Sinta Nuriyah, istri Gus Dur menghadiri acara peresmian rumah pergerakan Griya Gus Dur di Jalan Taman Amir Hamzah, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (24/1/2016). Rumah pergerakan griya Gus Dur sebagai tempat perjuangan untuk mewujudkan kemaslahatan umat. "Rumah ini mempunyai sejarah amat penting dalam perjuangan bangsa. Rumah ini menjadi gagasan dan peristiwa penting sejarah bangsa. Nyai Solichah Wahid Hasyim melanjutkan perjuangan ini dengan menjadikan rumah ini sebagai rumah para aktivis kebangsaan.

Jakarta, Aktual.com – Istri almarhum Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah Wahid mengingatkan semua pihak agar bisa menahan diri serta tidak mudah terprovokasi hingga melakukan tindakan atau bersikap frontal.

Saat menghadiri acara Imlek 2568 dengan puluhan umat beragama di rumah pribadinya di Jalan Juanda Jombang, Jawa Timur, Minggu (5/2), ia mengatakan agar masyarakat berhati-hati, terlebih lagi yang menyangkut situasi konfrontatif politik di Jakarta.

Ia mewanti-wanti agar setiap orang bisa menahan emosi dan tidak terprovokasi.

“Jangan sampai kita bersikap frontal. Harus tabayyun (mencari kejelasan) dulu,” katanya menegaskan.

Menurut Sinta, warisan pluralisme Gus Dur saat ini mendapat tantangan luar biasa. Kepentingan politik saat ini begitu menonjolkan kebencian, jauh dari cita-cita luhur pendiri bangsa.

Ia mengatakan, setiap perbedaan perlu dihormati dan jangan sampai membuat bangsa ini semakin terpecah belah. Bahkan, sebelum meninggal dunia, Gus Dur mewanti-wanti agar persatuan dan kesatuan bangsa didahulukan.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: