Jakarta, Aktual.co — Wacana untuk menaikkan harga BBM bersubsidi dinilai merupakan keinginan keras dari Wakil Presiden Jusuf Kalla yang bermahzab liberal.
Pernyataan itu, karena sejak lima tahun lalu Jusuf Kalla ingin menaikan BBM, dimana dulu PDIP melawannya.
“Pak JK itu bermahzab bebas, selalu ingin menaikan harga sejak 5 tahun lalu (menjabat pemerintahan), dimana dulu kita lawan. Dan wajar jadinya, jika pak JK dengan kroni-kroninya, seperti Rini Soemarno, Sudirman Said, Ari Soemarno, Sofyan Jalil, wajar karena alirannya bukan PDIP, aliran liberal,” kata Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan, Effendi Simbolon, di komplek parlemen, Jakarta, Senin (10/11).
Ia menilai bahwa ada skenario jika adanya niatan untuk mencari-cari dalil pembenaran kenaikan BBM bersubsidi yang ujung-ujungnya hanya ingin melepas harga  kepada mekanisme pasar, dan tentu itu sudah liberal bertentangan dengaan trisakti.
“Kalau pak Jokowi dari PDIP maka pasti bertentangan dengan mahzab PDIP, karena bukan liberal,” seru dia.
Dikatakan dia, seharusnya bila pemerintah berencana menaikan BBM, mestinya dilakukan dulu penanganan di sektor energi dan komitmen memberantas mafia migas. Salah satunya, dengan melebur Petral, SKK Migas menuju efesien konversi difersifikasi banyak hal yang sudah di sampaikan melalui buku putih selama ini.
“Jadi, itu yang saya ingatkan. Tentu harapan saya langkah kongkrit dan komitmen itu lebih dulu baru ada bicara penyesuaian harga subsidi,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang