Wakil Ketua Pansus Angket KPK Masinton Pasaribu bersama Wakil Ketua Pansus Pansus Angket KPK Taufiqulhadi membawa 5 koper berkas pansus angket KPK usai konferensi pers di Pressroom, Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/9). Pansus Hak Angket KPK memamerkan 5 koper berkas berisi dokumen temuan hasil kerja mereka sejak Juni dan akan dilaporkan di rapat paripurna 28 September. Namun sebelum merampungkan tugas, mereka berharap bisa bertemu Presiden Jokowi. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Politikus PDIP, Masinton Pasaribu angkat bicara mengenai disebutnya nama Puan Maharani dan Pramono Anung oleh mantan Ketua DPR, Setya Novanto dalam sidang lanjutan kasus korupsi e-KTP.

Menurut Masinton, penyebutan dua nama politikus PDIP yang juga menjadi anggota Kabinet Kerja ini sebagai sandiwara belaka.

“Ini bagian dari drama,” ujarnya dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (24/3).

Sebagaimana diketahui, Setnov menyebut Puan Maharani dan Pramono Anung menerima aliran dana sebesar 500 ribu dollar AS dalam sidang lanjutan kasus korupsi e-KTP, , di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jakarta, Kamis (22/3) lalu.

Masinton berdalih dengan menggunakan kesaksian pengusaha Made Oka Masagung, yang juga menjadi salah satu tersangka dalam kasus yang sama. Dalam sidang sebelumnya, Made Oka membantah memberikan uang kepada petinggi partai.

Dengan merujuk pada hal itu, Masinton pun membantah ucapan Setnov. Ia bahkan menyebut, keterangan Setnov pada sidang kemarin hanyalah drama yang dibuatnya sendiri.

“Minggu sebelumnya sudah dikonfrontir ketika Oka Masagung memberikan kesaksian. Ditanyakan Setnov ada tidak pemberian uang ke petinggi partai. Oka menyatakan tidak. Kemudian dalam persidangan kemarin, Setnov menyebut nama,” dalihnya.

Rentetan drama itu kata Masinton mulai dari penyebutan nama beberapa anggota DPR, tabrak tiang listrik, hingga benjol sebesar bakpao.

Dengan demikian, ia meyakini jika ucapan Setnov merupakan episode lanjutan dari dramanya sendiri. Masinton menegaskan, semua hal yang disebut dalam persidangan tidak selalu benar adanya.

“Publik jangan terkecoh. Kalau disebut dalam persidangan, jangan digiring bahwa (nama-nama yang disebut) bersalah,” tandasnya.

Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengaku kenal dengan pengusaha Made Oka Masagung, salah satu tersangka dalam perkara korupsi proyek e-KTP.

Namun, Pramono membantah terlibat kongkalikong dengan Made Oka demi memuluskan proyek e-KTP.

Sementara itu Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani juga membantah pernyataan Setya Novanto. Ia menuturkan tudingan Novanto sama sekali tidak benar.

Meski begitu, Puan mengakui bahwa ia mengenal Made Oka. “Saya kenal dengan Made Oka karena kebetulan beliau itu teman keluarga Bung Karno,” ujarnya di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Jumat (23/3).

Menurut putri Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputeri itu, orang tua Made Oka merupakan teman baik dari Bung Karno. Oleh karena itu, Puan mengatakan juga mengenal orang tua, kakak dan adiknya Made Oka.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Teuku Wildan