ilustrasi pertumbuhan ekonomi (ist)

Jakarta, Aktual.com – Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,3 persen pada rancangan APBN 2017, dinilai terlalu optimistis.

Anggota Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Tohir mengatakan jika dalam perhitungan tersebut melihat dari koreksi pertumbuhan ekonomi dunia.

“Kalau melihat ekonomi dunia cenderung 5,1 persen karena pertumbuhan ekonomi dunia itu di koreksi world bank dari 3,5 persen menjadi 3,2 persen, kemudian IMF mengkoreksi dari 2,9 persen menjadi 2,4 persen. Itu prediksi dunia. Artinya, ada 5 basis point yang terkoreksi pertumbuhan ekonomi dunia,” kata Hafisz, di Jakarta, Jumat (19/8).

Menurut dia, hingga saat ini kondisi pasar Indonesia tidak bisa mengatasi gejolak perkembangan ekonomi di dunia, berbeda dengan China yang pasarnya sudah bisa menguasai pasar dunia.

“Kita ini kan belum seperti China yang sudah menguasai pasar dunia yang bisa diatur seperti main game. Kalau di sini lemah maka diperkuat di sektor ini. dan kita (Indoneasia) tidak bisa begitu karena pasar kita masih dibentuk dunia, bukan membentuk dunia,”

“Meski penduduk banyak tetapi kita tidak bisa membentuk pasar sendiri,” tandas politikus PAN itu.

 

*Novrizal

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Novrizal Sikumbang