Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio (kedua kiri) didampingi Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat, Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI, Hamdi Hassyarbaini, serta Direktur Pengembangan BEI, Hosea Nicky Hogan saat memberikan penjelasan pada jumpa pers di Galeri BEI, Jakarta, Kamis (27/8). Bursa Efek Indonesia (BEI) menemukan ada 14.000 transaksi kena batas bawah auto rejection. Enam Anggota Bursa (AB) dicurigai lakukan short selling. Tito mengaku tak habis pikir ada sejumlah perusahaan raksasa yang mengeruk begitu banyak sumber daya alam di Indonesia tapi mencatatkan sahamnya di luar negeri. AKTUAL/EKO S HILMAN

Jakarta, Aktual.com — PT Atmindo merencanakan untuk melepas sebesar 22 persen sahamnya ke publik melalui mekanisme penawaran umum perdana saham (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015 ini.

“Perusahaan akan melepas sebesar 22 persen ke publik yang merupakan saham baru. Dana yang diraih dari hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja perseroan dalam mendukung bisnis,” ujar Presiden Direktur Atmindo Rudy Susanto di Jakarta, Senin (21/9).

PT Atmindo merupakan perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur boiler untuk perkebunan sawit dan pembuatan uap. Perseroan juga merancang dan membuat boiler sesuai dengan kebutuhan spesifikasi pelanggan. Pelanggan Atmindo adalah perusahaan sawit, produsen karet, dan pengolah kayu.

PT Atmindo akan menggunakan laporan keuangan periode Mei 2015 sebagai salah satu syarat dalam pelaksanaan IPO. Sementara PT Panin Sekuritas bertindak sebagai penjamin emisi perusahaan.

Rudy Susanto mengatakan bahwa meski industri perkebunan sawit cenderung mengalami penurunan, namun hal itu tidak mengganggu kinerja perusahaan dikarenakan pengolahan buah kelapa sawit tetap berjalan.

“Dalam kondisi industri sawit yang sedang menurun seperti ini tidak ada pengurangan untuk pengolahan buah sawit matang karena tidak mungkin ditunda,” katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, pembangunan pabrik sawit baru juga masih terus berjalan meski ekonomi melambat, hal itu dilakukan karena ketika ekonomi membaik pabrik baru itu sudah siap dan dapat berproduksi.

“Kapasitas produksi Atmindo bisa sampai 40 unit boiler per tahun. Kami juga sudah ingin masuk ke industri pembangkit listrik, kami sudah siap untuk mendukung program pemerintah untuk proyek pembangkit listrik 35.000 MW,” katanya.

Terkait kinerja perseroan, Rudy Susanto mengharapkan pertumbuhan pemasaran bisa mencapai 20 persen pada tahun ini. Per Mei 2015, aset Atmindo tercatat sebesar Rp167 miliar dengan ekuitas mencapai Rp89 miliar.

Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat mengatakan bahwa minat perusahaan untuk mencari pendanaan melalui pasar modal pada tahun 2015 ini masih baik meski indeks harga saham gabungan (IHSG) sedang berfluktuasi.

“Beberapa perusahaan akan melakukan paparan mini dengan BEI untuk mengutarakan rencananya melakukan IPO, beberapa perusahaan juga sudah melakukan paparan mini kepada BEI,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka