Solo, Aktual.com – Program Bela Negara yang digagas oleh Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, mendapat tanggapan dari Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Aria Bima. Menurutnya, program Bela Negara tersebut harus dirumuskan kembali.

Pasalnya, ancaman yang dihadapi Indonesia saat ini bukan lagi fisik, namun lebih pada pemikiran, baik radikalisme, liberalisme maupun propaganda serta pengaruh asing yang bisa memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Program Bela Negara ini harus diapresiasi. Karena program ini juga bertujuan untuk memperkuat kembali nilai-nilai nasionalisme bangsa Indonesia. Tetapi mengingat tantangan zaman sekarang ini tak lagi fisik, maka perlu dilakukan rumusan untuk langkah itu,” jelas Bima kepada wartawan di Solo, Jawa Tengah, Jumat (23/10).

Jika ancaman yang dihadapi berbeda, kata Bima, maka penguatan program Bela Negara juga harus dilakukan dengan cara yang berbeda. Tidak seperti zaman dahulu dengan cara baris-berbaris, pegang senjata, dan lain-lain. Sehingga perumusan ini penting untuk memecahkan langkah tepat dalam melaksanakan program Bela Negara.

“Perlu adanya inventarisasi tantangan-tantangan yang selama ini dihadapi bangsa Indonesia. Dengan adanya inventarisasi ini kita bisa memiliki formulasi yang pas untuk meningkatkan kembali semangat Bela Negara ini,” kata dia.

Bima menilai, program Bela Negara ini sangat bagus untuk meningkatkan ketahanan bangsa Indonesia. Di samping itu juga bagian dari penguatan karakter jati diri bangsa. Sehingga program ini tidak dilakukan secara terburu-buru.

“Namun lebih pada pelatihan dan penguatan dengan cara smart nationalism,” ujar Bima.

 

Laporan: Labib Zamani

Artikel ini ditulis oleh: