Kepala BKPM Franky Sibarani (kiri) berbincang dengan Deputi bid Pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Modal Azhar Lubis (kanan) sebelum memberikan keterangan kepada wartawan tentang target pertumbuhan investasi 2016 di Jakarta, Jumat (8/1). BKPM menargetkan pertumbuhan investasi 2016 sebesar Rp 594,8 triliun naik 14 persen dibandingkan target yang dicanangkan pada tahun 2015 sebesar Rp 519 triliun. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/ama/16. *** Local Caption ***

Jakarta, Aktual.com — Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi Jepang periode 2010-2015 senilai total 14,9 juta dolar AS masih terpusat di provinsi-provinsi di Pulau Jawa.

Dalam data tersebut, sebesar 14,2 juta dolar AS atau sekitar 94,8 persen dari seluruh investasi Jepang terdistribusi di Pulau Jawa, sementara 5,19 persen sisanya terbagi di wilayah-wilayah lainnya di seluruh Indonesia.

“Pemilihan lokasi di Pulau Jawa tersebut banyak dipengaruhi oleh pilihan sektor investasi yang dilakukan oleh investor Jepang. Dari sisi sektor, 87 persen investasi Jepang sejak tahun 2010 direalisasikan di industri manufaktur dan telah berkontribusi terhadap industrialisasi di Indonesia, menciptakan banyak lapangan kerja, dan mendukung ekspor nasional,” ujar Kepala BKPM Franky Sibarani, melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (26/1).

Menurut Franky, sektor industri transportasi mendominasi investasi Jepang sejak 2010-2015 dengan nilai mencapai 7,5 miliar dolar AS.

Disusul industri logam, mesin dan elektronik sebesar 2,4 miliar dolar AS, industri kimia dan farmasi sebesar 871 juta dolar AS, sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran senilai 699 juta dolar AS dan industri makanan senilai 534 juta dolar AS.

“Sebenarnya masih banyak peluang investasi di sektor industri manufaktur yang diminati oleh investor Jepang di dunia, juga terbuka luas di Indonesia. Misalkan industri hilir migas, industri kimia, industri karet, dan industri alat telekomunikasi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Franky menyampaikan, saat ini mulai terlihat tren diversifikasi investasi negeri sakura dengan adanya peningkatan sektor perumahan dan kawasan industri yang mengalami peningkatan hingga 700 persen dari realisasi investasi tahun sebelumnya.

Pada 2014, realisasi sektor tersebut tercatat hanya 71 juta dolar AS yang kemudian meroket menjadi 519 juta dolar AS pada 2015 lalu.

Ke depan, tambah Franky, pihaknya memperkirakan posisi Jepang sebagai salah satu investor terbesar di tanah air semakin kuat.

“Dengan nilai 14,9 miliar dolar AS realisasi investasi untuk periode tahun 2010-2015, Jepang berkontribusi sebesar 10,2 persen terhadap total nilai investasi asing di Indonesia,” pungkas dia.

Berdasarkan data BKPM, investasi dari Jepang terus menunjukkan peningkatan selama enam tahun terakhir.

Sejak tahun 2010, nilai investasi Jepang ke Indonesia mencapai 713 juta dolar AS, kemudian meningkat drastis pada 2011 dengan nilai investasi mencapai 1,5 miliar dolar AS dan terus meningkat menjadi 2,3 miliar dolar AS pada 2012.

Puncaknya, pada 2013, Jepang menjadi peringkat teratas investasi dengan realisasi 4,7 miliar dolar AS, sempat turun pada 2014 dan berada di level 2,7 miliar dolar AS namun pada 2015 meningkat tipis di level 2,8 miliar dolar AS.

Dari sisi realisasi investasi berdasarkan negara asal untuk periode tahun 2010-2015, posisi Jepang berada di peringkat dua di bawah Singapura dengan nilai mencapai 31 miliar dolar AS. Sementara itu, di bawah Singapura dan Jepang, terdapat Amerika Serikat dengan nilai investasi 8,2 miliar dolar AS, Korea Selatan dengan nilai investasi 8 miliar dolar AS dan Malaysia di peringkat kelima dengan nilai investasi 7,1 miliar dolar AS.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka