Jakarta, Aktual.com — Belakangan ini anggota polisi kerap bertindak diluar batas yang tak segan-segan menghabisi nyawa seseorang termasuk orang dekatnya. Teranyar, aksi nekat seorang anggota Brimob di Bekasi, Brigadir Aris Candra Kuswanto menembak Fitri yang meripakan istrinya sendiri.

Bahkan sebelumnya seorang anggota polisi di Kalimantan Barat, Brigadir Petrus Bakus membunuh kedua anaknya dengan sadis. Kedua anaknya dibunuh dengan cara dimutilasi.

Dengan adanya peristiwa tersebut, menjadi catatan khusus di internal Polri. Apa lagi, kasus kekerasan dan pembunuhan keji terhadap keluarga dekat yang melibatkan anggota polisi bukan kali ini saja terjadi.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Charliyan tak membantah, jika faktor tugas dan ekonomi serta lingkungan bisa mempengaruhi setiap anggota kepolisian.

“Cuma sepanjang perjalanannya faktor lingkungan mempengaruhi. Seperti beban ekonomi, beban masalah dan beban tugas,” ujar dia di Mabes Polri, Senin (14/3).

Menurut Anton, beban kerja dan ekonomi adalah faktor yang paling mempengaruhi perubahan psikologis anggota. Rata-rata, kata dia, anggota polisi menginginkan kehidupan yang lebih, sementara gaji yang didapat sangat terbatas.

“Banyak anggota polisi yang stres karena beban tugas,‎ fenomena perceraian dulu sedikit sekarang banyak. Prajurit kita banyak yang gajinya minus tapi didera global banyak godaan seperti ingin seperti tetangga tapi kemampuan terbatas.”

Kapusdokkes Polri Brigjen Pol Arthur pun senada dengan Anton. Dia mengklaim proses perekrutan anggota Polri sudah sangat baik. Hanya saja, faktor ekonomi membuat anggota polisi tidak nyaman dalam menjalani kehidupan keluarganya.

“Bahwa banyak faktor salah satu faktor ekonomi yang memberi tekanan ke kehidupan keluarga jadi tidak nyaman,” ujar Arthur.

Untuk meminimalisir gangguan psikologis anggota polisi, Arthur berharap setiap pejabat polisi setingkat Kanit, Kasat bahkan sampai ke Kapolres bisa memperhatikan perubahan sikap yang signifikan dari anggotanya.

“Itu cara untuk mendeteksi pemeriksaan lebih baik atau tindakan dalam rangka mengobati kelainan dari kacamata psikologis,” kata Arthur.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu