Konsul Jenderal Inggris di Batavia Mr Mackereth segera melaporkan kepada London. Dalam surat singkatnya tertanggal 18 Maret 1947, Mackereth menjelaskan, “Abdul Manem arrived Djokjakarta on March 14th by chartered aircraft of Philippines Commercial Air Lines this by-passing Dutch controlled territory (Abdel Moneim telah tiba di Yogyakarta pada 14 Maret dengan menyewa pesawat komersial Filipina melewati kawasan yang dikontrol Belanda)”.

“Abdel Moneim telah kembali ke Singapura langsung dari Jogjakarta dengan pesawat tanggal 20 Maret dengan selamat,” lapor Konsul Inggris di Singapura dalam suratnya tertanggal 21 Maret 1947.

Namun beberapa data dalam dokumen rahasia Inggris itu berbeda dengan catatan sejarah Indonesia. Misalnya, tanggal Abdel Monem tiba di Jogja dan kembali ke Singapura tersebut, yakni catatan Indonesia menyebutkan tiba di Jogja hari Kamis, 13 Maret, dan kembali ke Singapura Senin, 17 Maret 1947.

Setiba di Singapura, Monem menemui Konsull Inggris dan menceritakan situasi sebenarnya di Indononesia bahwa ia menyaksikan kondisi dan kehidupan normal di mana-mana, khususnya di kota Yogyakarta dan sekitarnya, katanya.

“Ia (Monem) juga mengaku menyaksikan makanan berlimpah serta hukum pun tetap berlaku di sana,” laporan Lord Killearn, 21 Maret 1947.

Nota telegram Konsul Inggris yang ditembuskan kepada Konsul-Konsulnya Belanda, Kairo dan Batavia, menjelaskan pula bahwa Monem akan segera kembali ke Bombay dan selanjutnya berangkat ke Kairo untuk melaporkan hasil kunjungannya ke Yogyakarta.

Alhasil, kunjungan utusan khusus Mesir dan Liga Arab ini, tak pelak lagi, membantah semua kebohongan Belanda yang menyatakan kepada dunia internasional bahwa pihaknya masih mengontrol penuh semua wilayah darat, laut dan udara Hindia-Belanda.

ant

Oleh: Munawar S Makyanie, Wartawan dan Pemerhati Timur Tengah

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby