Jakarta, Aktual.com – Kesejahteraan para petani dan nelayan saat ini dinilai belum tercipta, hal tersebut disebabkan sulitnya para petani dan nelayan mendapatkan akses permodalan yang baik dari pemerintah. Sebab, banyak petani di Indonesia yang tidak memiliki lahan, dan sebagian besar dari mereka adalah buruh tani yang mengelola lahan pertanian milik orang lain. 
Karena itu, Edhy Prabowo yang merupakan Ketua Komisi IV DPR RI yang membidangi pertanian dari Fraksi Partai Gerindra menjelaskan, bahwa saat ini perlu ada keberpihakan dari pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan para petani serta tidak mengkebiri para pelaku usaha di sektor tersebut. 
“Negara harus hadir dalam menjaga keberpihakannya kepada yang lemah dalam hal ini adalah para pelaku usaha pertanian di sektor yang paling kecil. Karena para petani kita itu tidak semuanya memiliki lahan seperti buruh tani dan sebagainya,” ungkap Edhy dalam diskusi ‘Gerindra Mendengar’ di Jalan Mulawarman No 8, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (21/2). 
Selain itu, kebijakan impor yang dilakukan oleh pemerintah saat ini juga tidak bisa menurunkan harga pangan di pasar. Parahnya, para petani pun harus merugi karena disaat mereka panen pemerintah melakukan impor yang justru merusak harga hasil panen pertanian mereka. 
“Terutama dari sektor keuangan atau sektor kredit yang katanya mudah bagi petani, katanya ada KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang tidak perlu ada agunan, tapi nyatanya tidak bisa menjawab juga permasalahan para petani untuk akses permodalan,” ujar Direktur Legislatif Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi itu. 
Lebih lanjut Edhy mengatakan, jika Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno diberikan kepercayaan untuk memimpin Indonesia pada Pemilu 2019 ini, maka kesejahteraan para petani dan nelayan akan dikuatkan. Caranya, dengan memberikan kemudahan akses permodalan serta mendirikan Bank Tani dan Nelayan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi pertanian bagi para petani lokal. 
“Dan jika pak prabowo dan pak sandi dipercaya memimpin negeri ini maka kita akan membangun bank tani dan nelayan untuk mempermudah akses permodalan. Dan itu bukan untuk infrastruktur tapi khusus para peta dan nelayan,” tutur Ketua Fraksi Gerindra DPR RI ini. 
Untuk itu Edhy menegaskan, solusi yang di tawarkan oleh Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan membangun sektor pertanian menjadi lebih baik. Serta membuka akses lapangan pekerjaan seluas-luasnya di sektor pertanian. 
“Tidak ada cara lain, kita akan membangun sektor industri tapi berbasis pertanian. Kita memiliki kawasan yang jumlah luasnya seperempat dunia atau sekitar 27% nya. Bagaimana kita mampu menyediakan pangan di dunia, nah ini yang kita tidak sadari. Dan kita angkat para penyuluh pertanian yang selama ini sudah kerja dengan masyarakat. Karena kita kekurangan penyuluh,” paparnya. 
Disisi lain, Suroyo selaku Ketua Harian Pemuda Tani Indonesia menuturkan bahwa selama ini akses permodalan yang dialami oleh para petani, khususnya petani muda sangatlah sulit. Sebab, proses peminjaman modal usaha untuk menyewa lahan, membeli bibit serta untuk kebutuhan lainnya yang menunjang kualitas hasil produksi pertanian memerlukan jaminan atau agunan. 
“Selama ini akses permodalan itu memang mengalami kesulitan karena KUR juga membutuhkan jaminan, nah kesulitan kita itu di jaminan itu. Terutama untuk temen-temen yang baru lulus dan bahkan dulu ada program gadai ijazah untuk mendapatkan pinjaman modal, tapi program itu sudah tidak ada lagi dan itu pun dari kementerian koperasi bukan kementerian pertanian,” sesalnya di lokasi yang sama. 
Atas permasalahan tersebutlah banyak anak-anak muda di Indonesia yang enggan menjadi petani dan peternak lantaran sulitnya mendapatkan akses permodalan. Selain itu, pemerintah selama ini hanya memberikan penyuluhan tentang budidaya pertanian dan peternakan saja tetapi tidak pada peningkatan skill bisnis dan membantu memasarkan hasil pertanian mereka. 
“Petani muda saat ini berkurang banyak, karena tentang kesejahteraan petani itu tidak terjamin kesejahteraannya, lalu dianggap kurang bergengsi dan kita harus merubah maindset. Petani muda memerlukan skills bisnis bukan hanya budidaya saja,” terangnya. 
“Konsen pemuda tani ini harus di dukung, pemerintah hanya mengoptimalkan bagaimana budidaya nya tapi tidak konsen ke penyuluhan bisnis nya. Jadi para petani muda juga bisa mendapatkan penghasilan harian, bulanan, dan tahunan serta dibantu dalam akses penjualannya dan tidak tergantung kepada para tengkulak yang kadang seenaknya memainkan harga,” tutup Suroyo.

Artikel ini ditulis oleh: