Capres Prabowo Subianto bertemu Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di rumah kediaman SBY dikawasan Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (21/12/2018). Agenda pertemuan kedua tokoh nasional itu ialah membahas elektabilitas Prabowo-Sandiaga Uno yang diklaim naik. Selain itu membahas situasi politik nasional, evaluasi separuh babak kampanye. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Priyo Budi Santoso angkat bicara terkait pidato calon Presiden (Capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto.

Sebagaimana diketahui, Prabowo menyebut ekonomi Indonesia setingkat dengan negara Laut Karibia, yaitu Haiti.

Pidato Prabowo pun menuai beragam kecaman dari masyarakat luas, termasuk kecaman di dunia maya.

Priyo pun menanggapi santai kecaman yang ditujukan kepada Prabowo. Menurutnya, sebagai pemimpin besar, sangat wajar jika pidato Prabowo menuai banyak reaksi.

“Pak Prabowo itu kan pemimpin besar, dan ada beberapa idenya itu adalah ide-ide seorang orator, seperti Bung Karno kalau berpidato menggelegar, yang bersifat besar, mengejutkan, hiperbola,” kata Priyo di Gedung KPU RI, Jakarta, Rabu (26/12).

Ia menambahkan, salah satu ciri khas seorang pemimpin besar adalah mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang tidak biasa dan cenderung mengagetkan banyak orang.

“Bung Karno mengatakan aku akan mengguncangkan dunia ya mana bisa, ya kan seseorang enggak bisa mengguncang dunia, ya seperti itu,” imbuh Priyo.

Sekjen Partai Berkarya ini menambahkan, pidato merupakan hiperbola yang bertujuan untuk memberi peringatan kepada bangsa Indonesia, meskipun itu dilakukan dengan cara yang mengejutkan.

“Wah kalau enggak ditangani ini bisa membahayakan karena kita bisa terjerembab dengan ekonomi yang anomali seperti di Haiti,” jelasnya.

Sebagaimana diketahui, Haiti merupakan negara yang terletak di Laut Karibia, Amerika Tengah. Pada 2017, negara ini memiliki Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 8,408 miliar dolar AS dengan PDB per kapita yaitu 765,68 dolar AS.

Negara ini sangat tergantung pada sektor pariwisata dengan beragam pantai yang ada di sana.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Teuku Wildan