Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto. (ilustrasi/aktual.com)
Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto mengatakan ada empat personel polisi yang dikirim ke Jeddah, Arab Saudi, untuk melacak keberadaan 700 WNI yang diduga berangkat ibadah haji secara ilegal dengan paspor Filipina.

“Informasi terakhir yang kami terima, 700 orang itu ada di Jeddah dan Mekkah. Saat ini, kami terus berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia,” ujar Ari Dono di Jakarta, Selasa (13/9).

Berdasarkan kesepakatan dengan Kemenlu, lanjut dia, pemerintah memutuskan untuk melakukan “jemput bola”. Selain diberangkatkan ke Jeddah, tiga personel lain juga dikirim ke Filipina demi mendapatkan data tambahan terkait hal tersebut.

Beberapa hal yang diselidiki oleh kepolisian adalah pihak pengirim dari Indonesia dan jejak keberangkatan para jamaah haji itu dari Tanah Air.

“Keterangan dari Jeddah dan Filipina akan dimaksimalkan untuk mengetahui hal tersebut,” kata Ari Dono.

Adapun kendala kepolisian dalam menyelidik dugaan adanya 700 haji ilegal ini adalah tidak adanya data keberangkatan, baik dari Indonesia maupun Filipina.

Negeri yang dipimpin Presiden Rodrigo Duterte itu cuma menginformasikan bahwa ada orang-orang mencurigakan berangkat ibadah haji dari negara itu.

Jika berhasil menemukan para pelaksana ibadah haji tersebut, Kabareskrim mengatakan akan berkoordinasi agar mereka bisa dipulangkan langsung ke Indonesia, tanpa melalui Filipina.

“Masih perlu koordinasi bersama Kementerian Luar Negeri yang juga masih melakukan penyelidikan,” tutur Ari Dono.

Terkait 700 WNI ini, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly sempat menyatakan Presiden Filipina Rodrigo Duterte setuju untuk tidak menindaknya secara pidana. Keputusan itu diambil setelah Presiden Joko Widodo menemui Duterte di sela-sela pertemuan negara-negara G20 di Hangzhou, Tiongkok.

(Ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby