Suatu senja musim dingin di bibir Sungai Nil di Helwan, bagian selatan Kota Kairo, Mesir, pria muda tampan itu menyerahkan sebuah amplop misteri kepada istrinya tanpa menjelaskan isinya.
“Jangan buka ini amplop. Nanti bila saya sudah kembali ke Mesir, kita berdua akan membukanya bersama-sama. Tapi jika saya tidak kembali lagi selamanya, maka bukalah amplop ini dan ambil isinya,” demikian pesan sang suami.
Dengan mata sendu, tanpa tanya, tanpa kata-kata, sang istri menerima dan menyimpannya.
Suami yang berprofesi sebagai diplomat itu akan segera mengemban misi negara dalam perjalanan rahasia ke Indonesia, negeri yang masih diblokade Belanda akibat berkecamuk perang kemerdekaan.
Misi utamanya adalah bertemu Presiden Soekarno di Yogyakarta dalam proses pengakuan kemerdekaan RI. Jogja kala itu menjadi ibu kota sementara RI karena situasi keamanan Jakarta tidak kondusif.
Diplomat muda energik itu tak lain adalah Mohamed Abdel Monem, Konsul Jenderal Mesir di Bombay, India. Ia mendapat kepercayaan dari Sekjen Liga Arab, Abdel Rahman Azzam Pasha, sebagai utusan khusus Mesir dan negara-negara anggota Liga Arab ke Indonesia.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby