Denpasar, Aktual.com — Pemerintah menarget pembangunan listrik sebesar 35 Giga Watt pada tahun 2020. Program itu langsung disampaikan oleh Presiden Joko Widodo. Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Pandu Sjahrir mengaku lembaganya mendukung penuh program pemerintah tersebut.

“Kita sangat support program pemerintah. Sekarang tinggal bagaimana mencari solusinya. Daerah semua mendukung, hanya tinggal bagaimana memecahkan solusinya,” kata Pandu di sela 22nd Trans Coal Asia Conference di Nusa Dua, Selasa (31/5).

Saat ini, Pandu melanjutkan, konsentrasi industri batu bara adalah ke dalam negeri. “Sekarang concern kita sebagai industri adalah soal domestic demand. Bagaimana program 35 Giga Watt. Hari ini yang dibahas sebagian besar adalah program 35 Giga Watt tersebut,” ucap Pandu.

Ia berharap jika program 35 Giga Watt bisa berjalan, maka itu bisa menjadi domestic demand pengusaha batubara dalam negeri.

“Penyikapan kita, kalau program 35 Giga Watt itu bisa dijalankan itu kan bisa menjadi domestic demand kita kan. Domestic demand kita 80 juta. Kalau program 35 giga watt selesai, kan 20 giga watt-nya dari batubara. Nah, itu bisa naik ke 240 juta,” papar dia.

Menurut dia, program 35 Giga Watt menjadi konsentrasi pertemuan yang digelar di Bali Internasional Convention Center, Nusa Dua.

“Tadi kita bahas, ada beberapa panelis. Tadi ada Dirut Adaro Power, ada juga Dirut Cirebon, Pak Heru. Menurut mereka mungkin hanya bisa sepertiganya sampai setengah dari 35 Giga Watt yang bisa selesai COD,” jelas dia.

Menurutnya, hal itu lantaran memang tak memadai untuk dikejar dibangun pada tahun 2020.

“Ini bukan salah siapa-siapa karena kondisinya begitu. Kalau dari sisi PLN, pertanyaannya adalah PLN itu apa? It’s a just simply a state on enterprise or is it a government agency. Maksudnya rule-nya apa, itu yang harus diklarifikasi,” ujarnya.

Menurut Pandu, siapapun yang menjabat Direktur Utama PLN, akan kesulitan merealisasikan program 35 Giga Watt listrik pada tahun 2020.

“Siapapun yang di PLN sangat super sulit, karena dua-duanya kan bisa menjadi konflik. Jadi, itu yang harus semuanya difokuskan ke sana, utamanya yang kita bahas di pertemuan ini. Itu jadi main issue,” ungkapnya.

Menurut dia, realisasi program 35 Giga Watt yang realistis di atas tahun 2020.

“Realisasi yang realistis di atas 2020. Bisa saja tahun 2022 atau tahun 2023. Tapi pasti selesai,” ucapnya optimistis.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan