Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabr Al Hasani dalam acara pembacaan kitab amin al-I'lam bi anna attasawwuf min syariat al-islam karangan syekh Abdullah Siddiq al-Ghumari di Majelis Zawiyah Arraudah, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (28/1/2017). AKTUAL/Tino Oktaviano
Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabr Al Hasani dalam acara pembacaan kitab amin al-I'lam bi anna attasawwuf min syariat al-islam karangan syekh Abdullah Siddiq al-Ghumari di Majelis Zawiyah Arraudah, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (28/1/2017). AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Telah diriwayatkan, bahwa Imam Syafi’I RA ziarah ke makamnya Imam Abu Hanifah RA, kemudian para jamaah masjid yang bersampingan dengan makam tersebut meminta Imam Syafi’I untuk menjadi imam shalat subuh, karena mereka tahu siapakah Imam Syafi’I itu.

Lalu Imam Syafi’I pun berkenan untuk menjadi imam mereka, dimana beliau sengaja untuk tidak membaca qunut, meski di dalam madzhabnya mengatakan bahwa qunut itu adalah hukumnya sunnah mu’akkadah, yang dimana ketika seorang lupa melakukannya maka disunnahkan untuk sujud sahwi.

Kemudian para jama’ahpun bertanya kepada beliau, oleh karena tidak melaksanakan apa yang menjadi pendapatnya di dalam masalah qunut ini.

Imam Syafi’I pun menjawab, bahwa dirinya melakukan hal ini adalah sebagai bentuk penghormatan kepada Imam Abu Hanifah RA, karena dirinya shalat di masjid yang disitu di makamkan seorang ulama yang berpendapat bahwa qunut pada shalat subuh ini tidak dianjurkan. Maka lihatlah wahai para orang-orang yang bermadzhab Syaf’I, betapa besar toleransi Imam kalian kepada pendapat ulama lain.

Syekh Yusri hafidzahullah Ta’ala wa ro’ah juga sering mengingatkan ketika dalam majelis tafsir dan qira’atnya, bahwa hendaklah seorang muslim belajar untuk mengenal macam-macam qira’at mutawatirah (cara membaca AlQur’an dengan riwayat yang sambung kepada baginda Nabi SAW), meskipun belum bisa untuk menghafalkannya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid