Bank Indonesia (BI) mengaku sudah melakukan intervensi pada Rabu (5/9/2018) pagi ini guna menjaga volatilitas nilai tukar rupiah. “Kami pagi ini sudah intervensi sangat kuat,” ujar Kepala Departemen Pengelolaan BI Nanang Hendarsah di Jakarta, Rabu (5/9).
Nanang menyebut intervensi dilakukan BI di pasar valuta asing (valas) maupun surat berharga negara (SBN). Sepanjang tahun ini, Bank Indonesia mengaku telah menggelontorkan Rp87,88 triliun guna menstabilkan nilai tukar rupiah melalui pasar SBN. Stabilisasi di pasar SBN dilakukan di pasar primer maupun sekunder.
Analis sekaligus Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim sebelumnya memperkirakan pergerakan mata uang garuda akan berakhir melemah pada hari ini. Hal ini lantaran belum ada sentimen positif yang mampu menopang rupiah.
“Potensi rupiah sampai ke Rp15.000 per dolar AS sangat terbuka, karena sekarang saja sudah bergerak melewati Rp14.900 per dolar AS,” jelasnya.
Ibrahim mengatakan bila rupiah terlanjur menyentuh level Rp15.000, maka upaya stabilisasi rupiah akan lebih sulit. Untuk itu, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) dinilai perlu lebih keras mengupayakan agar rupiah dapat segera menguat.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution meminta semua pihak bersabar dalam menanti dampak positif sejumlah kebijakan pemerintah yang ditempuh guna menstabilkan nilai tukar rupiah.
“Sebenarnya kami tahu dari awal situasinya memang harus dilakukan langkah-langkah dan sudah dilakukan. Tapi, realisasi (dampaknya) memang tidak secepat yang diharapkan,” kata Darmin seusai rapat di Badan Anggaran DPR, Rabu (5/9/2018).
Darmin menjelaskan, langkah yang diambil pemerintah pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan investasi serta mendorong laju ekspor. Dalam hal peningkatan investasi dan ekspor, pemerintah meluncurkan Online Single Submission (OSS) atau layanan perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik.
“Saat kami launching OSS, message-nya mau mendorong investasi dan ekspor secepat-cepatnya sehingga kami menciptakan perizinan yang paling sederhana. Memang (yang mengajukan izin) sampai 1.000 (orang) per hari, tapi investasinya kapan masuk ke sini? Perlu waktu artinya,” tutur Darmin.
Di Hadapan DPR, Ini Penjelasan Gubernur BI
Halaman selanjutnya…