Anies Baswedan (kanan) dan Gibran Rakabuming Raka usai sarapan bersama di Hotel Novotel Solo, Selasa (15/11)

 

Jakarta, Aktual.com – Bakal calon presiden dari Kolisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan mengaku sumber daya yang dimilikinya kalah jauh di bandingkan dengan capres lain yang akan berkompetisi di Pilpres 2024.

Anies tidak merinci sumber daya apa yang dimaksud saat berbicara video yang ditujukan untuk relawan itu dibuat.

Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali mengatakan bahwa pernyataan Anies terkait dengan finansial dan dukungan.

Dia mencontohkan bahwa harta Anies sangat jauh jika dibandingkan dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto yang berencana maju sebagai capres.

Kemudian, Ahmad Ali juga menyinggung soal dukungan Presiden Joko Widodo kepada bakal capres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo.

Pengamat politik Lucius Karus menuturkan pernyataan Anies yang diperjelas oleh Ahmad Ali tidak bisa dianggap sebuah fakta.

Dia menilai pernyataan itu merupakan startegi Anies untuk meraih simpati agar mendapat dukungan dari parpol yang belum resmi menetapkan capres pada Pilpres 2024.

“Pernyataan dari politisi parpol terkait peluang capres yang diusung parpol mereka belum bisa dianggap sebagai sebuah sikap politik yang jelas. Pernyataan-pernyataan politisi di masa sekarang ini lebih sebagai strategi meraih simpati parpol lain,” ujar Lucius kepada wartawan, Jumat (28/4).

Dalam situasi koalisi parpol pengusung yang belum jelas, Lucius berkata bicara soal kesiapan dana kampanye pemenangan merupakan sebuah hal yang tidak relevan.

Bahkan, ada kemungkinan pernyataan Anies sebagai sebuah upaya lain agar donatur mau memberi dukungan kepadanya.

“Mereka akan menutup informasi soal pendanaan untuk membuka ruang bagi donatur yang mau mendanai kampanye capres. Begitu juga pengakuan yang cenderung seperti playing victim, juga nungkin dilakukan untuk memancing rasa simpati para donatur,” ujarnya.

Pengamat politik Ujang Komarudin menilai klaim bahwa logistik Anies lebih kecil dibandingkan dengan Ganjar atau Prabowo merupakan sebuah konsekuensi politik yang harus dijalankan.

“Ini adalah resiko politik ketika Anies atau Partai NasDem dan pendukungnya menjadi penantang dari koalisi yang dibentuk oleh pemerintah. Tetapi ini demokrasi harus jalan, lawan tanding harus ada,” ujar Ujang.

Calon yang didukung pemerintah ini mesti ada lawannya. Dalam dalam hal ini Anies dari pihak oposisi. Dalam konteks menjaga demokrasi ini bagus,” ujarnya menambahkan.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu