Jakarta, Aktual.com — Mantan Bendahara Umum Partai Golkar era 90-an, Bambang Trihatmodjo, mengatakan, perpecahan dan konflik internal yang berlarut-larut di tubuh Partai Golkar tidak hanya membuat fungsionaris partai terlibat ‘perang dingin’. Konflik juga membuat tokoh yang pernah ikut membesarkan partai merasa gerah.

“Perpecahan dan konflik yang berlarut-larut itu menyebabkan Golkar menjadi lemah dan diatur-atur oleh pihak luar,” kata Bambang, kepada wartawan, dalam diskusi dengan sejumlah tokoh Partai Golkar, di Jakarta, Rabu (16/03).

Bambang merasa prihatin dan menyesalkan terjadinya perpecahan di tubuh Partai Golkar sehingga Partai berlambang Pohon Beringin itu akhirnya diatur-atur oleh pihak eksternal. Keluarga Besar ABRI (KBA) yang turut dalam pertemuan itu mengusulkan Munas mendatang dijadikan sebagai momentum kebangkitan kembali Golkar sebagai partai modern.

“Teman-teman Golkar dari keluarga Besar ABRI (TNI) ingin Partai Golkar kembali pada cita-cita awal pendiriannya,” kata dia seraya menambahkan KBA sebagai salah satu eksponen pendukung utama terbentuknya Golkar di tahun 1964 silam.

Diskusi yang dihadiri Waketum Ciciep Sutardjo, Ketua DPP Golkar Pontjo Sutowo dan Indra Bambang Utoyo dan Ketua DPD I Jawa Tengah Wisnu Suhardono, Bambang berharap, Golkar tidak boleh lagi dibiarkan terpecah belah dan tidak bergantung pada orang lain.

“Sering-seringlah berdiskusi dengan Aburizal Bakrie selaku Ketua Umum partai,” kata ia memberikan saran.

Sementara itu, Indra Bambang Utoyo dalam kesempatan yang sama menyambut baik ajakan Bambang. Rencananya, ke depan ia akan menggelar forum diskusi dalam skala yang lebih luas. Dengan harapan hasil diskusi bisa dijadikan bahan masukan secara kontinyu kepada Ketum Aburizal Bakrie dalam mempersiapkan Munas.

Artikel ini ditulis oleh: