Jakarta, aktual.com – Pengamat politik dari Indikator Politik Indonesia Burhan Muhtadi menegaskan, pertemuan Joko Widodo dan Prabowo Subianto di Jakarta pada Sabtu hari ini adalah sinyal yang kuat dari elite kepada masyarakat bahwa untuk bersatu, menjaga persatuan, dan bersama-sama berkontribusi pada pembangunan bangsa.
“Pertemuan Pak Prabowo dan Pak Jokowi ini merupakan bentuk pengakuan yang nyata dan konkret dari Pak Prabowo kepada Pak Jokowi sebagai presiden terpilih, hasil pemilu presiden 2019,” kata Burhan Muhtadi pada diskusi “Polemik: Golkar di Periode Kedua Jokowi” yang diselenggarakan sebuah radio swasta di Jakarta, Sabtu (13/7).
Menurut Burhan Muhtadi, hasil pemilu presiden 2019 sudah selesai dan “clear” ketika Mahkamah Konstitusi memutuskan perkara hasil perselisihan pemilu presiden 2019 pada 27 Juni lalu dan KPU sebagai penyelenggara pemilu sudah menetapkan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden terpilih pada 28 Juni lalu.
Karena itu, kata dia, pertemuan Presiden terpilih Joko Widodo dan calon presiden Prabowo Subianto di Jakarta, pada Sabtu hari ini, menjadi wujud konkret pengakuan Prabowo kepada Joko Widodo.
“Adanya pertemuan ini, maka situasi tegang di tingkat elite sudah ‘clear’ diharapkan para pendukung di tingkat akar rumput juga juga segera ‘clear’,” katanya.
Burhan menegaskan, adanya pertemuan Joko Widodo dan Prabowo Subianto, adalah bentuk rekonsiliasi nasional di tingkat elite, yang hendaknya langsung diikuti dengan rekonsiliasi nasional di tingkat masyarakat akar rumput.
Sebelumnya, Presiden terpilih Joko Widodo dan calon Presiden Prabowo Subianto, bertemu di stasiun MRT Lebak Bulus Jakarta, dan bersama-sama naik MRT sampai stasiun Senayan Jakarta.
Joko Widodo dan Prabowo kemudian berjalan kaki dari Stasiun MRT Senayan menuju ke sebuah restoran di FX Plaza Sudirman di Senayan.
Pada jumpa pers di akhir pertemuan, Prabowo mengucapkan selamat kepada Presiden terpilih Joko Widodo. Prabowo mengatakan, siap membantu Jokowi jika diperlukan, tapi sesekali akan mengkritik sebagai oposisi.
Keduanya sepakat agar para pendukung bersatu, tidak ada lagi istilah “cebong” dan “kampret” di masyarakat. “Tidak ada lagi cebong dan kampret, kita semua adalah merah putih,” kata Prabowo.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin