Jakarta, Aktual.co — Penemuan beras plastik di pasar oleh masyarakat dianggap sebagai pengalihan isu pemborongan dan penimbunan beras yang sempat mencuat di sejumlah media massa.
Pasalnya, perusahaan swasta pemborong dan penimbun beras disinyalir mendapat ‘pengamanan’ kuat, sebab kepemilikannya diduga milik menteri aktif rezim Jokowi-JK dan mantan menteri dimasa rezim SBY.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Aktual.co, perusahaan yang maksud adalah perusahaan dengan inisial PTLP,  diduga sahamnya masih dimilik oleh menteri aktif saat ini dengan inisial ‘RAG’. 
Sedangan perusahaan yang diduga milik mantan menteri berinisial ‘AAP’ yang juga merupakan komisaris utama dari PT. TP yang ada Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
“Yang menonjol adalah dua perusahaan itu (yang melakukan pemborongan dan penimbunan) dan juga ada perusahaan investor asing berasal dari Singapura,” ucap sumber yang enggan disebutkan identitasnya.
“Selain itu, adanya keterlibatan mantan pejabat Bulog di perusahaan PT. TP,” tambah sumber itu.
Namun, ketika ditanyakan lebih lanjut, siapa gerangan mantan pejabat Bulog yang diduga perusahaannya ikut bermain dalam penimbunan beras, Ia enggan memberitahukan. “Nanti akan kita ungkap,” ujarnya.
Sebelumnya,  Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Subagyo mengatakan setidaknya ada beberapa perusahaan terkait hal ini. Yang mengejutkan, adanya nama menteri Kabinet Kerja yang masih aktif dan mantan menteri di era sebelumnya, yang masih berkaitan dengan pertanian.
“Dimana didalamnya pemiliknya juga para pejabat pemerintahan yang sekarang masih menjabat (aktif),” kata Firman, di Komplek Parelemen, Senayan, Senin (18/5).
Namun ketika ditanyakan, nama menteri atau mantan menteri yang memiliki saham di perusahaan pemborong dan penimbun beras, Wakil Ketua Badan Legislasi itu enggan menjelaskannya lebih lanjut.
“Nanti confidential-lah, karena kalau nama kita tidak etis. Tetapi ada beberapa nama yang masuk dalam catatan kami yang salah satunya mantan menteri, dan masih menjabat komisasris utama di perusahaan yang memborong beras dan juga menjabat sebagai komisaris utama di perusahan yang aktifitasnya di sektor pertanian dan BUMN, dan ini sangat memprihatinkan,” ucap dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Novrizal Sikumbang