Bank BJB
Bank BJB

Jakarta, Aktual.com — PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR), menyebutkan siap menurunkan suku bunga kredit menjadi single digit seperti yang diingkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Namun, di lain sisi, BJB juga minta agar pemerintah atau perusahaan BUMN ketika mau menempatkan dananya tidak minta suku bunga tinggi.

“Kami tentu sambut adanya keinginan regulator agar suku bunga di single digit. Tapi mesti ada juga kebijakan buat penempatan dana pemerintah tidak dipatok bunga tinggi. Karena itu akan menjadi dana mahal,” keluh Direktur Utama Irfan, di Jakarta, Senin (29/2).

Menurut Irfan, kalau pemerintah tetap ngotot dengan suku bunga tinggi, sementara bank yang ada menyediakan bunga rendah, kalau tidak diatur kemungkinan pemerintah akan berpindah ke bank lain.

“Kalau seperti itu kondiisnya maka kami akan kekurangan dana dan akhirnya bisa mengurangi pembiayaan,” jelas dia.

Selama ini dana-dana pemerintah, seperti dari APBN dan dana dari perusahaan BUMN, ketika disimpan di bank menuntut bunga double digit. Hal itu berdampak pada kinerja perbankan yang terbebani dengan dana mahal, sehingga mereka akan meninggukan suku bunga kreditnya.

Terkait penurunan suku bunga kreditnya, pihak BJB menargetkan akan dilakukan di kuartal keempat tahun ini. “Mungkin di kuartal keempat tahun ini baru kami turunkan suku bunga kreditnya,” sambung dia.

Dengan kondisi demikian, maka BJB masih mematok target net interst margin (NIM) atau marjin bunga bersih di angka 6,3 persen seperti di tahun 2015 lalu.

“Dengan kondisi begitu, kami masih perkiraan NIM kami 6,3 persen dengan BOPO (biaya opersional terhadap pendaapatan opersional) di atas 90 persen,” kata dia.

Dari sisi portofolio kredit, total kredit yang sudah disalurkan oleh bank bjb hingga akhir tahun 2015 mencapai Rp 55,3 triliun atau naik sebesar 12% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Dari semua segmen kredit yang dimiliki, segmen kredit konsumer tercatat tumbuh sebesar 13,8% (y-o-y) menjadi Rp. 38,2 triliun, dengan jumlah nasabah yang meningkat dari 350.446 menjadi 364.827 nasabah.

Selain itu kredit korporasi dan komersial juga tumbuh signifikan menjadi sebesar Rp 9,2 Triliun atau naik 35% year on year.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan