Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, kembali sesumbar bahwa APBN 2018 yang sudah ditetapkan DPR itu akan menjadi stimulus perbaikan di 2018. Menurutnya, dana besar dalam belanja negara itu akan efektif menjadi instrumen fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Sekaligus juga APBN ini akan mendukung upaya pengentasan kemiskinan, pengurangan ketimpangan, serta penciptaan lapangan kerja. Karena tema APBN 2018 ini adalah ‘Pemantapan Pengelolaan Fiskal untuk Mengakselerasi Pertumbuhan yang Berkeadilan’,” ujar Menkeu di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Rabu (25/10).

Dia menegaskan, ada tiga strategi fiskal yang akan dilakukan pemerintah pada tahun depan. Tiga strategi itu adalah mengoptimalisasikan pendapatan negara dengan tetap menjaga iklim investasi, efisiensi belanja dan peningkatan belanja produktif untuk mendukung program prioritas, serta mendorong pembiayaan yang efisien, inovatif, dan berkelanjutan.

Apalagi, kata dia, perekonomian dunia di tahun 2018 diperkirakan akan meningkat dengan kecepatan moderat dengan terjaganya pemulihan ekonomi negara Amerika Serikat dan meningkatnya perdagangan global.

“Meskipun masih terus dibayangi isu proteksionisme dan perlambatan tingkat permintaan dari Tiongkok, Uni Eropa, Jepang, serta ketegangan geo politik di Timur Tengah dan Asia,” dia menjelaskan.

Namun sayangnya, target pemerintah dalam APBN 2018 itu masih tersandera oleh defisit yang lumayan tinggi. APBN 2018 sendiri menargetkan defisit anggaran mencapai 2,19 persen atau sama dengan Rp325,9 triliun. Tentu pemerintah akan menutupnya dengan utang.

Apalagi dalam APBN tersebut, pemerintah menargetkan akan menerbitkan Surat Berharga Negara (neto) sebesar Rp414,52 triliun dan pinjaman (neto) Rp15,5 triliun. Sehingga total utang tahun depan bisa mencapai Rp429,57 triliun. Kebijakan itu bisa kontraproduktif dalam pengentasan kemiskinan karena utang yang tinggi.

“Defisit APBN 2018 direncanakan sekitar 2,19 persen terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) atau setara dengan Rp325,9 triliun,” ujar Menkeu.

 

Laporan Busthomi

Artikel ini ditulis oleh: