Bali, aktual.com – United Nations Development Programme (UNDP) dan pemerintah Indonesia melalui Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk mendukung Youth Co:Lab Indonesia.

Yakni, sebuah platform inovasi dan pelatihan untuk kewirausahaan sosial dan start-up yang dipimpin kaum muda.

“Kami sangat senang dapat bermitra dengan UNDP untuk mendukung inisiatif Youth Co:Lab di Indonesia. Dengan penekanan pada pemberdayaan kaum muda,”kata Kepala BEKRAF, Triawan Munaf dalam keterangan tertulisnya, Kamis (8/11).

“Kami berharap Youth Co:Lab akan memfasilitasi pengembangan ekosistem yang mendukung kreativitas dan bakat kewirausahaan kaum muda di Indonesia. Ini akan menguatkan daya saing mereka dan daya saing Indonesia secara keseluruhan,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, Country Director UNDP Indonesia, Christophe Bahuet mengatakan bahwa Youth Co:Lab bertujuan untuk memanfaatkan potensi besar kaum muda Indonesia.

“Teknologi digital dan kaum muda tidak dapat dipisahkan. Dengan ide-ide inovatif dan kreatifitas, kaum muda berpotensi menggunakan teknologi digital sebagai sarana untuk membangun ide-ide mereka dan pada gilirannya, mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,”ujar Bahuet.

“Dengan lebih dari 63 juta kaum muda di Indonesia, ada peluang yang signifikan untuk meningkatkan inovasi dan kreatifitas dalam ekonomi yang berkembang,” terangnya.

Youth Co:Lab adalah inisiatif UNDP Asia-Pacific Youth Entrepreneurship yang bertujuan menempatkan kaum muda di garis depan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), dan mendorong inovasi kewirausahaan sosial di Indonesia, yang memprioritaskan kaum muda dari Indonesia bagian timur.

Di Indonesia, Youth Co:Lab dipimpin oleh Innovative Financing Lab UNDP Indonesia dan Citi Foundation serta penyedia co-working space, HUBUD.

Dalam inisiatif pertamanya, sekitar 15 peserta terpilih dari Papua dan Kalimantan akan menghadiri pelatihan dua minggu tentang rekomendasi kebijakan, start-up dan manajemen bisnis mulai 1 November hingga 14 November.

“Kami antusias untuk mempertemukan kelompok peserta yang beragam dan memfasilitasi pengembangan kapasitas untuk membantu memperluas jangkauan wirausaha sosial di luar Jawa ke tingkat global,” kata Kepala Kemitraan Hubud, Maria Agustin Triwahyuni.

Untuk diketahui, MoU ditandatangani di Bali pada konferensi dunia pertama tentang ekonomi kreatif, yang diselenggarakan oleh BEKRAF. Setidaknua, ada lebih dari 1000 delegasi dari 50 negara menghadiri konferensi yang bertujuan untuk menyoroti kondisi dan visi industri ekonomi kreatif global saat ini.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Novrizal Sikumbang