Jakarta, Aktual.com – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengajak para pemimpin negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk memperkuat kolaborasi sebagai upaya untuk menjaga kawasan sebagai Epicentrum of Growth atau pusat pertumbuhan.

“Dalam situasi ini, kita harus semakin memperkuat kolaborasi untuk menjaga ASEAN sebagai Epicentrum of Growth dan potensi ekonomi kita masih sangat besar,” ujar Presiden Jokowi saat membuka ASEAN Leaders’ Interface with Representatives of ASEAN-BAC di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (14/5).

Optimisme tersebut, Ia landaskan pada ekonomi ASEAN yang tumbuh di atas rata- rata dunia, adanya bonus demografi, serta kelas menengah (middle class) yang terus meningkat hingga mencapai 65 persen pada tahun 2020.

“Mari bergandengan erat menyusun agenda bersama untuk memastikan kawasan ini terus menjadi Episentrum of Growth,” ujar Presiden Jokowi.

Menurutnya, kawasan ASEAN perlu mensyukuri bahwa dalam tiga tahun terakhir telah berhasil menghadapi pandemi COVID-19, berkat adanya kolaborasi antara pemerintah dengan dunia usaha.

Namun demikian, Presiden menyebut tantangan ke depan masih sangat berat, yang mana risiko geopolitik masih besar, ditambah, lembaga keuangan di Amerika Serikat (AS) dan dunia sedang berjatuhan.

Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-42 ASEAN, Indonesia mengangkat tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth yang bermakna ASEAN relevan dan penting sebagai pusat pertumbuhan dunia.

Indonesia bertujuan memperkuat kapasitas dan efektivitas kelembagaan ASEAN sehingga mampu menjawab tantangan 20 tahun ke depan.

Selain itu, dalam keketuaan ini, Indonesia memprioritaskan untuk memperkuat arsitektur kesehatan, memperkuat ketahanan pangan termasuk kelancaran rantai pasok dan fasilitasi perdagangan.

Selain itu, juga memperkuat ketahanan energi dalam mendukung transisi energi ke arah energi bersih dan terbarukan (EBT), termasuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik di kawasan, serta memperkuat stabilitas keuangan dalam menghadapi external shocks

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arie Saputra