seorang orator tengah menyampaikan orasinya di atas mobil komando di aksi 212 di Monas. Jumat (21/2/2020). Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Demo Tangkap Koruptor Aksi 212, Slamet Marif: Korupsi Jaman Sekarang Sama Mejanya Dibawa, https://wartakota.tribunnews.com/2020/02/21/demo-tangkap-koruptor-aksi-212-slamet-marif-korupsi-jaman-sekarang-sama-mejanya-dibawa. Penulis: Joko Supriyanto Editor: Theo Yonathan Simon Laturiuw
seorang orator tengah menyampaikan orasinya di atas mobil komando di aksi 212 di Monas. Jumat (21/2/2020).

Jakarta, aktual.com – Ketua PA 212 Slamet Maarif turut memberikan orasi saat massa aksi berunjuk rasa di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, Jumat (21/2). Dia turut memberikan wejangan-wejangan soal isu korupsi termutakhir.

Slamet sempat menyinggung ihwal peran penguasa soal keterkaitan soal masalah korupsi. Jika penguasa terlibat, dia meminta rakyat untuk melakukan revolusi.

“Kalau ternyata penguasa terlibat jadi skenario besar korupsi di Indonesia, kami akan tuntut segera revolusi, revolusi, revolusi takbir!,” kata Slamet Maarif di atas mobil komando.

Slamet menyebut, tindak pidana korupsi kekinian sudah merajalela. Dia mengatakan, tersebut berbanding terbalik dengan zaman-zaman sebelumnya.

“Saya lihat akhir-akhir ini banyak orang mati rasa, mati hatinya kenapa? Korupsi zaman sekarang jauh lebih dahsyat dari zaman sebelumnya,” kata dia.

“Ada yang katakan dulu zaman orde lama korupsi di bawah meja, masuk orde baru korupsi di atas meja. Zaman sekarang korupsinya sama meja-mejanya di bawa,” tambah Slamet.

Slamet memberikan contoh soal cerita seorang ibu yang merugi akibat korupsi. Sang ibu, kata Slamet, mengumpulkan uang untuk anaknya kuliah. Hanya saja, saat anaknya kuliah uang itu sudah habis dikorupsi oleh orang lain.

“Ada ibu cerita bertahun-tahun, 17 tahun dia kumpulin uang untuk anaknya. Begitu kontrak selesai, anaknya mau kuliah uangnya enggak turun alhasil anaknya nggak bisa kuliah, kenapa, karena uangnya dikorupsi,” kata Slamet. [Suara.com]

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eko Priyanto