Jakarta, Aktual.com – Salah satu bakal Calon Wali Kota (Cawali) Surabaya Antony Bachtiar menilai rencana koalisi besar yang digagas oleh enam partai politik (parpol) untuk melawan pasangan Cawali dan Cawawali yang diusung PDIP yakni Tri Rismaharini dan Whisnu Sakti Buana, akan sia-sia.

Antony yang juga Ketua DPC Persatuan Tionghoa Indonesia Raya (Petir) Surabaya ini mengatakan untuk menghadang Rismaharini-Whisnu tidak perlu dengan koalisi besar.

“Saya tidak yakin koalisi besar bisa kalahkan Risma kalau komposisi dan strategi tidak pas,” kata Antony yang mendaftar calon wali kota melalui Partai Gerindra, Hanura, dan Demokrat kepada wartawan di Surabaya, Jumat (26/6).

Bahkan, lanjut dia, pihaknya khawatir rencana koalisi besar itu hanya menguatkan pasangan petahana Risma-Whisnu. Ketika berusaha dilemahkan, Tri Rismaharini sebagai perempuan justru mendapatkan simpati dari jutaan perempuan di Surabaya.

Antony mengatakan pasangan petahana sebenarnya tidak layak maju lagi karena serapan APBD Surabaya pada tahun lalu rendah atau hanya 52 persen dan tahun ini juga diperkirakan sama.

Bahkan, lanjut dia, melihat dari strategi pembangunan yang diterapkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bukan tidak mungkin serapan APBD tahun ini lebih rendah.

“Wali kota sebagai pengemban amanah rakyat wajib untuk melaksanakan serapan APBD minimal 80 persen dalam setiap tahunnya, kalau tidak mampu melaksanakan ini sebaiknya petahana tidak perlu maju lagi sebagai wali kota,” katanya.

Terkait wacana Pilkada Surabaya aklamasi yang dihembuskan PDI Perjuangan, Antony menganggap isu tersebut tak lebih dari ketakutan PDIP.

PDI Perjuangan dinilai gentar melawan calon-calon yang akan diusung oleh parpol lainnya. “PDI Perjuangan tidak siap bersaing,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: