Ratusan warga kolong tol Ir. Wiyoto Wiyono Penjaringan yang tergabung dalam Serikat Perjuangan Rakyat Indonesia (SPRI) ,melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD DKI Jakarta, Jalan. Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (5/4/2016). Dalam aksi warga kolong tol Ir. Wiyoto Wiyono mendesak kepada para anggota DPRD DKI untuk menolak penggusuran dan menolak rumah susun yang berbayar.

Jakarta, Aktual.com – Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kembali menunjukkan jati diri sebagai pemimpin yang tidak punya empati kepada warga kecil di Jakarta. Yakni dengan menuding warga Pasar Ikan dan Akuarium sisa gusuran Senin lalu sengaja tinggal di sampan agar bisa menduduki kembali lahan yang sudah dibongkar.

Pengamat sosial, Geisz Chalifah mengecam pernyataan Ahok. “Apa yang salah bila anda (Ahok) sedikit rendah hati? Apa yang salah bila pemimpin tidak selalu sadis dalam memberi komentar?” tanggapnya heran, Jakarta, Kamis (14/4).

Mengingat warga korban gusuran Ahok sudah harus menerima nasib rumah digusur, tanpa ganti rugi. “Kita melihat dengan mata telanjang, mereka menangis dan menjerit. Seorang ibu yang dipaksa menaiki bus bersama korban lainnya walaupun dia berteriak karena kehilangan anaknya, tapi petugas satpol PP bergeming tak mempedulikan sedikitpun ratapan ibu tersebut,” tutur Geisz.

Tidak ingin terlalu larut berdebat soal arti penggusuran, Geisz berpendapat Ahok sepatutnya bisa mengayomi warga, bukan keluarkan pernyataan seperti itu setelah lakukan pengusiran.

“Sangat tak pantas seorang Gurbernur memberi pernyataan provokatif bagi mereka yang sudah menjadi korban gusuran,” kata dia.

“Mereka para korban gusuran sebagian tidur di perahu, menaruh peralatan memasak dan sebagainya, lalu apa yang dikatakan oleh Gubernur yang selayaknya menentramkan hati mereka yang juga rakyatnya sendiri terlebih lagi mereka juga manusia,” tambah dia.

Sudah semestinya Ahok kembali membuka kitab sucinya untuk mempelajari tata krama agar tidak seenaknya lagi menyakiti perasaan warga. “Saya ingin bertanya kitab Injil mana yang mengajarkan anda berucap sedemikian sadisnya?” tanya Geisz heran.

Sebelumnya, usai menghadiri Paripurna pertanggung jawaban Gubernur tahun 2015 di DPRD DKI, Ahok menyampaikan, kalau manusia perahu akan kembali menempati Pasar Ikan usai Pemprov memasang sheetpile.

“Dia bukan tinggal di perahu, tapi dia lagi mau mengintai. Nanti kalau ada sheetpile (dinding turap yang dipasang di perairan lokasi itu), dia mau menginjak lagi di atasnya,” kata Ahok, DPRD, Jakarta Pusat, Rabu (13/4) kemarin.

“Para ‘manusia perahu’ itu sebenarnya punya maksud lain. Mereka menunggu kesempatan menduduki kembali lahan yang telah dibongkar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,” tuding Ahok. (Baca: Rumah Digusur Ahok, Warga Terpaksa Tidur di Sampan)

Artikel ini ditulis oleh: