Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Mabes Polri Brigjen Pol Eko Daniyanto menyampaikan perkembangan kasus penyelundupan 1,6 ton sabu di kantor Dit Narkoba Bareskrim Polri, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (27/2/18). Empat tersangka WNA asal China daratan yang melakukan penyelundup 1,6 ton sabu ditangkap di perairan Karang Helen Mars berdekatan dengan Karang Banteng, Kabupaten Anambas, Kepulauan Riau. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Bareskrim Polri menemukan sebuah fakta bahwa adanya jumlah peningkatan narkotika jenis pil ekstasi dibeberapa kota-kota besar di Indonesia saat momentum akhir tahun. Diduga, barang haram itu akan digunakan untuk memenuhi permintaan konsumen saat perayaan Tahun Baru 2019.

Hasil tersebut didapatkan dari Analisa dan Evaluasi (Anev) minggu I bulan November 2018 yang dilakukan oleh Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri. Dalam data itu, didapatkan hasil bahwa pil haram itu akan diedarkan melalui tempat-tempat hiburan malam.

“Peningkatan yang cukup signifikan terhadap jumlah BB ekstasi menunjukkan meningkatnya permintaan ekstasi untuk diedarkan ke tempat-tempat hiburan khususnya menjelang perayaan akhir tahun di kota – kota besar,” kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Eko Daniyanto, Jakarta, Jumat (2/11).

Eko mengungkapkan, dari data evaluasi yang dilakukan pada minggu pertama ini, pihaknya telah berhasil melakukan penyitaan barang bukti pil ekstasi sebanyak 45.339,5 butir.

Sementara itu, berdasarkan hasil penangkapan dengan jumlah barang bukti narkotika jenis sabu dan ekstasi, yang paling menonjol berada di wilayah hukum Polda Riau. Pasalnya, pada kawasan itu, terungkap bahwa rute penyelundupan sabu melalui laut dari Malaysia ke Indonesia.

“Melalui jalur Johor – Dumai – Bengkalis masih merupakan jalur yang harus diwaspadai karena merupakan rute yang singkat dan dianggap jalur yang aman bagi para penyelundup Narkoba dari
Malaysia atau Johor ke Indonesia,” tutur Eko.

Tak hanya itu, Eko menyebut, pihaknya juga mengendus adanya rute lain yang dijadikan jalur transkasi oleh para sindikat narkotika. Salah satunya adalah melalui jalur darat.

“Selain jalur laut rute lain yang digunakan adalah melalui jalur darat untuk distribusi Narkoba dari wilayah Pekanbaru ke wilayah Sumatera khususnya Palembang, Lampung dan Jawa,” ucap Eko.

Untuk minggu pertama dibulan ini, Bareskrim Polri mengungkap sebanyak 774 kasus tindak pidana narkoba. Hasil itu setidaknya, aparat Kepolisian telah berhasil menyelamatkan 481.338 anak bangsa dari penyalahgunaan narkoba.

Laporan : Fadlan Syiam Butho

Artikel ini ditulis oleh: