Jakarta, Aktual.co – Desakan publik terhadap Jokowi-JK agar mengikuti saran KPK untuk tidak memaksakan diri memasukkan calon menteri yang bertanda kuning ataupun tanda merah dalam kabinetnya menuai respon beragam.

‎Sekretaris Pusat Kajian (Pusaka) Trisakti Fahmi Habsyi menyatakan bahwa tanda kuning atau merah calon menteri dari KPK  merupakan “warning” yang wajib diperhatikan sebagai “bukti sayang” KPK pada Jokowi-Jk karena harapan publik yang besar terhadap kabinet Jokowi-JK tidak pupus di awal pemerintahan.

‎”Tanda Kuning atau tanda Merah kan hanya masalah waktu nasibnya. Sekarang kan tanda kuning kalau ada kasus korupsi nanti muncul menyeretnya kan jadi merah. Ada ratusan kasus korupsi libatkan anggota parlemen dan birokrasi SBY yang bisa menyeret siapapun dikemudian hari,” tutur Fahmi, Sabtu (25/10).

‎Jadi, sambung Fahmi, niat KPK sudah baik untuk mendengar respon publik agar tidak terulang lagi seperti kabinet era SBY dimana menteri mundur atau direshufle di tengah jalan terlibat kasus korupsi.

‎”Kompromi yah boleh-boleh saja dalam proses penyusunan kabinet dan memang tidak bisa memuaskan semua pihak, tapi rakyat wajib dipuaskan karena itulah yang membuat Jokowi-JK lebih unggul 8 juta suara,” ucapnya.

‎”Tapi kita harus realistis bahwa karakter bangsa kita memang lebih suka menyelesaikan masalah ketika ‘kejedot kepala’  dibanding mencegah masalah sejak awal,” ujarnya.