Konsul Inggris di Singapura Lord Killearn dalam suratnya kepada penguasa London tertanggal 27 Februari 1947 mengemukakan, Konsul Mesir di Bombay Abdel Monem mengontaknya untuk memintai pendapat dan bantuannya sehubungan dengan instruksi melakukan kunjungan ke Batavia agar melihat langsung kondisi secara umum di Indonesia.
Killearn sesumbar mengatakan, Monem sama sekali tidak mengetahui situasi di Indonesia. Instruksi itu, katanya, dikeluarkan oleh Sekjen Azzam Pasha atas nama Liga Arab dengan dasar bahwa di negeri Nusantara itu adalah negara Muslim dan terdapat sekitar 100.000 orang peranakan Arab.
Atas saran Killearn, Monem mengusahakan visa masuk ke Batavia dari pemerintah Belanda. “Ia (Monem) mengusahakan visa Belanda, dan tengah menunggu sebuah pesawat untuk mengantarnya ke Batavia,” Killearn melaporkan (27 Pebruari 1947).
Pada 10 Maret 1947, Killearn melaporkan lagi bahwa Monem tengah mendapat kesulitan peroleh visa, dan meminta agar diberikan sedikit catatan cota diplomatik kepada pemerintah Belanda untuk memudahkannya mendapat izin masuk ke Batavia.
Tunggu-punya tunggu, Moneim ternyata tidak mendapat lampu hijau dari penguasa Amsterdam. Alasannya, menurut Killearn, visa akan diberikan bila perjanjian Linggarjati antara Indonesia-Belanda telah ditandatangani.
Pihak Belanda dan Inggris rupanya terkecoh, Monem ternyata berhasil mendarat di Jogja tanpa restu Belanda, tiga hari Killearn membuat laporan.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby