A firefighter tries to extinguish a forest fire in the town of Quillota city, about 75 miles (121 km) northwest of Santiago, January 15, 2011. More than 200 hectares (495 acres) of land have been burned due to multiple fires near Vina del Mar city, with no report of deaths or injuries, local authorities said. REUTERS/Eliseo Fernandez (CHILE - Tags: DISASTER)

Tapteng, Aktual.com – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Marhite Rumapea mengaku pihaknya mengandalkan penanganan secara manual dalam menangani kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di daerah itu.

“Karena keseringan kebakaran di perbukitan, ya kita pakai manual lah, ada yang pukul-pukul, panjat-panjat, tebang-tebang. Kita kan belum punya helikopter,” ujar Marhite saat dikonfirmasi Aktual.com terkait penanganan rawannya kebakaran di daerah Tapteng, Jumat (19/2).

Marhite mengakui, di musim kemarau saat ini, potensi kebakaran memang mengancam di daerah itu. Untuk itu dirinya mengharapkan, partisipasi masyarakat untuk menghindari aktifitas yang dapat memicu terjadinya kebakaran.

“Misalnya, ya jangan buang puntung rokok sembarangan, tidak membakar sembarangan,” katanya.

Menurutnya, mengantisipasi ancaman kebakaran lahan dan hutan, sesuai instrukti Bupati Tapanuli Tengah, Sukran Jamilan Tanjung, dirinya telah menerjunkan personil untuk melakukan sosialisasi dan penyadaran kepada masyarakat.

“Sesuai instruksi pak Bupati, kita menurunkan personil ke masyarakat, juga sosialisasi melalui media, tapi kan kesadaran masyarakat juga kita minta untuk dapat menjaga,” ujarnya.

Diketahui, kebakaran hutan dan lahan terjadi di beberapa titik di daerah Tapteng, Kamis (18/2) kemarin. Diantaranya, di perbukitan Sipange, Kecamatan Tukka, di perbukitan Kecamatan Sarudik. Kebakaran itu dipicu kemarau dan suhu udara panas yang terjadi sepekan terakhir. Kebakaran hutan dan lahan itu dikhawatirkan menimbulkan bencana asap.

Artikel ini ditulis oleh: