Sejumlah buruh angkut mengangkat karung berisi biji jambu mede di pelabuhan Potere, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (14/12). Kementerian Ketenagakerjaan menetapkan persentase kenaikan upah minimum provinsi (UMP) 2017 sebesar 8,25 persen, hal ini sesuai dengan ketentuan dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan yang menggunakan angka inflasi dan pertumbuhan ekonomi dalam menetapkan besaran kenaikan UMP. ANTARA FOTO/Akbar Tado/YU/aww/16.

Jakarta, Aktual.com – Ekonom Indef Nailul Huda menyayangkan kinerja duet Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang tak maksimal dalam menggenjot perekonomian. Duet Darmin-Sri Mulyani hanya menghasilkan pertumbuhan di 5,02 persen tahun lalu.

“Kinerja Menkeu dalam meningkatkan penerimaan harus kita beri peringatan. Karena bagaimana pun juga penerimaan negara harus meningkat. Mengingat kebutuhan anggaran yang sangat besar terutama untuk infrastruktur. Sehingga kita tak lagi dibebani oleh utang,” cetus Huda kepada Aktual.com, di Jakarta, Selasa (14/3).

Untuk itu, kata dia, langkah pemerintah dalam menggenjot pertumbuhan ekonomi itu bisa secara langsung atau pun tak langsung terutama dalam meningkatkan penerimaan negara.

“Karena jika penerimaan tinggi, maka pengeluaran atau belanja pemerintah juga dapat meningkatkan PDB. Kemarin hingga kuartal III-2016, pengeluaran pemerintah bahkan minus. Jadi, pertumbuhan ekonomi tak dapat digenjot dengan defisit anggaran yang melebar. Ini catatan penting bagi kinerja Menkeu,” cetus dia.

Sementara itu, kata dia, untuk Menko Perekonomian Darmin, kinerjanya masih banyak terkendala. Yang paling menunjukkan ketidakmampuannya adalah, koordinasi antar kementerian di bawah Darmin masih belum tertata rapih.

“Seperti masalah harga pangan di bawah koordinasinya, ini masih menjadi tanda tanya besar hingga sekarang bagaimana kinerjanya? Karena sampai detik ini, harga pangan masih tidak stabil dan cenderung tinggi,” tutur Huda.

Kendati capaian pertumbuhan di 2016 itu sesuai prediksi Indef, tapi potensinya bisa dicapai lebih tinggi lagi. “Saya sepakat pertumbuhan ekonomi 2016 bisa lebih tinggi lagi, jika pemerintah kinerjanya serius. Sekalipun kami paham, ada beberapa faktor yang signifikan dan memengaruhi pertumbuhan ekonomi,” jelas dia.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh: