Respon Garuda
Menanggapi masukan dari Rizal Ramli, Garuda Indonesia menyampaikan apresiasi atas dukungan dan komitmen peningkatan kinerja operasional yang disampaikan. Melalui dukungan komitmen tersebut, pihaknya akan terus berupaya meningkatan laju kinerja operasional.

“Hingga Q1-2018 ini , Garuda terus menunjukan pertumbuhan positif diproyeksikan pada akhir tahun ini perusahaan dapat membukukan laba sebesar USD10-15 juta,” ujar VP Corporate Secretary PT Garuda Indonesia Hengki Heriandono.

Terkait hasil keputusan RUPS 2018 yang membuat direksi membengkak menjadi delapan orang, Garuda menilai struktur manajemen tersebut menyeleraskan dengan tren dan volume bisnis perusahaan yang terus berkembang. Sepanjang 2017, Garuda Indonesia menekan kerugian dari 1Q-2017 sebesar USD 99.1 juta menjadi USD 38.9 pada 2Q-2017. Garuda Indonesia juga membukukan laba operasi sebesar USD 61.9 juta pada periode 3Q-2017 (diluar tax amnesty dan extraordinary items sebesar USD 145 juta).

Terkait pembelian pesawat, Garuda Indonesia melaksanakan upaya renegosiasi kontrak pesawat termasuk komitmen penundaan kedatangan pesawat baru hingga tahun 2019-2020 serta memaksimalkan utilitas pesawat yang ada saat ini. Adapun utilitas pesawat pada tahun 2018 ini ditargetkan menjadi 10 jam 24 menit meningkat dibandingkan tahun 2017 sebesar 9 jam 36 menit khususnya dengan memaksimal rute padat penumpang dengan yield tinggi.

Suasana terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pekan lalu. Maskapai Garuda Indonesia memperkirakan kenaikan penumpang sebesar 15 persen pada musim libur Natal 2017 dan Tahun Baru 2018. AKTUAL/Tino Oktaviano

“Garuda juga telah melaksanakan renegosiasi kontrak pesawat bersama pihak manufaktur atau lessor sehingga dapat menurunkan harga sewa pesawat hingga 25%. Selain itu, Garuda Indonesia terus memaksimalkan potensi armada yang ada saat ini dengan restrukturisasi jaringan penerbangan khususnya dengan memaksimalkan pasar penerbangan dengan trafik tinggi,” jelasnya

Dirinya membantah Indonesia pernah mengagendakan pengadaan pesawat Airbus A380. Pasalnya Garuda Indonesia saat ini hanya mengoperasikan jenis armada Boeing 777-300 ER, Boeing 737-800 NG, Airbus A330-300/200, CRJ Bombardier 100, ATR 72-600 dengan total armada secara keseluruhan sebesar 202 armada pesawat (termasuk armada yang dioperasikan anak perusahaan Citilink). Kemudian, terkait kebijakan training crew penerbangan, perusahaan menjalankan pola training yang mengacu pada kebijakan dan regulasi yang berlaku baik yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun lembaga berwenang lainnya yang mengatur terkait standarisasi training crew penerbang.

Selanjutnya, Page 5: Kredibilitas Direksi Garuda Diuji

Artikel ini ditulis oleh:

Eka