn Al Barra?” Demi Allah hal ini membuatmu kedalam kehancuran dan juga orang-orang yang bersamamu.
Lalu ia pun datang kepada imam Syadzuli dan berkata kepadanya: “wahai tuanku, Demi Allah saudaraku itu tidak tahu tentang kedudukanmu, sambil mencium tangannya dan meminta maaf darinya, kemudian ia berkata: “Demi Allah, dia itu tidak mampu untuk memberikan kemadharatan dan kemanfaatan kepada dirinya, kematian dan kehidupan serta bangkit dari kuburnya, bagaimana ia memiliki hal tersebut pada orang lain, sedangkan semua itu sudah tertuliskan pada al kitab.
Kemudian syekh Abu Abdillah Al Lahyani keluar bersama imam Syadzuli RA menuju rumahnya, dan tinggal di sana beberapa hari, kemudian menjual rumahnya yang telah ia bangun di samping masjid al balath, dan menyuruh para muridnya untuk berpindah ke daerah-daerah Mesir, dan menuju kepada Ibnu Barra dan berkata kepadanya: “kamu melihatku telah meluaskan kepadamu kota Tunisia”.
Syekh Abu Al Azaim khadim imam Syadzuli menceritakan bahwa imam Syadzuli bertemu dengan Ibn Al Barra, iapun menyalaminya akan tetapi Ibnu Al Barra berpaling darinya dan tidak menjawab salamnya. Kemudian tiba-tiba datanglah Abu Abdillah bin Abi Al Hasan sekertaris sang raja, dirinyapun turun dari keledainya dan berjalan menuju ke imam Syadzuli dan segera mencium tangannya dan menangis serta meminta doa kepadanya, kemudian imam Syadzuli mendoakannya lalu pergi.
Ketika masuk rumah, ia berkata: sekarang saya telah diberi tahu tentang mereka berdua, kemudian dikatakan kepadaku: wahai Ali, tanda dari orang yang celaka adalah dirinya mengetahui sesuatu yang hak akan tetapi pura-pura tidak tahu, meskipun tahu dengan sebenar-benarnya. Dan tanda dari pada orang yang beruntung adalah dirinya mengetahui sesuatu yang hak dan mendatanginya, meskipun hanya melakukan apa yang ia lakukan”.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid