Wakil Presiden Jusuf Kalla (kiri) bersalaman dengan terdakwa kasus dugaan korupsi Dana Operasional Menteri (DOM) di Kementerian ESDM dan Kemenbudpar serta penerima gratifikasi, Jero Wacik (kedua kiri) seusai menjadi saksi untuk terdakwa di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (14/1/2016). Jusuf Kalla menyatakan penggunaan DOM merupakan hak menteri sehingga dapat digunakan sesuai kepentingan menteri.

Jakarta, Aktual.com — Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang baru dimulai pembangunannya menuai banyak polemik. Salah satunya terkait dengan besar dana proyek yang dinilai sejumlah kalangan terlalu mahal jika dibandingkan dengan proyek serupa di Iran.

Padahal proyek di Iran dikerjakan oleh perusahaan yang sama yakni. China Railway Engineeing Corporation.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku sudah menanyakan hal itu kepada Duta Besar China.

“Saya juga tadi sampaikan ke Dubes China untuk meminta verifikasi lebih lanjut atas informasi itu, dan dia janji untuk itu,” kata JK seusai menerima kunjungan Duta Besar China untuk Indonesia Xie feng di kantornya, Jakarta, Kamis (28/1).

JK mengatakan dalam pertemuan tersebut pihaknya memang membahas proyek kereta cepat yang tengah menjadi sorotan.

Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung memilik panjang rel 150 kilometer dengan biaya 5,5 miliar dolar AS. Sementara proyek serupa di Iran dengan panjang rel 400 kilometer hanya menelan biaya 2,73 miliar dolar AS. Anehnya kedua proyek ditargetkan selesai pada tahun yang sama yakni 2018.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara